Serial animasi What If…? adalah tayangan yang memberikan gambaran realitas alternatif dari Marvel Cinematic Universe. Setelah episode 1-nya memperkenalkan Peggy Carter sebagai Captain Carter, episode 2 memperlihatkan T’Challa sebagai Star-Lord. Ravagers yang seharusnya menculik Peter Quill di Missouri, malah menculik T’Challa di Wakanda. Dari sini lah realitas MCU berubah menjadi sesuatu yang tidak pernah kita lihat sebelumnya.

Karena T’Challa menjadi Star-Lord, banyak sekali yang berubah dari alam semesta MCU, misalnya Kree yang gagal menginvasi planetnya Drax sehingga anak dan istrinya selamat, kemudian Korath yang menjadi penggemar berat Star-Lord, dan yang paling mengagetkan adalah penjahat terbesar MCU yang digambarkan sudah “tobat”, yaitu Thanos sang Mad Titan. Di episode 2 What If…?, saat para Ravagers sedang berkumpul di bar, penggemar dikagetkan dengan Thanos yang muncul sebagai anggota Ravagers. Saat Korath menyinggung Thanos dan misinya untuk memusnahkan setengah alam semesta, Thanos muncul tiba-tiba dan mengatakan, “Aku cukup dewasa untuk mengaku salah.”

Ternyata ketika T’Challa menjadi Star-Lord, jangkauan alam semesta yang ia lindungi sangat luas, bahkan ia juga berhasil membuat Thanos bertobat sebelum menjentikan jarinya. Thanos berkata, “T’Challa Menunjukkan banyak cara untuk merelokasi sumber daya semesta.” Hal itu membuat Thanos mengubah rencananya dan bergabung dengan Ravagers, walaupun dia juga menegaskan bahwa rencana lamanya cukup efisien. Menariknya, peran Thanos tidak berhenti di situ, saat Nebula memberi misi pada T’Challa dan Ravagers untuk mengambil Ember of Genesis, benih yang bisa menghidupkan kembali planet sekarat, Thanos bahkan ikut dalam misi tersebut.

Saat ini, kekosongan yang ditinggalkan oleh Thanos diisi oleh Taneleer Tivan alias the Collector, yang sekarang menjadi lebih berotot dan menguasai dunia intergalaksi. Untuk mengambil Ember of Genesis, T’Challa membutuhkan para Ravagers, termasuk Thanos. Dalam misi tersebut Thanos yang bersedia ikut harus berhadapan dengan para mantan anak buahnya yaitu Black Order.

Saat misi mereka hampir gagal, Thanos menyuruh yang lainnya kabur, termasuk Nebula, meninggalkan Thanos sendiri menghadapi Proxima Midnight dan Cull Obsidian. Syukurnya, saat Thanos terdesak, Nebula kembali membantu dan membuat mereka berhasil kabur setelah Ember of Genesis mengubah Cull Obsidian menjadi akar pohon raksasa, sementara T’Challa dan Yondu pun berhasil mengalahkan Tivan.

Dan akhirnya, misi Ravagers berhasil secara ajaib tanpa seorang pun korban dari pihak Ravagers. Di akhir episode, T’Challa mengajak semua Ravagers sebagai keluarga angkatnya, ke Wakanda untuk memperkenalkannya pada keluarga aslinya. Di Wakanda, Thanos bercanda bahwa rencananya bukan melakukan genosida biasa karena korbannya dipilih secara random, dan dia lagi-lagi dia tetap yakin bahwa rencana lamanya efisien.

Sementara Thanos versi live-action MCU memperkenalkannya sebagai penjahat terbesar di Infinity Saga, serial What If…? justru memperkenalkannya sebagai titan yang baik hati dan bahkan rela menjadi anak buah Star-Lord T’Challa. Mungkin ada penggemar yang tidak terlalu suka dengan penggambaran Thanos di serial What If…? ini, tetapi apa yang dihadirkan di serialnya adalah suatu kemungkinan yang bisa terjadi di multiverse MCU, apalagi setelah ending serial Loki memperlihatkan banyak cabang timeline yang tercipta. Cukup jelas bahwa penggambaran Thanos yang baik hati ini, berhasil menjadi hiburan unik dan segar untuk para penonton MCU.

Egie
Egie adalah content writer yang memiliki passion tinggi untuk topik pop culture seputar komik, film dan series. Bergabung sejak tahun 2021, kini Egie menjadi salah satu sosok paling di andalkan untuk covering berbagai hal seputar pop culture.