The Witcher adalah waralaba multi-media yang pertama kali diciptakan pada tahun 1994 oleh Andrzej Sapkowski melalui novelnya yang berjudul Blood of Elves. Sejak saat itu, selain novel, waralabanya makin berkembang setelah diadaptasi menjadi video game populer, dan baru-baru ini menjadi serial eksklusif yang tayang di saluran streaming Netflix. Kisah utamanya berfokus pada seorang witcher bernama Geralt of Rivia dan Putri Kerajaan Cintra bernama Cirilla, di mana mereka berdua dipertemukan oleh takdir.

Berlatar lokasi di dunia fantasi yang disebut Continent, The Witcher banyak menghadirkan makhluk mitologi, legenda, dan bahkan gaib, dari mulai basilisk, vampir, sampai djinn. Selain makhluk mengerikan, populasi Continent juga dipenuhi berbagai ras dan kelompok humanoid, seperti elf, dwarf, penyihir, dan witcher yang paling unik dari semuanya. Witcher sendiri adalah pemburu monster di Continent yang hanya tunduk pada koin alias uang, tidak peduli siapa pun yang memberikannya. Siapa sebenarnya witcher ini? Mengapa mereka unik dan bagaimana mereka tercipta? Mari kita bahas lebih dalam, Geeks!

Sentral kisah The Witcher

Witcher adalah kelompok pemburu monster yang pertama kali diciptakan dan diceritakan oleh novelis Andrzej Sapkowski melalui novelnya. Andrzej menjelaskan dengan cukup jelas siapa witcher ini dan bagaimana mereka bisa ada di Continent. Setelah kiamat Multiverse yang disebut Conjunction of the Spheres menyatukan berbagai dimensi yang ada di semestanya, termasuk alam manusia, alam monster, dan alam gaib, berbagai makhluk kemudian hidup berdampingan sekaligus saling menghancurkan di dunia yang disebut Continent.

Untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh monster dan makhluk asing lainnya, para penguasa manusia kemudian bermufakat meminta tolong pada para ahli sihir untuk menciptakan prajurit tangguh yang bisa langsung menghadapi sekaligus memusnahkan para monster. Setelah melalui proses yang panjang dan menelan banyak korban, akhirnya lahirlah witcher, yang awalnya dianggap sebagai suatu kegagalan karena “biaya”-nya sangat mahal untuk membuat seorang witcher, termasuk harus mengorbankan banyak nyawa tidak berdosa.

Berkembangnya Sekolah Witcher

Kegagalan tersebut muncul dari mulut para ahli sihir sendiri yang mengklaim bahwa penelitian dan percobaan mereka untuk menciptakan witcher telah gagal. Namun, di antara para ahli sihir tersebut masih ada beberapa yang mempunyai sedikit harapan dan tidak pernah menyerah, sampai akhirnya pada abad ke-10 tercipta lima orang witcher yang mulai mengambil jalannya masing-masing dengan mendirikan sekolah witchernya sendiri. Dari kelima witcher pertama yang tidak disebutkan identitasnya, kemudian berdirilah tujuh sekolah witcher.

Adapun tujuh sekolah tersebut adalah School of the Cat yang menghasilkan witcher kriminal, School of the Griffin yang menghasilkan witcher konservatif, School of the Bear yang menghasilkan witcher tangguh, School of the Viper yang menghasilkan witcher assassin, School of the Manticore yang menghasilkan witcher filsuf, School of the Crane yang menghasilkan witcher spesialis monster laut, dan terakhir School of the Wolf yang menghasilkan witcher paling fleksibel.

Ketujuh sekolah witcher ini tersebar di Continent, dan yang paling terkenal dan sering di bahas adalah School of the Wolf karena di sekolah ini Geralt of Rivia ditempa sebagai seorang witcher. Masing-masing sekolah witcher ini kemudian menciptakan dan melatih witcher baru yang pada dasarnya melalui proses yang hampir sama seperti Order of Witcher yang pertama kali didirikan oleh para ahli sihir. Proses penciptaan witcher dimulai dengan memilih anak laki-laki yang tubuh dan pikirannya masih mudah ditempa.

Para anak laki-laki ini akan diajarkan segala macam teknik bela diri, dari mulai bertarung dengan tangan kosong, sampai menggunakan berbagai macam senjata. Untuk itu mereka terlebih dahulu dilatih fisiknya, sampai akhirnya cukup kuat untuk bertarung. Setelah fisik mereka kuat, calon witcher akan diajari sihir dasar yang disebut sign, untuk membantu mereka dalam pertarungan melawan monster. Selain itu tubuh mereka juga “dipaksa” untuk bermutasi, sehingga bisa tahan terhadap racun dan mempunyai indra super.

Penciptaan Witcher yang Tidak Manusiawi

Untuk terlahir sebagai Witcher ada beberapa proses atau tahapan yang harus dilewati oleh pada calon witcher muda. Di mana proses tersebut tidak manusiawi karena pada dasarnya proses witcher adalah “memonsterkan” manusia. Tahapan yang pertama adalah Trial of the Grasses, anak laki-laki calon witcher pertama-tama akan disuntikan berbagai ramuan herbal untuk mengubah fisiologinya agar tahan terhadap racun dan mempunyai kekuatan fisik lebih dari manusia biasa. Hanya tiga dari sepuluh anak yang bisa melewati tahapan ini, sisanya akan tewas dengan mengenaskan dan menderita.

Tahapan berikutnya adalah Trial of Dreams, di mana setelah disuntik ramuan herbal mereka akan tertidur untuk waktu yang lama kemudian terlahir kembali sebagai sosok calon witcher yang mempunyai mata seperti kucing yang bisa melihat dalam kegelapan. Semua calon witcher yang sampai di tahap ini akan kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sehingga mereka tidak akan bisa mempunyai anak sampai akhir hayatnya. Itulah mengapa witcher tidak pernah terlahir melalui proses biologis, melainkan hanya bisa ditempa di sekolah witcher.

Tahapan ketiga adalah Trial of the Mountain, tidak banyak yang dijelaskan dari tahapan ketiga ini, baik di novelnya maupun di media lain. Ada spekulasi yang mengatakan bahwa di tahap ketiga ini para calon witcher akan ditempa daya tahan tubuhnya seperti bertahan hidup di udara dingin, berenang untuk waktu yang lama, dan sebagainya. Sebagian lagi mengatakan pada tahapan ini calon witcher akan didoktrin bagaimana hidup sebagai seorang witcher yang hanya tunduk pada koin dan kembali untuk memakmurkan sekolahnya.

Dan tahapan terakhir adalah Trial of Forest Eyes, di mana biasanya hanya satu anak saja yang bisa lolos dan menjadi witcher yang sesungguhnya. Seperti yang diperlihatkan di film animasi The Witcher: Nightmare of the Wolf (2021), di tahapan ini para calon witcher yang tinggal tersisa sangat sedikit akan ditutup matanya dan dilepas begitu saja di hutan tanpa senjata dan makanan. Mirisnya, hutan tersebut adalah hutan yang dipenuhi oleh monster mengerikan dan berbahaya, tugas mereka hanya satu, yaitu menemukan jalan untuk kabur dan kembali sekolah witcher tanpa pertolongan orang dewasa.

Itulah pembahasan mengenai proses penciptaan witcher yang dihimpun dari novel, video game, dan tayangannya. Setelah menjadi witcher, mereka dibebaskan untuk berkeliling Continent untuk mencari koin dan kembali ke sekolahnya masing-masing saat musim dingin tiba, untuk beristirahat dan mengisi ulang persediaan mereka. Dengan proses penciptaan yang tidak manusiawi tersebut, pada akhirnya witcher tetap seorang manusia yang bisa mati kapan saja. Namun, hampir tidak pernah ada seorang witcher yang mati karena usia, kebanyakan dari mereka lebih rela untuk mati dalam pertempuran.

Egie
Egie adalah content writer yang memiliki passion tinggi untuk topik pop culture seputar komik, film dan series. Bergabung sejak tahun 2021, kini Egie menjadi salah satu sosok paling di andalkan untuk covering berbagai hal seputar pop culture.