Hanya dibutuhkan satu film untuk diselesaikan agar seseorang bisa disebut sebagai sutradara. Dan hanya dengan satu film saja karier seorang sutradara bisa harus hancur. Di Hollywood, ternyata ada beberapa sutradara yang pernah sangat sukses, namun tiba-tiba kariernya berubah drastis setelah kegagalan dalam satu film saja. Tidak ada yang menyangka sebelumnya jika satu kegagalan saja bisa berdampak besar. Lantas siapa saja sutradara yang mendapat nasib buruk tersebut? Simak berikut ini Geeks!

Ron Underwood

Ron Underwood adalah sutradara yang beken di tahun 90-an setelah dia sukses menggarap film Tremors dan City Slickers. Karena kedua film itu sangat sukses, Ron mendapat lebih banyak panggilan untuk menyutradarai film besar. Di tahun 2002, Ron mendapat kesempatan menyutradarai film The Adventures of Pluto Nash milik Warner Bros. Proyek senilai $100 juta ini membintangi Eddie Murphy di dalamnya. Meski membawa nama besar Ron dan Eddie Murphy, sayangnya film ini hanya menghasilkan pendapatan $7 juta saja, sangat jauh dari yang diharapkan. Filmnya pun mendapat review negatif, dan menghancurkan karier Ron. Semenjak itu, Ron tidak pernah lagi menyutradarai film besar.

Roberto Benigni

Life is Beautiful mungkin menjadi film terbaik yang pernah disutradarai Roberto Benigni. Film tersebut berhasil mendapat tepuk tangan dari para tamu yang hadir di Academy Award, dan berhasil mendapat 3 Oscar. Tetapi nasib terbeda justru terjadi dengan film berikutnya yang Benigni sutradarai yaitu Pinocchio (2002). Film Pinocchio dianggap sangat buruk, apalagi dengan pemeran sang karakter utama yang dihadirkan. Saking buruknya film ini, hanya segelintir orang yang rela menyaksikannya. Setelah film ini, Benigni masih membintangi beberapa film, tetapi dia tidak pernah lagi menyutradarai film.

Stephen Norrington

Stephen Norrington adalah sutradara beken di tahun 90-an yang namanya semakin meroket setelah dia menyutradarai film Blade. Norrington berhasil mengungukah dirinya sebagai sutradara yang mampu membuat film tersebut menjadi keren dan mencengangkan. Tapi kemudian kariernya berubah drastis setelah dia membuat film adaptasi novel garapan Alan Moore berjudul The League of Extraordinary Gentlemen. Film itu dianggap sangat buruk oleh kritikus, meski sangat sukses karena menghasilkan pundi-pundi uang yang masif. Faktanya, The League of Extraordinary Gentlemen justru merusak karier Sean Connery yang membintangi filmnya, dan Norrington yang menyutradarai filmnya, karena dia tidak pernah mendapat tawaran lagi untuk menyutradarai film.

John Carpenter

John Carpenter Discusses Trump, Coronavirus and How The Thing and They Live Predicted 2020

John Carpenter terkenal dengan film Dark Star, sebuah film yang dibuat dengan anggaran terbatas. Dia juga mengarahkan beberapa film lain yang juga sukses besar seperti Assault on Precint 13, The Fog, dan Escape from New York. Tetapi tentu saja filmnya yang paling fenomenal adalah The Thing dan Christine. Karier John Carpenter memang semakin bersinar dari tahun ke tahun, sampai akhirnya dia menyutradarai film Ghost of Mars. Film yang rilis tahun 2001 itu dianggap buruk dari berbagai aspek. Setelah itulah karier Carpenter hancur dan dia memilih pensiun sementara. Tetapi dia baru-baru ini menyutradarai sebuah episode dalam series Master of Horrors.

Martin Brest

Sutradara berikutnya yang karier miliknya hancur karena film adalah Martin Brest. Mungkin nama Martin Brest terdengar asing di telinga kalian, tetapi Brest memulai awal kariernya dengan sangat baik ketika dia menjadi sutradara film Beverly Hills Cops. Dia kemudian melanjutkan kariernya yang gemilang dengan menyutradarai Midnight Run dan Scent of a Woman. Untuk film Scent of a Woman, film itu tidak hanya mendatangkan banyak uang bagi Brest, karena filmnya juga mampu memboyong Oscar. Setelah kesuksesan itu, Brest sayangnya harus melakukan blunder karena dia menyutradarai film Gigle yang dibintangi Ben Affleck dan Jennifer Lopez. Film ini memboyong banyak penghargaaan di Razzie Awards (penghargaan film terburuk). Sejak itu, Brest belum pernah menadapat tawaran kerjaan baru.

Michael Cimino

Michael Cimino pernah membuat beberapa film yang sangat bagus, tetapi filmnya berjudul The Deer Hunter menjadi yang paling menarik perhatian. Film ini diterima dengan sangat baik oleh para kritikus dan sukses besar di box office. Dan tidak lupa, filmnya berhasil memenangkan lima Oscar, dan Cimino juga mendapat penghargaan sutradara terbaik dalam film itu. Sayangnya, film berikutnya yang Cimino sutradarai berjudul Heaven’s Gate menghancurkan semua yang telah dibangun Cimino karena gagal total. Pembuatan film ini juga mengalami banyak masalah. Apalagi anggaran pembuatan filmnya yang membengkak menjadi $44 juta. Karena kegagalan inilah Cimino terpuruk dan tidak bisa bangkit kembali.

Rob Reiner

Rob Reiner memang menguasai bisnis film selama lebih dari satu dekade. Dia membuat beberapa film bagus seperti The Spinal Trap. Selain itu dia juga membuat film When Harry Met Sally dan A Few Good Men yang mendapat pengakuan dunia. Karena itulah dia mendapat pengakuan sebagai salah satu sutradara terhebat. Tapi reputasinya runtuh setelah dia membuat film North yang menampilkan Bruce Willis di dalamnya. Satu-satunya yang dipuji dari film itu adalah para pemeran tampan yang dihadirkan. Selebihnya? Tidak ada. Film ini mendapat banyak kritik dan mendapat banyak Razzie Awards (penghargaan film terburuk). Setelah film ini, kinerja Reiner memang semakin menurun, dan tidak ada film besar yang dia sutradarai.

Itulah dia Geeks karier sutradara yang harus hancur akibat kegagalan film yang mereka buat. Semenjak itu, mayoritas dari mereka tidak mendapat tawaran kembali untuk menyutradarai film besar, sementara sebagian lainnya justru hanya mendapat tawaran menyutradarai film dengan skala yang kecil.

Restu
https://www.greenscene.co.id/author/restuprawira/