Tayang secara eksklusif di saluran streaming Paramount+, Halo adalah serial bergenre sci-fi yang diadaptasi dari video game berjudul sama yang pertama kali dikembangkan oleh Bungie, Inc. dan sekarang dilanjutkan oleh perusahaan game 343 Industries. Diciptakan oleh Kyle Killen dan Steven Kane, serial yang sudah sangat diantisipasi ini diproduksi oleh beberapa perusahaan hiburan besar, termasuk Amblin Television, Showtime Networks, dan juga pengembang gamenya 343 Industries.

Sebagai serial yang diadaptasi dari materi yang sudah ada, tentunya Halo sendiri telah melibatkan banyak aktor berbakat untuk memerankan para karakter ikoniknya. Adapun para aktor yang sudah dikonfirmasi di antaranya adalah Pablo Schreiber sebagai karakter utama Master Chief Petty Officer John-117, Jen Taylor sebagai pengisi suara dari sosok artificial inteligence bernama Cortana, bersama Natascha McElhone, Yerin Ha, Charlie Murphy, Shabana Azmi, Bokeem Woodbine, Kate Kennedy, Natasha Culzac, Bentley Kalu, dan masih banyak lagi.

Dengan total sembilan episode, serial yang telah menyelesaikan produksinya sejak tahun 2021 ini, kabarnya telah menghabiskan anggaran biaya yang fantastis, yaitu sekitar 200 juta dolar atau sekitar 2,8 triliun rupiah. Dan sekarang, menjelang perilisan serialnya, mari kita bahas seperti apa sebenarnya serial Halo yang diadaptasi dari video game populer ini, dan mengapa serial ini akan sangat sayang untuk dilewatkan? Tanpa basa-basi lagi, simak pembahasannya di bawah ini, Geeks.

Diadaptasi dari Video Game Populer

Secara lebih spesifik, genre dari serial Halo ini adalah sci-fi militer, di mana tentunya kita akan diperlihatkan pada berbagai pertempuran antar pasukan luar angkasa. Sama seperti di video gamenya, premis utama serialnya sendiri adalah tentang peperangan yang terjadi di luar angkasa pada abad ke-26, di mana United Nations Space Command (UNSC) diceritakan harus bertempur melawan perserikatan bangsa alien maju yang disebut Covenant.

Sebagai karakter utama, Master Chief Petty Officer John-117 atau yang sering dipanggil Spartan-117, adalah sosok tentara super yang dikembangkan melalui Spartan-II Project oleh seorang ilmuwan UNSC bernama Dr. Catherine Elizabeth Halsey. Catherine sendiri nantinya akan menjadi sosok percontohan dari A.I. Cortana yang akan setia menemani Master Chief (sebutan untuk Spartan-117 dari para penggemar gamenya), dalam menjalankan setiap misinya sebagai pasukan garis depan dari koloni UNSC.

Meskipun di serialnya belum terungkap mengapa koloni UNSC dan Covenant saling berperang, tetapi di trilogi video game aslinya dijelaskan bahwa pertempuran di antara mereka terjadi karena Covenant lebih dahulu menginvasi koloni manusia dengan tujuan ingin mengambil alih struktur berbentuk cincin raksasa yang diciptakan oleh ras kosmik Forerunner. Sementara cincin raksasa tersebut sebenarnya adalah senjata super yang dihuni oleh manusia, untuk membasmi alien parasit yang disebut Flood. Covenant yang dipimpin oleh Prophets justru menganggapnya sebagai artefak keagamaan karena mereka menyembah ras Forerunner yang menciptakannya.

Itulah mengapa pertempuran di antara kedua pihak, di mana UNSC ingin melindungi cincin raksasa yang menjadi rumah mereka dan Covenant ingin mengambil alihnya sebagai sesembahan, pada akhirnya tidak terelakan lagi. Sebagai ras yang lebih maju, Covenant digambarkan lebih unggul dari segi peralatan dan pasukan. Dan di sisi lain, koloni manusia akhirnya mendapatkan sebuah harapan baru setelah Spartan Project berjalan dengan para pasukan supernya yang dipimpin oleh Master Chief.

Perbedaan Serial dan Gamenya

Meskipun diadaptasi dari waralaba video game Halo dan mengambil materi dari berbagai mitologi gamenya, tetapi eksekutif produser Kiki Wolfkill mengungkapkan bahwa serialnya akan berdiri di timeline-nya sendiri yang disebut “Silver Timeline”, di mana hal itu akan membuat serial dan gamenya berjalan masing-masing dengan caranya sendiri. Dari segi karakter, teknologi, dan lokasi, serialnya sendiri masih mengambil materi dari video gamenya, sehingga para penggemar gamenya akan tetap merasa familier dengan petualangan Master Chief di serialnya nanti.

Dengan premis utama yang tetap dipertahankan, di mana ceritanya nanti akan tetap berfokus pada perjuangan koloni manusia melawan invasi alien Covenant, maksud Silver Timeline dari serial Halo ini agar tayangannya tetap bisa berjalan tanpa perlu khawatir akan merusak cerita yang sudah ada di gamenya. Strategi ini kemungkinan dipakai karena biasanya adaptasi tayangan dari video game akan selalu berakhir buruk, khususnya karena sering tidak sesuai dengan cerita asli gamenya yang sudah memukau lebih dahulu.

Di sisi lain, mungkin tim kreatif di balik serial “mahal” ini berharap dengan cerita yang berlangsung terpisah di Silver Timeline, mereka bisa berkreasi sedemikian rupa untuk menghadirkan tayangan yang berkualitas dengan caranya sendiri. Itulah pembahasan mengenai serial Halo yang materinya diambil langsung dari salah satu video game paling populer sepanjang masa. Aksi dari Master Chief dan pasukan Spartan lainnya akan segera bisa disaksikan pada 24 Maret besok, hanya di saluran streaming Paramount+.

Egie
Egie adalah content writer yang memiliki passion tinggi untuk topik pop culture seputar komik, film dan series. Bergabung sejak tahun 2021, kini Egie menjadi salah satu sosok paling di andalkan untuk covering berbagai hal seputar pop culture.