Dari sekian banyak spesies dan juga ras yang ada di multiverse Dragon Ball, Saiyan, adalah ras yang paling populer. Saiyan sendiri merupakan ras dari protagonis utama dalam serinya, yaitu Son Goku. Bangsa Saiyan terkenal karena kekuatan mereka yang luar biasa, serta semangat bertarung yang tidak pernah padam. Mereka adalah bangsa penakluk paling buas dan mengerikan di multiverse Dragon Ball.

Sayangnya, saat ini, kondisi mereka sangat mengkhawatirkan. Bangsa Saiyan hampir punah karena jumlah mereka yang sudah sangat sedikit. Satu hal yang kemudian menjadi ciri khas mereka adalah emosi. Bangsa Saiyan adalah kaum yang memiliki emosi meledak-ledak. Semakin emosi dan marah seorang Saiyan, maka level kekuatannya akan semakin kuat.

Hal ini terbukti dari adanya transformasi Super Saiyan, yang Goku dan Vegeta serta Saiyan lainnya gunakan. Transformasi tersebut mengandalkan emosi dari penggunanya untuk bisa mengakses kekuatan tersebut. Misalnya, Goku pertama kali mengakses kekuatan ini setelah dia marah besar melihat temannya, Krillin, tewas. Namun, di sisi lain, emosi atau amarah ini pun memiliki sisi negatif.

BACA JUGA: Dragon Ball: Resmi, Ini Nama Transformasi Baru Goku!

Emosi Jadi Kelemahan terbesar Saiyan?

Dalam cerita awal di seri Dragon Ball, kelemahan dari seorang Saiyan terletak pada ekornya. Seperti halnya hewan, ekor merupakan titik keseimbangan dan pusat segalanya. Inilah alasan mengapa kemudian Goku, Gohan, dan para Saiyan lain sempat melilitkan ekor mereka saat bertarung. Hal tersebut demi menghindari agar tidak terinjak atau menjadi titik serang musuh.

Namun, ketika ekor tersebut sudah terlepas dengan sendirinya maka kelemahan tersebut sudah menghilang. Meskipun begitu, terdapat sebuah teori yang menarik yang menyebutkan bahwa ekor sebenarnya bukanlah kelemahan bangsa Saiyan. Justru, emosi atau amarah yang merupakan sumber kekuatan mereka ternyata juga adalah sumber kelemahan terbesar.

Mengapa demikian? Meskipun emosi atau amarah tersebut mampu meningkatkan kekuatan seorang Saiyan, tetapi faktanya ini juga yang kemudian membuat mereka tidak bisa berkembang secara maksimal. Mereka tidak bisa mencapai titik puncak kekuatan mereka. Saiyan yang paling kuat bukanlah Saiyan yang penuh emosi. Justru, Saiyan yang terkuat adalah Saiyan yang paling baik dan paling tenang.

BACA JUGA: Dragon Ball: 5 Momen Vegeta Unggul dari Goku!

Hal tersebut bisa kita lihat dari sosok Goku dan anak-anaknya. Mereka memiliki sifat yang baik dan ramah seperti halnya manusia. Dan hal itu membuat mereka mampu mengakses kekuatan Super Saiyan dan juga berbagai peningkatannya. Goku bahkan berhasil mengakses Super Saiyan 3, yang mana Vegeta tidak mampu untuk melakukannya. Inilah yang membuat Vegeta semakin marah dan iri terhadap Goku.

Vegeta sendiri memiliki sifat yang justru berkebalikan dari Goku, yang mana diyakini itulah alasannya mengapa dia tidak bisa mengakses kekuatan Super Saiyan 3. Selain itu, bagaimana kemudian Goku mampu mengakses Ultra Instinct bisa menjadi bukti lainnya dari teori ini. Goku (dan Vegeta) saat ini memiliki level kekuatan yang hampir setara dengan seorang dewa. Hal ini karena mereka sudah meninggalkan budaya mereka.

KE HALAMAN 2

1
2
Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.