The Adventure of Ichabod & Mr Toad (1949)

Film ini merupakan gabungan dari dua cerita legendaris, yaitu The Wind in the Willows dan The Legend of Sleepy Hollow. Kedua cerita tersebut merupakan cerita klasik pada perayaan Halloween, dan Disney berhasil menerjemahkan cerita horor tersebut menjadi sebuah narasi animasi penuh. Ketika Ichabod Crane menghadiri pesta Halloween yang diselenggarakan van Tassel, untuk membuat Katrina terkesan, tapi dia justru dibuat ketakutan oleh legenda penunggang kuda tanpa kepala.

Menurut cerita, sang penunggang kuda tersebut kehilangan kepalanya akibat serangan meriam, dan setiap tahun dia akan kembali muncul untuk mencari pengganti kepalanya. Dan dalam perjalanan pulang, Crane akhirnya benar-benar bertemu dengan sosok legendaris tersebut. Dia berusaha untuk menyelamatkan dirinya dari kejaran penunggang kuda tanpa kepala. Ironisnya, makhluk tersebut sukses membunuh Crane dengan cara melemparkan buah labu berapi. Ini mungkin salah satu dari sedikit film Disney yang menampilkan kesuksesan villain membunuh karakter utama.

The Hunchback of Notra Dame (1996)

Proyek adaptasi dari novel populer karya Victor Hugo dengan judul yang sama ini sebenarnya merupakan sebuah proyek yang beresiko. Tapi, Disney pada akhirnya bisa sukses membuat sebuah film adaptasi dari novel tersebut. Sang sutradara memang menghilangkan berbagai material yang dianggap terlalu gelap untuk Disney, tapi ada beberapa elemen yang kemudian tetap ditampilkan dalam filmnya.

Contohnya adalah bagaimana Claude Frollo tidak segan untuk membunuh seorang perempuan Romawi tepat diluar Notre Dame, sebelum kemudian dia menenggelamkan bayinya. Hal ini menjadi sebuah plot yang “luar biasa” sambil juga sempurna dalam memperlihatkan bagaimana sifat dari Frollo. Selain itu, dia juga membuat setengah kota Paris terbakar hanya untuk mencari Esmeralda. Wajar jika kemudian lagu “Hellfire” melekat dengan film ini.

Return To Oz (1985)

Return To Oz adalah sebuah sekuel dari film klasik MGM, The Wizard of Oz. Jika film pertamanya dibuat oleh MGM, maka film sekuelnya ini merupakan buatan Disney. Sayangnya, film ini banyak mendapatkan kritikan pedas dari berbagai pihak. Mulai dari sinematografi yang buruk, sampai storytelling dan karakternya juga tidak luput dari kritikan orang-orang.

Dorothy dikirim ke sebuah rumah sakit jiwa karena dia bercerita tentang sebuah wilayah ‘fiksional’ bernama Oz. Saat dia akan melakukan terapi listrik, dia kabur dan kemudian terbangun di wilayah Oz. Tapi, wilayah Oz yang dulu dia kenal sudah tidak ada lagi. Banyak hal yang mengerikan dan menakutkan dalam film Return to Oz seperti CGI batu yang bisa berbicara, ayam yang bisa berbicara sebagai sidekick Dorothy, manusia buatan yang menyeramkan bernama Wheeler, dan sebagainya.

Pinocchio (1940)

Sama halnya seperti Bambi dan The Little Mermaid, mungkin Geeks bertanya apa yang salah dan menyeramkan dari cerita mengharukan tukan kayu yang berharap boneka buatannya hidup. Pada kenyataannya, sifat Pinocchio yang polos dan sangat naif, justru membuat nyawanya selalu terancam. Hal ini terjadi ketika Pinocchio mencoba untuk menjelajahi dunia luar.

Karena dia bukanlah manusia pada umumnya, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika bertemu dengan sosok musuh atau antagonis. Sosok kepolosannya membawanya pada situasi yang mengancam nyawanya. Saat Pinocchio setuju untuk bergabung bersama Stormboli, sang antagonis mengatakan bahwa Pinocchio akan muncul dalam pertunjukan boneka dan akan menjadi bintang.

Tapi, pada kenyataannya Pinocchio justru menjadi budak Stormboli dan mengancam akan membakarnya jika dia berusaha kabur. Momen mengerikan lainnya adalah ketika Pinocchio dan lainnya juga ditipu dengan mengatakan bahwa mereka akan dibawa ke pulau Pleasure, dimana semua keinginan akan terwujud. Nyatanya, mereka semua dirubah menjadi keledai dan menjadi budak.

The Black Cauldron (1985)

Geeks pernah mendengar abad kegelapan versi Disney? Film ini menjadi representasi yang pas dari hal tersebut. Film ini disebut-sebut sebagai “film besutan Disney yang coba untuk disembunyikan dari peradaban manusia.” Seperti yang bisa diduga, film ini menghadirkan berbagai elemen yang jauh dan belum pernah dilakukan sebelumnya oleh pihak Disney. Tidak ada keceriaan, tidak ada lagu, tidak ada kegembiraan – murni semuanya hanya tentang makhluk mengerikan dan sihir.

Karena kontennya yang dianggap terlalu berat dan tidak mencerminkan Disney, film ini tidak pernah dirilis di bioskop sampai tiga belas tahun kemudian. Ini juga menjadi film pertama Disney yang mendapatkan rating PG. Hal yang paling mengerikan dalam film ini adalah ketika sang Horned King membangkitkan pasukan mayat. Momen ini menjadi banyak pertanyaan bagi semuanya, mengapa hal tersebut bisa ada di film yang seharusnya tayang untuk anak-anak.

1
2
Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.