Menjadi salah satu ikon budaya populer, Godzilla dikenal sebagai monster atau kaiju yang muncul akibat tes nuklir pada tahun 1950an. Tapi, cerita origin Godzilla bukan hanya itu saja. Lebih dari enam dekade ada di industri film, sudah ada beberapa versi dari Godzilla. Dan masing-masing versi dari Godzilla tersebut memiliki cerita origin yang berbeda-beda juga.

Godzilla sudah muncul di 32 film live-action. Sebagian besar memang merupakan film produksi Toho, dan sebagian lainnya merupakan adaptasi Hollywood. Toho sendiri membagi franchise Godzilla ke dalam tiga era: Showa (1954 – 1975), Heisei (1984 – 1995), dan Millenium (2000 – 2005). Berikut adalah berbagai cerita origin dari semua versi Godzilla yang pernah muncul di layar lebar.

Godzilla (1954)

Dalam film ini dijelaskan bahwa Godzilla dulunya merupakan sebuah reptil prasejarah yang kemudian bermutasi akibat radiasi tes nuklir yang dilakukan oleh Amerika Serikat di wilayah Samudera Pasifik. Reptil prasejarah tersebut kemudian menyerap radiasi nuklir tersebut dalam jumlah yang besar, yang berakibat tubuhnya bermutasi menjadi raksasa.

Monster tersebut kemudian diberi nama Godzilla, dan pemerintah Jepang diceritakan berhasil mengalahkan Godzilla berkat senjata bernama Oxygen Destroyer. Dalam sekuelnya, Godzilla Raids Again, kemudian mengungkapkan bahwa sebenarnya ada dua reptil pra sejarah yang hidup pada 1954. Salah satunya tewas akibat serangan bom atom Amerika, sedangkan yang lainnya selamat.

Godzilla vs King Ghidorah (1991)

Film ini merupakan bagian ketiga dari franchise Godzilla di era Heisei, dengan mengembangkan lagi cerita origin Godzilla dengan lebih dalam. Terutama yang berkaitan dengan penyebab munculnya kaiju ini. Di film ini dijelaskan bahwa pada 1944 di sebuah pulau, sekelompok tentara Jepang bertemu dengan seekor dinosaurus yang membantunya melawan pasukan Amerika. Dinoasurus tersebut diyakini merupakan makhluk yang sama dengan reptil yang bermutasi akibat ledakan nuklir dan merubahnya menjadi Godzilla.

Sekelompok alien kemudian menggunakan mesin waktu untuk kembali ke tahun 1944, dan menghapus Godzilla dari peradaban. Mereka kemudian memindahkan Godzillasaurus tersebut ke lokasi yang lain, dengan harapan bahwa kaiju itu tidak akan terpengaruh oleh radiasi. Alien tersebut kemudian menukar Godzilla dengan tiga makhluk kecil, yang kemudian bermutasi menjadi King Ghidorah.

Pihak Jepang kemudian merasa bahwa kehadian Godzilla sangat dibutuhkan demi mengalahkan King Ghidorah. Akhirnya mereka melakukan pencarian keberadaan Godzillasaurus dan kemudian berusaha agar dinosaurus tersebut terkena radiasi sebanyak mungkin sehingga bisa berubah menjadi Godzilla. Tapi, yang tidak disadari oleh pihak Jepang adalah pada 1970 Godzilla pernah terkena radiasi akibat kapal selam Rusia yang tenggelam. Terkena radiasi dua kali, membuat Godzilla menjadi sangat kuat.

Godzilla (1998)

Kepopuleran Godzilla kemudian coba diadaptasi oleh industri film Hollywood pada 1998, dengan Sony Pictures membuat film Godzilla versi mereka. Dalam film ini diungkapkan jika Godzilla lahir dari seekor iguana yang terjebak tes nuklir di wilayah Polynesia pada 1968. Radiasi nuklir tersebut membuat tubuhnya perlahan berevolusi menjadi makhluk rakasasa Godzilla., yang diperlihatkan mengobrak-abrik wilayah New York.

Proses evolusinya sendiri diceritakan memakan waktu selama 30 tahun. Karena filmnya kurang mendapatkan sambutan dari para penonton (dan juga Toho), akhirnya Toho melakukan retcon atau menggabungkan Godzilla versi ini dengan monster lainnya dan diperlihatkan mereka saling bertarung dalam film Godzilla: Final Wars.

Godzilla, Mothra, And King Ghidorah: Giant Monsters All-Out Attack (2001)

Film ini menjadi pembuktikan bagaimana Godzilla merupakan sebuah monster dan kaiju yang benar-benar-benar mengerikan. Godzilla benar-benar menjadi karakter villain yang berbeda dibandingkan film-film sebelumnya. Tapi, film ini berada diluar kontinuitas film-film Godzilla lainnya, kecuali film awalnya yang dirilis pada 1954.

Di akhir filmnya diceritakan bahwa Godzilla tewas akibat serangan Oxygen Destroyer, seperti yang diperlihatkan dalam film Godzilla tahun 1954. Bedanya, tubuhnya tidak hancur akibat senjata itu. Tubuh Godzilla yang sudah tewas kemudian diisi oleh jiwa-jiwa yang tewas di wilayah Samudera Pasifik saat perang dunia kedua berlangsung.

Godzilla (2014)

Hollywood tidak berhenti mengadaptasi cerita Godzilla. Pada 2014, Legendary Pictures kemudian mencoba untuk menghidupkan kembali film ini bahkan mereka mencoba menciptakan sebuah jagat sinematik baru yang dikenal sebagai MonsterVerse. Film ini tetap mempertahankan koneksi cerita insiden nuklir di tahun 1954, tapi yang membedakan adalah situasinya dan apa artinya bagi Godzilla.

Dijelaskan bahwa “tes” yang dilakukan pada 1954 tersebut sebenarnya merupakan upaya untuk membunuh Godzilla, makhluk kuno yang sudah hidup ribuan tahun lamanya. Godzilla kemudian selamat dari bom nuklir, tapi, dia kembali pada 2014 untuk bertarung melawan M.U.T.O. atau kaiju lainnya. MonsterVerse benar-benar memberikan sudut pandang baru bagi Godzilla, dengan memperlihatkannya sebagai kekuatan alam, dibandingkan sebagai sebuah kesalahan manusia.

Godzilla dan para Titan lainnya melakukan hibernasi, di beberapa tempat yang ada di bumi. Mereka sudah melakukan hibernasi selama ribuan tahun, dan keberadaan mereka diawasi oleh Monarch, organisasi yang meneliti keberadaan MUTO atau para Titan tersebut. Di film ini juga digambarkan bahwa Godzilla merupakan makhluk yang membawa keseimbangan.

Shin Godzilla (2016)

Toho kemudian melakukan “revolusi” dengan menghadirkan film Shin Godzilla pada 2016, yang menjadi pembeda dari cerita tradisional sebelumnya yang diproduksi oleh mereka. Godzilla yang diperkenalkan dalam film ini berbeda dari Godzilla sebelumnya, dimana versi ini Godzilla digambarkan sebagai monster mengerikan, jahat, dan memiliki kemampuan yang baru.

Di film ini diceritakan bahwa Godzilla merupakan makhluk laut pra sejarah yang terpapar limbah nuklir, yang mengubahnya menjadi monster mengerikan. Godzilla mengalami beberapa kali fase mutasi sebelum kemudian berubah bentuk menjadi monster yang mirip dengan Godzilla. Di dua form awalnya, makhluk tersebut tidak memiliki kaki.

Godzilla ini bisa dipastikan menjadi penggambaran Godzilla yang tidak biasa dan menjadi penggambaran yang terakhir kalinya. Toho tentu memiliki rencana lainnya terhadap monster ini, dengan memproduksi film reboot lainnya. Dan jika memang itu terjadi, Toho tentunya akan mempersiapkan cerita baru lainnya tentang Godzilla.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.