Membuat film adaptasi video game memang selalu dianggap sangat potensial bagi studio. Tetapi sejak awal, banyak film adaptasi video game yang berujung dengan hasil yang kurang memuaskan karena berbagai macam hal. Contohnya adalah Resident Evil, Tomb Raider, dan masih banyak lagi. Tetapi film-film tersebut masih dianggap lebih baik, ketimbang berbagai film dalam daftar ini. Yap, film adaptasi game dalam daftar ini mungkin dianggap sebagai yang terburuk dan gagal total oleh sebagian fans. Apa saja? Simak berikut ini Geeks!

Tekken

Tekken menjadi game fighting yang sangat fenomenal. Game besutan Bandai Namco ini memang menawarkan pertarungan yang fluid pada masanya. Apalagi berkat berbagai karakter ikonik yang dihadirkan seperti Jin Kazama, Kazuya Mishima, dan Heihachi Mishima, sehingga wajar saja jika game ini sangat sukses, dan dibuatkan beberapa game lanjutannya. Pada tahun 2009, Crystal Sky Pictures mengadaptasi cerita Tekken ke dalam film. Kita bisa melihat berbagai karakter ikonik dari gamenya yang dimunculkan. Sayangnya film ini berujung dengan kegagalan. Bahkan kegagalan itu diakui oleh Katsuhiro Harada, sang sutradara. Saat pembuatan film ini, pihak studio tidak mengizinkan developer Tekken untuk mengawasi pembuatannya, dan akhirnya timbulah bencana ini.

Far Cry

Geeks mungkin tidak pernah tahu bahwa film adaptasi Far Cry sebenarnya pernah dibuat pada tahun 2008. Yap, film ini digarap oleh Uwe Boll yang pernah menyutradarai film House of the Dead. Namun, hampir tidak ada promosi yang dilakukan, sebelum film ini rilis. Padahal pihak studio telah menggelontorkan dana sebesar $30 juta dalam pembuatan filmnya. Parahnya, film ini hanya meraup pendapatan $744 ribu saja. Film Far Cry memang dianggap sebagai film adaptasi game terburuk. Pasalnya, cerita dalam filmnya justru melenceng jauh dari gamenya. Selain itu, para pemeran dan latar yang digunakan dalam filmnya pun dianggap buruk. Pada akhirnya film Far Cry berakhir dengan kegagalan dan tidak terendus eksistensinya.

Super Mario Bros

Game terbaik melahirkan film terburuk. Mungkin itulah kalimat yang cocok untuk menggambarkan film. Film Super Mario Bros dirilis pada tahun 1993, dan dianggap sebagai pionir film adaptasi game. Sebagai pionir film adaptasi game, semua harapan pun tertuju pada film ini, mengingat filmnya membawa nama besar game ikonik Super Mario Bros. Namun semua harapan itu pupus setelah menyaksikan filmnya. Semuanya terasa salah, baik dari segi cerita, maupun para karakter yang muncul. Bayangkan saja Geeks, karakter King Koopa memiliki wujud manusia, Yoshi yang tampil menyeramkan, dan setting kota yang tak sesuai dengan gamenya. Parahnya lagi, pemeran Mario dan Luigi sangat tidak cocok memerankan karakternya.

Doom

Siapa yang tidak mengenal Doom? Ini adalah salah satu game FPS terbaik sepanjang masa yang selalu membawa ketegangan saat memainkannya. Bagaimana tidak? Pemain harus berhadapan dengan deretan monster-monster mengerikan yang berasal dari neraka. Kita pun disuguhkan berbagai senjata epik, yang digunakan untuk menghentikan para monster tersebut. Nah game ini sempat diadaptasi dalam sebuah film berjudul sama yang rilis tahun 2005. Filmnya pun dibintangi beberapa aktor beken Hollywood seperti The Rock dan Karl Urban. Ketika menyaksikannya, penonton yang mengetahui gamenya dibuat tercengang, karena film ini melenceng jauh dari gamenya. Film Doom juga mendapatkan pendapatan yang sangat rendah dan Dwayne Johnson sendiri sudah mengakui bahwa film itu gagal.

Dead or Alive

Untuk para pria, sepertinya kalian mengetahui judul satu ini. Yap, Dead or Alive adalah game fighting garapan Koei Tecmo yang sering menampilkan berbagai wanita dengan penampilan yang serba minim dan menggoda. Itulah yang menjadi nilai jual game ini sejak awal perilisannya. Nah menariknya, pada tahun 2006, Dead or Alive pernah diadaptasi ke dalam film. Filmnya menampilkan banyak aktris cantik seperti Jaime Pressly, Devon Aoki, Holly Valance, dan masih banyak lagi. Namun film ini dianggap gagal total karena visualisasi karakter yang dianggap mengecewakan, karakter yang berbeda dari gamenya, hingga cerita yang dianggap buruk.

Hitman

Agent 47 adalah karakter utama dalam game berjudul Hitman. Karakternya sangat ikonik, di mana dia selalu tampil rapih dengan jasnya, dan berpenampilan pelontos, lengkap dengan tatapan mata tajam. Agent 47 siap membunuh siapa saja yang ditugaskan kepadanya. Melihat deskripsi karakternya memang sangat menakutkan, tetapi film adaptasi Hitman gagal memenuhi harapan penggemar untuk menghadirkan pemeran Agent 47 yang layak. Pemeran Agent 47 di filmnya, Timothy Olyphant, dianggap tidak sesuai untuk memerankan Agent 47. Alih-alih membunuh secara diam-diam, Agent 47 di filmnya justru lebih sering terlibat kontak senjata terbuka dengan musuh. Film Hitman justru dianggap sebagai film The Transporter.

Mortal Kombat: Annihilation

Film ini adalah sekuel dari Mortal Kombat yang rilis tahun 1995. Mortal Kombat: Annihilation menceritakan tentang Kitana, Liu Kang, Sonya Blade, Rayden dan kawan-kawan saat menghadapi kembali Shao-Kahn yang berusaha menguasai dunia setelah menemukan portal yang menghubungkan Bumi dengan Outerworld. Filmnya disutradarai oleh John R. Leon, dan gagal melanjutkan kesuksesan film pertama. Ada banyak ketidak beresan dalam film ini, mulai dari cerita, akting, dan yang paling parah ada kualitas CGI-nya yang mengerikan. Puncaknya, kita disuguhkan pertarungan terakhir di Mortal Kombat: Annihilation yang bagaikan pertarungan naga di sinetron yang biasa kita lihat.

Itulah dia Geeks film adaptasi video game yang dianggap paling gagal dalam segala aspek. Sebenarnya, mayoritas dari film adaptasi game berakhir dengan review negatif, tetapi film di daftar ini menjadi yang paling tidak “termaafkan”.

Restu
https://www.greenscene.co.id/author/restuprawira/