Sering kali sebuah seri manga dan juga adaptasi versi animenya mendapatkan pujian dan sanjungan dari para fans, bagaimana kedua versi bisa saling mengisi atau bisa saling menggambarkan satu sama lain. Namun, meskipun begitu, tidak selamanya adaptasi anime dari manga mendapatkan pujian atau sanjungan yang serupa. Sebagian fans berpendapat bahwa versi manganya masih jauh lebih bagus dibandingkan animenya.

Ada beberapa faktor mengapa hal tersebut terjadi, seperti salah satunya adalah filler. Filler atau cerita sampingan, yang sengaja dihadirkan agar ceritanya tidak melampaui cerita di manganya. Namun, selain filler, faktor lainnya yang dianggap “menghancurkan” sumber aslinya adalah cerita yang dihadirkan. Berikut adalah deretan seri anime adaptasi manga yang dianggap buruk.

Berserk

Salah satu anime modern yang cukup banyak menerima sorotan para pecinta anime dan manga adalah Berserk. Seri anime ini pertama kali dirilis pada 2016 dan merupakan adaptasi dari seri manga klasik karya Kentaro Miura dengan judul yang sama. Salah satu alasan mengapa anime Berserk dianggap gagal adalah karena CGI yang digunakan dalam serinya.

Menurut para fans, kualitas CGI yang digunakan di seri ini sangatlah buruk, bahkan dianggap mirip dengan kualitas visual di era PlayStation 2. Kualitas animasi, pengambilan gambar, sudut kamera, juga dianggap tidak terlalu baik sehingga tidak bisa disaksikan dengan sempurna. Adanya beberapa perubahan juga dianggap menjadi faktor lain seri anime ini dianggap gagal.

Kare Kano

Kare Kano dianggap oleh banyak fans sebagai salah satu seri manga klasik dari genre romansa dan slice-of-life, meskipun adaptasi animasinya tidak begitu banyak mendapatkan sambutan positif. Sebenarnya, pada awalnya semua berjalan dengan baik, namun biaya produksi yang dipotong dan masalah produksi lainnya pada akhirnya berujung pada banyaknya episode yang kurang menarik di pertengahan musimnya.

Akibat dari hal tersebut, kualitas animasinya dianggap tidak sempurna karena terlihat kekanak-kanakan dengan nuasa krayon yang kental – sejalan dengan ongkos produksi yang ada. Mangakanya sendiri pun tidak senang dengan ceritanya yang justru lebih banyak menghadirkan unsur komedi dibandingkan topik serius seperti halnya di manganya. Manganya sendiri masih terus berlanjut semenjak animasinya selesai tayang.

The Promised Neverland

The Promised Neverland merupakan salah satu manga populer dan banyak dibaca saat ini. Musim perdana dari adaptasi animenya pun sama. Hal ini membuat para fans memiliki ekspektasi yang sangat tinggi untuk musim selanjutnya. Namun, pada kenyataanya, justru musim kedua menjadi bencana bagi serinya. Bukannya menerima pujian yang sama, justru musim selanjutnya dianggap sangat mengecewakan.

Beberapa alasan mengapa adaptasi animenya kurang begitu diminati adalah karena banyak sekali cerita atau materi di manganya yang dilewatkan. Alur yang buruk juga membuat banyak fans yang kecewa. Bagaimana ceritanya mengungkapkan sosok karakter baru dalam sebuah momen, dianggap tidak sedramatis seperti di manganya. Dan yang paling utama adalah cerita akhirnya jauh lebih buruk dibandingkan cerita akhir di manganya, yang juga banyak mendapatkan kritikan.

EX-ARM

Selain Berserk, seri adaptasi anime yang juga harus “hancur” akibat kualitas CGI yang kurang maksimal adalah EX-ARM, seri anime yang diadaptasi dari seri manga HiRock dan Shinya Komi. Seri kriminal bertema cyberpunk ini bersetting di masa depan dengan berbagai terknologi futuristik, dimana tidak ada lagi batas pemisah antara manusia dan juga mesin.

Meskipun serinya mendapatkan suntikan dana untuk proses produksi dari Crunchycroll, penggunaan CGI yang tidak maksimal dianggap menjadi penyebab kurang diterimanya seri ini. Pergerakan karakternya sendiri dianggap kurang natural, yang mana berbagai momen aksi di serinya justru membuat para penonton berakhir dengan mengerutkan dahi.

Flowers of Evil

The Flowers of Evil merupakan seri manga yang menarik, bukan hanya sekedar menghadrkan cerita yang khas dari genre slice-of-lifes, namun juga menghadirkan berbagai masalah yang dihadapi oleh para remaja yang sering kali terabaikan. Sayangnya, meskipun ceritanya menarik dan luar biasa, tetap tidak bisa menyelamatkan adaptasi animenya dari keterpurukan.

Salah satu hal yang banyak dikritik adalah bagaimana cerita di animenya selalu berusaha untuk meningkatkan tensi dalam berbagai peristiwa, membuat sesuatu yang seharusnya tidak ada resiko menjadi sebuah situasi yang rumit dan pelik. Hal itu membuat para cast utamanya menjadi sosok yang kurang begitu disukai. Namun, yang dianggap sebagai “dosa besar” dari seri ini adalah animasinya.

Menggunakan teknik rotoscoping, membuat para seri anime ini terlihat lebih estetik dengan gambaran wajah dari para castnya sesuai dengan wajah sosok aslinya di dunia nyata. Bukannya menarik atau bagus, justru hal itu membuat semuanya terlihat mengerikan.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.