Beberapa judul film di Hollywood ini sempat diprediksi gagal, namun yang terjadi justru film tersebut berhasil sukses besar. Sebelum sebuah film resmi dirilis, biasanya terdapat prediksi dari berbagai pihak terkait dengan apakah film tersebut akan sukses atau tidak. Beberapa judul film sempat diprediksi gagal dan tidak laku di pasaran, tetapi yang terjadi justru film tersebut malah sukses besar. Apa saja filmnya?
A Nightmare On Elm Street
Film A Nightmare on Elm Street rilis di era 1980an, di mana itu merupakan era kejayaan bagi film Hollywood dengan genre Slasher. Film-film seperti Halloween menjadi primadona bagi industri perfilman saat itu. Sang sutradara, Wes Craven, coba untuk menghadirkan film horror dengan konsep yang berbeda yang mana hal ini berakibat proyek film tersebut banyak ditolak oleh rumah produksi.
Pada akhirnya, ada satu studio film yang mau mengerjakan film ini yaitu New Line Picture. Dalam proses produksinya, semua kru dan cast benar-benar sangat berharap dengan distribusi dan kesuksesan filmnya. Pasalnya, ongkos produksi mereka pun harus habis di tengah jalan. Pada saat itu, film A Nightmare on Elm Street juga harus bersaing dengan film horor lainnya.
Tidak diduga, ternyata film ini berhasil mengantongi pemasukan sebesar 25 juta Dollar Amerika dari ongkos produksi sebesar 1 juta Dollar Amerika. Bahkan, popularitas filmnya masih bertahan hingga sekarang. Di sisi lain, kesuksesan film ini juga nyatanya melahirkan sebuah franchise dengan berbagai sekuel dan juga series. Sampai sekarang, A Nightmare on Elm Street masih dianggap sebagai salah satu film horor terbaik dan berhasil merubah New Line Picture menjadi salah satu studio besar di Hollywood.
The Exorcist
Masih dari era 1980an dan film horor, film yang yang diprediksi gagal namun justru sukses yang selanjutnya adalah The Exorcist. Disutradarai oleh William Friedkin, sang sutradara mencoba untuk menghadirkan cerita yang berbeda dari masa itu di mana seorang gadis kecil mengalami kerasukan. Proses produksinya sendiri benar-benar sangat luar biasa yang benar-benar melampaui batasan yang ada.
Efeknya adalah proses shooting yang seharusnya berlangsung selama 85 hari justru molor menjadi 200 hari. Dengan berbagai situasi yang kurang baik yang terjadi saat proses produksinya, Warner Bros. sendiri sempat menganggap film ini sebagai bencana. Meskipun begitu, pihak studio sendiri tidak terlalu banyak berharap dari film ini. Tetapi, faktanya, justru film tersebut malah sukses besar.
Mereka menghadirkan marketing yang jenius di mana pihak resminya mengangkat berbagai elemen tabu tentang hal-hal supranatural, serta membuat para penonton penasaran. Efeknya benar-benar tidak diduga, di mana The Exorcist jadi film yang sangat populer dan meledak di pasaran. Film ini bahkan masih jadi film horor berpengaruh di industri film Hollywood dan bahkan pada akhirnya film ini menghadirkan sekuelnya di tahun 2023 yaitu Exorcist: Believer.
Snow White And The Seven Dwarfs
Bergeser jauh ke tahu 1930an, perusahaan animasi Walt Disney berhasil mencatatkan sejarah baru dengan menghadirkan film animasi pertama mereka di tahun 1937 yaitu Snow White And The Seven Dwarfs. Ini merupakan proyek ambisius dari Walt Disney, di mana mereka bertekad untuk menghadirkan sebuah proses produksi animasi dengan durasi yang panjang.
Yang menjadi catatan penting dalam hal ini adalah film tersebut rilis pada tahun 1937, yang mana oran-orang di era tersebut belum terbiasa dengan konsep animasi berdurasi panjang. Durasi filmnya sendiri adalah 83 menit, yang mana banyak pihak saat itu berpikir jika film Snow White And The Seven Dwarfs tidak akan laku di pasaran. Dengan pertaruhan masa depan perusahaanya, justru film ini melampaui ekspektasi mereka.
Snow White And The Seven Dwarfs malah sukses besar dan jadi film dengan pemasukan paling besar dari berbagai film apapun pada era tersebut. Selain menjadi film paling sukses, perilisan film ini juga merevolusi industri perfilman dunia. Film ini memberikan pengaruh besar bagi film-film fantasi, musikal, dan menjadi awal mula film animasi yang kemudian jadi ciri khas dari Disney.
Apocalypse Now
Dianggap sebagai salah satu film dengan proses produksi paling sial dalam sejarah dan proses produksi film yang paling sulit untuk dilakukan. Francis Ford Coppola ingin menghadirkan esensi dari perang Vietnam, yang mana membuatnya kemudian membawa seluruh krunya ke Filipina untuk melakukan proses pengambilan gambar. Proses tersebut ternyata harus molor hingga satu tahun.
Hal tersebut karena dalam proses produksinya, ada banyak sekali kejadian buruk dan mengerikan terjadi. Mulai dari set yang harus hancur akibat serangan angin puting beliung, hingga sang aktor utama yang harus mengalami serangan jantung yang hampir merenggut nyawanya. Pada akhirnya, proses perilisan filmnya sendiri harus molor selama dua tahun dari jadwal semula.
Yang menariknya adalah ketika kemudian semua orang menduga jika Apocalypse Now sudah benar-benar “selesai” akibat berbagai kesialan yang ada, filmnya justru mendapatkan kesuksesan besar saat perilisan. Dari ongkos produksi yang berjumlah 31 juta Dollar Amerika, filmnya berhasil mengantongi pemasukan sebesar 100 juta Dollar Amerika, tiga kali lipat dari nilai ongkos produksinya.
My Big Fat Greek Wedding
Di era modern sekarang, Geeks tentunya sudah tidak asing dengan berbagai film yang menghadirkan genre komedi romantis. Contohnya adalah Crazy Rich Asians, 50 First Date, Legally Blonde, dan sebagainya. Film ini sukses menghadirkan cerita yang unik dan menarik dengan menggabungkan dua genre film yang berbeda. Di sisi lain, film-film tersebut juga sukses menghadirkan para bintang Hollywood populer.
Tujuan dari hal tersebut tidak lain adalah untuk menarik minat dari para penonton. Meskipun ada banyak film-film komedi romantis yang bermunculan dan sukses, namun tidak ada yang bisa menyaingi kesuksesan film My Big Fat Greek Wedding. Film yang dibintangi oleh Nia Vardalos ini berhasil meraup pemasukan berkali-kali lipat dari ongkos produksi awal filmnya.
Diketahui, My Big Fat Greek Wedding menggelontorkan dana sebesar 6 juta Dollar untuk proses produksinya. Namun, film ini kemudian berhasil meraih total 360 juta Dollar dari seluruh dunia yang mana sampai sejauh ini film tersebut masih bertengger sebagai film komedi romantis paling laris sepanjang sejarah. Padahal, tidak ada yang menduga jika konsep tersebut akan sukses di pasaran.
Star Wars: Episode IV – A New Hope
Salah satu bukti nyata bagaimana sebuah film sempat diprediksi gagal, namun justru berhasil sukses besar. Film Star Wars: Episode IV – A New Hope menjadi sebuah fenomena yang sangat luar biasa baik di industri film Hollywood ataupun dalam industri budaya pop. Film pertama dari franchise Star Wars ini rilis pada 1977 dan hanya tayang di 37 bioskop di seluruh wilayah Amerika.
Selain itu, yang epik adalah film ini berbeda dari mayoritas film di mana justru film ini merupakan sekuel dari franchise Star Wars. Rasanya hampir tidak ada film yang menghadirkan konsep di mana sekuel rilis terlebih dahulu sebelum film orisinal. Yang menarik adalah George Lucas sebenarnya pada awalnya berusaha untuk mendapatkan lisensi dari Flash Gordon untuk dibuat film.
Sayangnya, dia gagal untuk mendapatkan lisensi tersebut. Lucas kemudian menghadirkan konsep cerita baru tentang perang luar angkasa dan berbagai drama lainnya. Sempat kesulitan untuk memproduksi filmnya, karena tidak ada studio film yang mau mendanai filmnya, pada akhirnya 20th Century Fox dengan setengah hati mau mendanai film tersebut. Sempat disangka akan gagal total dan jadi musibah, justru ini jadi awal dari sebuah budaya, ikon, dan bahkan jadi salah satu franchise terbesar di dunia. Film ini bahkan berhasil mendapatkan pemasukan sebesar 775 juta Dollar Amerika.
Jaws
Banyak yang tidak percaya jika film garapan dari Steven Spielberg ini mampu bertahan selama 46 tahun sebagai salah satu film yang ikonik. Bahkan, film ini juga menjadi salah satu ikon budaya populer lainnya dari era 1980an. Jaws sendiri menghadirkan cerita di mana sebuah pantai yang jadi destinasi wisata populer harus diserang oleh sekelompok hiu yang mana memakan korban jiwa para wisatawan yang berenang di pantai.
Proses produksinya sendiri benar-benar membuat sang sutradara kewalahan. Pasalnya, mesin yang menggerakan robot hiu untuk filmnya mengalami kerusakan. Belum lagi, mengambil gambar di laut adalah sesuatu yang sangat mengerikan dan sulit dilakukan. Hal ini membuat proses pengambilan gambar dari film Jaws mengalami kemunduran yang awalnya 55 hari menjadi 160 hari.
Meskipun sempat mengalami berbagai kendala teknis, Spielberg akhirnya memutuskan melakukan berbagai trik kamera yang dibantu oleh musik yang diaransemen oleh John Williams. Hal ini membuat film Jaws menjadi sebuah mahakarya dari Steven Spielberg hingga sekarang. Menurut laporanya, ongkos produksi film ini awalnya hanya 66 juta Dollar Amerika. Namun, akhirnya, film ini berhasil meraup keuntungan sebesar 476 juta Dollar Amerika dan memberikan perubahan besar bagi industri film, terutama yang bergenre musibah.
Iron Man
Di akhir tahun 2000an, Marvel Studios mencoba peruntungan mereka untuk menghadirkan sebuah jagat sinematik yang berisi berbagai film dan karakter milik mereka. Meskipun begitu, hal tersebut tidak menutup ambisi besar dari studio film tersebut untuk menghadirkan film mereka sendiri. Yang menarik kemudian mereka memiliki sosok Iron Man sebagai karakter dan film pembukanya.
Proses produksi film Iron Man benar-benar penuh liku. Proses casting untuk pemeran Tony Stark sempat mengalami kendala, karena bintang besar seperti Tom Cruise sempat meminta bayaran yang sangat besar. Marvel Studios sendiri pada akhirnya menunjuk aktor yang baru keluar dari penjara saat itu, Robert Downey Jr. yang mana John Favreu sendiri meyakinkan kepada Marvel untuk memilihnya.
Selain itu, dipilihnya Iron Man sebagai karakter pembuka di MCU juga sempat diragukan karena Tony Stark bukanlah karakter yang populer. Namun, dengan semua pertaruhan yang Marvel Studios lakukan dengan film ini pada akhirnya Iron Man berhasil jadi film yang sukses besar. Iron Man berhasil mendapatkan pemasukan sebesar 585 juta Dollar Amerika yang kemudian membuka jalan bagi deretan film lainnya saat ini.
The Blair Witch Project
Di tahun 1999, internet masih menjadi sesuatu yang sangat mewah dan sulit untuk diakses semua orang. Internet juga masih belum memiliki dampak besar bagi perkembangan budaya populer dan juga hiburan. Namun, The Blair Witch Project nampaknya mampu memanfaatkan peluang tersebut untuk mempromosikan film dengan ongkos produksi kecil mereka agar bisa mendapatkan banyak atensi.
Proses produksi The Blair Witch Project menghabiskan dana sekitar 60.000 Dollar Amerika. Filmnya sendiri mengisahkan tentang tiga mahasiswa yang berpetualang di hutan sekitar wilayah mereka. Mereka sengaja melakukan hal tersebut untuk mencari kebenaran mengenai cerita hantu yang sangat terkenal di wilayah tersebut. Berbekal sebuah kamera video, ketiganya kemudian merekam semua yang mereka lakukan.
Dengan modal 60 ribu Dollar Amerika, The Blair Witch Project berhasil meraup keuntungan hingga 140 juta Dollar Amerika. Namun, selain mendapatkan keuntungan besar, film ini benar-benar memberikan pengaruh baik bagi industri perfilman di Hollywood ataupun di dunia nyata. Pasalnya, tidak sedikit orang-orang yang menganggap jika film tersebut adalah peristiwa nyata. Dan banyak proyek film yang kemudian mengadaptasi konsep yang sama.
Barbie
Film yang diprediksi akan gagal, namun justru sukses besar yang terakhir adalah Barbie. Film garapan Greta Gerwig ini baru saja dirilis pada Agustus 2023 kemarin dan saat ini menjadi film adaptasi mainan paling sukses sepanjang sejarah. Barbie sendiri mengisahkan salah satu karakter boneka Barbie yang diperankan oleh Margot Robbie, berhasil untuk keluar dari dunia fantasinya di Barbieland.
Dia mampu untuk hidup di dunia nyata dan menjadi manusia seutuhnya. Meskipun jadi film adaptasi mainan yang paling sukses dalam sejarah, proses perjalanan untuk bisa sampai di tahap ini benar-benar panjang. Proyeknya sendiri dimulai sejak beberapa tahun lalu, di mana Sony Pictures sempat menjadi pemegang lisensi untuk film Barbie. Namun, karena masa kontrak lisensinya habis akhirnya proyek film ini pindah ke Warner Bros.
WB juga sempat mengalami kendala produksi, di mana salah satunya adalah mereka sulit mencari cast yang akan memerankan Barbie. Sempat muncul nama Gal Gadot, namun pada akhirnya Margot Robbie, yang juga adalah produser film ini, kemudian terpilih untuk menjadi Barbie di filmnya. Dan hasilnya, seperti yang dijelaskan di atas, Barbie jadi film adaptasi mainan paling sukses.
Dalam pembuatan sebuah film, pihak studio biasanya memang menganggap sebuah proyek yang sudah mereka buat sebagai sesuatu yang gagal atau musibah. Namun, ajaibnya, film yang awalnya diduga akan gagal tersebut justru malah sukses besar. Berbagai judul film di atas adalah contoh nyata dari hal tersebut.