Pada dasarnya Manga adalah sebutan untuk komik atau gambar multi panel yang berasal dari negara Jepang. Saat ini manga adalah salah satu produk Jepang yang sangat populer di seluruh dunia. Sudah tidak terhitung ada berapa banyak cetakan manga dari berbagai judul yang tersebar sampai ke ujung dunia, termasuk Indonesia. Mulai dari tahun 90-an, seperti Dragon Ball, Berserk, One Piece, Hunter X Hunter, dan sebagainya. Sampai yang terbaru seperti Attack On Titan, Chainsaw Man, Demon Slayer, dan sebagainya. Namun, tahukah kalian bahwa manga sebenarnya sudah eksis sejak abad ke-12. Kali ini kita akan membahas sepuluh manga tertua dalam sejarah manusia!

Golgo 13 (1986)

Rilis perdana pada tahun 1968, Golgo 13 adalah komik thriller ciptaan Takao Saito yang bercerita tentang seorang pembunuh bayaran bernama Togo. Dalam setiap aksinya karakter yang identitasnya sangat misterius ini sering menggunakan senjata laras panjang M16. Sebelum meninggal pada tahun 2021, Saito sempat berharap bahwa manganya bisa terus berlanjut. Sampai saat ini departemen editorial Saito Production masih melanjutkan kisah Togo. Hal inilah yang akhirnya membuat Guinness World Records mencantumkan Golgo 13 sebagai manga dengan jumlah volume terbanyak, yaitu 205 volume.

Chiisana Koi no Monogatari (1962)

Chiisana Koi no Monogatari adalah manga bergenre komedi romantis ciptaan Mitsuhashi Chikako yang rilis perdana pada tahun 1962. Kisahnya sendiri berfokus pada seorang anak sekolah bernama Chiiko yang menyukai Sally, pria yang lebih tua darinya. Sayangnya, Sally sudah mempunyai pacar seusianya bernama Tonko. Akhirnya terjadilah cinta segitiga antara Chiiko, Sally, dan Tonko. Berdasarkan kisahnya tersebut, mungkin karya Chikako ini merupakan cikal bakal ‘loli’ di industri manga.

Astro Boy (1952)

Siapa yang tidak tahu Astro BoyJudul yang satu ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi para penggemar manga. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa edisi pertama Astro Boy dari Osamu Tezuka rilis perdana pada tahun 1952. Plot manganya sendiri bercerita tentang seorang robot bernama Astro yang perlahan-lahan mulai mengembangkan perasaan seperti manusia. Dengan konsep latar yang berlangsung pada masa depan, bisa kita bayangkan pada saat itu mungkin Tezuka adalah mangaka yang paling visioner dari generasinya.

Sazae-san

Sebagai manga yonkoma, atau cerita pendek, Sazae-san lebih banyak memuat kisah-kisah konyol yang relate dengan kehidupan sehari-hari. Pada saat itu untuk dapat merilis karyanya, mangaka Machiko Hasegawa sampai harus bekerja sama dengan penerbit koran lokal Fukunishi Shinbun. Sejak saat itu Sazae-san menjadi salah satu andalan dari penerbit Fukunishi Shinbun. Saat Hasegawa memutuskan untuk pensiun dan pindah ke Tokyo, manga Sazae-san pun akhirnya selesai dengan volume ke-68, cukup banyak untuk sebuah  yonkoma pada masanya.

Eshinbun Nipponchi (1874)

Eshinbun Nipponchi, yang artinya berita bergambar, adalah sebuah majalah Jepang karya Kanagaki Rubun dan Kawanabe Kyosai yang pertama kali rilis pada tahun 1874. Manga ini bahkan masih menuliskan bahasa Jepang kuno dalam setiap berita bergambarnya. Hal tersebut cukup masuk akal, karena Kyosai adalah anak dari samurai yang telah melalui periode Edo dan Meiji di Jepang. Sehingga dia masih membawa beberapa tradisi kuno Jepang dalam karya-karyanya.

Manga Hokusai (1814-1878)

Sesuai dengan namanya, Hokusai Manga adalah manga ciptaan seorang ilustrator legendaris bernama Hokusai. Semuanya bermula dari gambar-gambar sketsa ciptaan Hokusai yang mengilustrasikan situasi di sekitarnya pada saat itu. Mulai dari sketsa wajah manusia, hewan, tumbuhan, pemandangan, kehidupan sehari-hari, sampai hantu. Semua karyanya tersebut dia gambar sejak tahun 1814 sampai 1878. Di mana akhirnya Hokusai mengumpulkan semua karyanya dan dan kemudian menjilidnya menjadi sebuah buku yang kini lebih dikenal sebagai Hokusai Manga.

Manga Hyakujo (1814)

Rilis pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1814, Manga Hyakujo berhasil kembali membangkitkan gairah masyarakat Jepang terhadap lukisan kuno. Karena penciptanya Aikawa Minwa memang memakai gaya ilustrasi yang kurang lebih sama seperti lukisan-lukisan pada abad ke-12. Sesuai dengan judulnya yang mempunyai arti ‘Seribu Wanita’, Manga Hyakujo lebih banyak berisi tentang kehidupan wanita Jepang pada saat itu. Mulai dari kehidupan wanita bangsawan, sampai ibu rumah tangga.

Shiji no Yukikai (1798)

Menurut sejarah, mangaka Shandou Kyouden pertama kali merilis karyanya yang berjudul Shiji no Yukikai pada tahun 1798. Kumpulan karya-karyanya ini merupakan hasil dari waktu senggangnya sebagai pemilik toko tembakau. Awalnya dia menggambar sebagai bentuk promosi dari tokonya, tetapi akhirnya banyak orang yang membeli tembakau justru karena karyanya. Arti dari Shiji no Yukikai sendiri adalah Empat Musim, itulah mengapa gambar-gambarnya lebih banyak memperlihatkan kehidupan sehari-hari di Jepang pada saat itu. Hampir semua kegiatan dalam empat musim pada abad ke-18, ada di manga Shiji no Yukikai

Toba Ehon (1603-1867)

Toba Ehon adalah kumpulan gambar yang proses penciptaannya terbentang dari tahun 1603 sampai 1867. Ada banyak mangaka yang terlibat dalam pengerjaannya, tetapi sekarang orang-orang hanya menyebut mereka dengan satu nama, yaitu Ehon. Karya-karya Ehon ini konon adalah cikal bakal manga mondern yang mempunyai gaya gambar lebih imajinatif. Gaya gambar Toba Ehon sendiri dibuat berdasrkan gaya lukisan Toba Sojo, yang lebih banyak memperlihatkan manusia jenaka atau binatang yang bertingkah seperti manusia.

Choju Jinbutsu Giga

Terakhir, manga paling pertama yang tercatat dalam sejarah Jepang adalah Choju Jinbutsu Giga. Tidak ada yang tahu secara pasti kapan Choju Jinbutsu Giga pertama kali diciptakan. Namun, sejarah mencatatnya sebagai manga yang sudah ada sejak abad ke-12 atau 13. Arti dari Choju Jinbutsu Giga sendiri adalah ‘gulungan kuno tentang manusia dan hewan bermain’. Sebagian ahli sejarah percaya bahwa manga yang lebih banyak memperlihatkan gambar binatang ini adalah ciptaan pelukis Toba Sojo. Namun, tidak sedikit juga yang menampik teori tersebut, karena bisa saja Choju Jinbutsu Giga digambar oleh orang lain.

Itulah sepuluh manga tertua sepanjang sejarah yang terbentang dari abad ke-12 sampai sekarang. Dari seluruhnya, cukup terasa seperti apa perkembangannya di Jepang. Mulai dari karya-karya lukisan atau sketsa yang kemudian dijadikan buku. Kemudian muncul beberapa manga dengan cerita pendek yang sedikit lebih modern di majalah atau koran. Sampai akhirnya tercipta manga bersambung dengan tulisan yang lebih banyak di dalamnya. Sejak era Astro Boy, bahkan sampai diadaptasi menjadi anime, dongeng panggung, film, dan sebagainya.

Egie
Egie adalah content writer yang memiliki passion tinggi untuk topik pop culture seputar komik, film dan series. Bergabung sejak tahun 2021, kini Egie menjadi salah satu sosok paling di andalkan untuk covering berbagai hal seputar pop culture.