Membuat sebuah film live action yang diadaptasi dari manga atau anime memang sangat sulit. Sudah banyak film live action adaptasi anime yang gagal total. Pasalnya, sebuah film adaptasi harus dibuat semirip mungkin dengan sumber aslinya, sehingga penggemar lama akan menyukainya. Jika berbeda, justru perbedaan itu akan menimbulkan kontroversi, yang membuat filmnya gagal. Ternyata ada beberapa film live action adaptasi anime yang berbeda dari sumber aslinya. Apa saja? Simak berikut ini Geeks!

Dragon Ball Evolution

Film ini dianggap sebagai salah satu film live action adaptasi anime dan manga paling buruk sepanjang masa. Saking buruknya, membuat Akira Toriyama (kreator Dragon Ball) kembali turun dari masa pensiunnya untuk mulai menulis cerita Dragon Ball lagi. Ada banyak faktor yang membuat film ini buruk, mulai dari CGI yang ditampilkan, pemilihan aktor, akting buruk, dialog yang klise, dan banyak perubahan cerita yang dihadirkan sehingga tidak mirip dengan manga atau animenya. Bahkan latar belakang karakternya pun berbeda, sehingga membuat film ini terasa asing bagi penggemar yang akrab dengan cerita aslinya.

Death Note

Mungkin Death Note menjadi adaptasi live action dari Netflix pertama yang menuai kritik. Sebenarnya ada banyak proyek adaptasi Death Note yang pernah dibuat, termasuk live action Death Note di tahun 2006. Tetapi proyek tersebut dapat diterima dengan sangat baik, berbeda dengan versi live action Netflix yang berbeda dari sumber aslinya. Ada banyak perbedaan film ini dengan versi manganya, seperti latar tempat di filmnya yang mengambil latar Seattle dan mengubah karakternya menjadi orang Amerika. Selain itu, karakter Misa juga tidak dimunculkan, dan justru karakternya digantikan dengan karakter baru. Filmnya semakin buruk karena akting dari para pemerannya.

Ghost in Shell

Sesuai dengan judul, live action Ghost in Shell diadaptasi dari manga dan anime berjudul sama. Tetapi sama seperti beberapa judul di atas, Ghost in Shell berakhir dengan kegagalan. Pasalnya filmnya sangat melenceng dari manga. Salah satu kritik terbesar terhadap film ini adalah karena casting Scarlett Johansson sebagai Motoko Kusanagi. Padahal karakter utama dalam manganya itu berdarah asli Jepang. Hal ini mengundang kritik karena penggemar merasa bahwa aktris Jepang lah yang harus memerankan Motoko Kusanagi, bukan barat. Selain itu, ada perubahan dari segi cerita, sehingga membuat filmnya tidak terlalu mirip dengan sumber. Dan lagi, ada beberapa adegan penting dari manga dan anime aslinya yang dihilangkan.

Kite

Kite adalah film adaptasi anime kontroversial berjudul sama yang menceritakan tentang Sawa, seorang gadis muda yang menjadi pembunuh setelah kedua orang tuanya dihabisi. Sebenarnya banyak yang menyayangkan karena live action Kite dibuat, padahal animenya pun sangat kontroversial. Filmnya pun berujung kegagalan karena banyak perubahan dalam cerita yang membuatnya terasa berbeda. Bahkan beberapa adegan penting pun dihilangkan dan beberapa karakter diubah. Bahkan versi live actionnya mengambil latar berbeda yaitu dunia dystopian. Karena perbedaan besar itulah yang membuat film Kite semakin gagal.

Fist of the North Star

Revisiting Fist of the North Star (1995) - The Action Elite

Film ini dibintangi oleh seorang ahli bela diri asal Inggris yaitu Gary Daniels yang berperan sebagai karakter utama. Fist of the North Star diadaptasi dari manga dan anime berjudul sama yang menceritakan tentang Kenshiro saat dia melakukan perjalanan melintasi dunia post-apocalyptic untuk membalaskan dendam kepada musuh bebuyutannya, Lord Shin, dan melawan antek-anteknya. Film ini banyak dikritik karena akting yang buruk, efek buruk, hingga cerita yang tidak sama dengan sumber aslinya. Gary Daniels pun kurang mampu menghidupkan karakter utama, seperti yang terjadi pada manga dan anime aslinya.

Black Butler

Ada banyak perubahan besar yang terjadi dalam film live action Black Butler, sehingga ceritanya tidak terlalu mirip dengan animenya. Contohnya adalah Ciel Phantomhive yang diubah namanya menjadi Ciel Genpo. Karakternya sendiri digambarkan sebagai gadis muda dan bukan seorang anak laki-laki. Dan Sebastian pun yang seharusnya menjadi sosok karismatik, justru diubah dalam film ini menjadi sosok yang bodoh. Dalam film ini juga Sebastian mengabaikan kesepakatan Faustian yang dibuat Ciel dengannya. Alih-alih melahap jiwa Ciel, dia justru jatuh cinta padanya. Selain itu, ada banyak perubahan dalam filmnya yang membuatnya sangat melenceng.

Itulah dia Geeks beberapa film adaptasi manga yang melenceng jauh dari sumbernya. Mungkin perubahan itu dimaksudkan agar filmnya menarik. Tetapi karena perubahan itulah, banyak penggemar yang menyayangkan keputusan itu.

Restu
https://www.greenscene.co.id/author/restuprawira/