Arc Wanokuni adalah salah satu arc yang paling besar dan paling heboh dalam sejarah seri One Piece. Itulah yang sedari awal digaungkan oleh sang kreator, Eiichiro Oda, dalam mempromosikan arc ini. Dan memang tidak diragukan lagi, skala cerita yang sangat besar, karakter yang “melimpah” menjadi bukti bagaimana cerita di arc ini benar-benar masif.

Namun, terkadang dibalik sebuah cerita yang besar dan heboh tersebut ada beberapa elemen menarik yang kadang dilewatkan atau kurang begitu didalami oleh sang penulis. Di arc Wanokuni sendiri sebenarnya ada beberapa hal yang dirasa sia-sia padahal sebenarnya elemen tersebut memiliki potensi besar untuk diceritakan lebih lanjut.

Pertama adalah kemunculan Toki. Toki muncul pertama kali dalam flashback Kozuki Oden, dimana pada saat itu Oden sedang dalam masa “uji coba” untuk menjadi bagian dari kru Whitebeard. Oden bertemu dengan Toki setelah dia menyelamatkannya dari para bajak laut jahat. Yang menarik dari sosok Toki adalah dia berasal dari ratusan tahun yang lalu, tepatnya dari abad yang hilang. Hal itu bisa terjadi karena Toki memiliki buah iblis Toki Toki no Mi, yang membuatnya bisa pergi ke masa depan.

One Piece: Toei Animation Staff Reveals New Details On Wano Country Arc, End of Series - Otakukart NewsMeskipun karakter Toki sangat menarik dan berpotensi, sayangnya Oda Sensei tidak menjelaskan banyak hal mengenai Toki. Dia seakan hanya menjadi pelengkap di cerita ini. Oda Sensei tidak pernah memberikan penjelasan mengapa Toki pergi ke masa depan. Kemunculan Toki yang sangat singkat pun banyak disayangkan para fans. Apakah kemampuan buah iblisnya mempengaruhi hal tersebut, masih belum diketahui.

Kemudian pertarungan antara Kozuki Oden vs Kaido. Meskipun pertarungannya sendiri sangat epik, namun cerita yang menjadi pemicu semua itu dirasa terlalu terburu-buru. Oda sensei memang berhasil menghadirkan cerita yang menunjukan bahwa Kaido adalah ancaman bagi Wano, dan juga bagi klan Kozuki. Namun, pace dari ceritanya sendiri terasa terlalu terburu-buru.

Padahal, sebenarnya pertarungan antara Oden dan Kaido ini bisa sangat epik. Sayangnya, pertarungannya hanya ditampilkan sebentar saja. Kemudian hal lain yang banyak disayangkan di arc Wano ini adalah karakter desain dari kelompok bajak laut Beasts, fakta bahwa Kanjuro sebenarnya adalah mata-mata, Denjiro yang ternyata juga adalah mata-mata bagi Red Scabbards, dan masih beberapa lainnya.

Kemunculan beberapa karakter penting, tapi dianggap tidak perlu juga menjadi masalah lain di arc ini, contohnya adalah Kozuki Momonosuke. Sosok Momonosuke dianggap sebagai karakter yang kurang menarik dan membosankan, meskipun dia memiliki peran sentral dalam ceritanya. Para fans justru lebih menyoroti sosok Kinemon yang dianggap jauh lebih memberikan kontribusi dibandingkan Momonosuke.

One Piece Chapter 962 – Oden's Journey Across Wano Kuni | 12DimensionTapi, hal ini mungkin dikarenakan Momo masih kecil – meskipun sebenarnya dia sudah lebih dari 20 tahun. Kurangnya koneksi dengan para penduduk Wano juga dianggap sebagai kelemahan di arc ini. Selain Ashura Doji, Yasuie, dan Desa Yashu, arc ini justru kekurangan”penduduk Wano” dalam ceritanya. Cerita masa lalu bagaimana Kozuki Oden merekrut Red Scabbards juga terlalu terburu-buru.

Sejauh ini Oda Sensei sudah menghadirkan lebih dari 85 chapter untuk arc Wano. Namun, Oda sensei dianggap sudah membuat “kesalahan” dengan tidak memanfaatkan potensi pertarungan, pengungkapan, dan lain-lain. Meskipun begitu, mungkin semua hal tersebut sengaja dilakukan agar para fans tetap bertanya-tanya. Lagipula, Oda Sensei memiliki sebuah “pola” dalam ceritanya dimana biasanya Oda baru akan memberikan penjelasan tentang sesuatu setelah beberapa waktu atau setelah puluhan/ratusan chapter yang akan datang.

Mungkin Oda Sensei akan membuat semaca epilog yang akan menjadi arc transisi dari arc Wano ke arc selanjutnya, yang akan memenuhi keinginan para fans sekaligus memperbaiki “kesalahan” yang dia buat di arc Wano. Bagaimana menurut kalian Geeks?

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.