Home MOVIE MOVIE FEATURES 10 Film Indonesia Dengan Budget Termahal!

10 Film Indonesia Dengan Budget Termahal!

Industri film Indonesia memiliki beberapa film yang luar biasa di mana budget produksinya dianggap sebagai yang termahal. Industri film Indonesia memang mengalami kemajuan dalam beberapa dekade terakhir ini. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa proyek film yang menjalin kerja sama dengan negara lain. Di sisi lain, bukti kesuksesan dari film tersebut adalah bagaimana rumah produksi berani mengadirkan budget besar. Berikut adalah film Indonesia dengan Budget termahal.

10 The Raid

Film Indonesia dengan budget Termahal pertama adalah The Raid. Seperti yang Geeks ketahui, The Raid menjadi film Indonesia tersukses dalam sejarah dan mendorong ketertarikan pada bela diri Pencak Silat. Di sisi lain, film ini sekaligus membuat beberapa aktor seperti Iko Uwais, Yayan Ruyihan, Cecep Arif Rahman, dan Joe Taslim, meraih popularitas di Hollywood.

Sejumlah kritik menyebut The Raid bahkan sebagai film laga terbaik sepanjang masa. Beberapa hal yang banyak dipuji dari film ini adalah aksi bela diri mendetail yang ditampilkan dan banyaknya jumlah aktor menjadikannya populer di kalangan para penggemar. Menurut informasinya, The Raid memakan dana produksi sebesar 1 juta Dollar Amerika atau 11 miliar Rupiah.

Namun, dengan kesuksesan yang sangat luar biasa tersebut film The Raid mampu memperoleh pemasukan 15 kali lebih besar dari box office pada 2011. Yang menarik adalah Gareth Evans sendiri mengaku bahwa sebenarnya budget tersebut dia anggap sangat terbatas sehingga hanya bisa menghadirkan cerita yang sederhana yaitu seorang polisi bernama harus berjuang masuk ke gedung yang dikontrol oleh geng kriminal.

9 Gundala – 30 Miliar Rupiah

Gundala merupakan film superhero pertama di Indonesia yang menjadi bagian dari sebuah jagat sinematik, yaitu Bumilangit Cinematic Universe. Film Gundala sendiri diadaptasi dari karakter komik Indonesia terkenal, Gundala, yang diciptakan oleh Hasmi pada tahun 1969. Disutradarai oleh Joko Anwar, film ini dibintangi beberapa nama besar seperti Abimana Aryasatya, yang memerankan karakter Gundala, serta Tara Basro, Bront Palarae, dan Ario Bayu.

Gundala sendiri menghadirkan cerita tentang Sancaka, seorang anak yatim piatu yang tumbuh besar di tengah kemiskinan di kota Jakarta. Namun, kehidupannya berubah drastis setelah dia tidak sengaja mendapatkan kekuatan super setelah tersambar petir. Kekuatan super yang dimiliki oleh Sancaka memberinya kemampuan untuk mengeluarkan petir yang luar biasa.

Dengan kekuatan barunya tersebut Sancaka memutuskan untuk melawan kejahatan dan korupsi yang merajalela di kotanya. Dia kemudian menggunakan identits Gundala sebagai alter egonya dan mulai menantang para penjahat dengan keadilan dan kekuatan yang dimilikinya. Film yang diproduksi oleh Screenplay Films dan Bumilangit Studios ini ternyata menghabiskan anggaran mencapai 30 miliar Rupiah yang digunakan sebagian besar untuk menghadirkan efek visual yang apik.

8 Ada Artinya Cinta? – 30 Milliar Rupiah

Film Indonesia dengan budget Termahal selanjutnya adalah Apa Artinya Cinta? yang merupakan produksi Sunil Soraya. Rilis pada 2005, film ini dibintangi oleh dua nama besar aktor Indonesia yaitu Shandy Aulia dan Samuel rizal. Sederet bintang lainnya juga muncul dan ikut berperan dalam film ini. Ada Artinya Cinta? sendiri menjadi salah satu film yang jadi bukti kebangkitan film Indonesia di era awal 2000an.

Selain itu, Apa Artinya Cinta? merupakan film sekuel dari Eiffel I’m In Love yang rilis pada 2003 yang juga sama-sama sukses. Filmnya sendiri masih bercerita tentang kelanjutan hubungan asmara antara Adit dan Tita pada film sebelumnya. Chemistry yang memang sangat luar biasa antara Shandy Aulia dan Samuel Rizal memang tidak perlu diragukan lagi. Bahkan, ini yang jadi sorotan utama dan alasan mengapa filmnya populer.

Ada Artinya Cinta? kabarnya buruh budget sebesar 30 miliar Rupiah. Film ini memakan biaya sangat tinggi karena mengambil lokasi syuting di San Fransisco, Amerika Serikat. Meskipun begitu, budget yang luar biasa tersebut bisa dibilang sebanding dengan hasilnya karena film ini berhasil meraup 2 juta penonton dan bertahan selama enam bulan di bioskop seluruh Indonesia. Bahkan, kesuksesan ini juga membuat Apa Artinya Cinta masuk dalam daftar film Indonesia sebagai salah satu film terlaris sepanjang masa.

7 Ketika Cinta Bertasbih 2 – 40 Milliar Rupiah

Film Indonesia dengan budget termahal selanjutnya juga merupakan film sekuel yaitu Ketika Cinta Bertasbih 2. Menurut informasi yang ada, Ketika Cinta Bertasbih 2 menghabiskan budget yang hampir mencapai 40 milliar Rupiah. Seperti halnya film Ada Apa Dengan Cinta, film ini melakukan proses pengambilan gambar di luar negeri yaitu tepatnya di Kairo, Mesir.

Selain untuk proses pengambilan gambar, budget sebesar 30 milliar Rupiah juga digunakan oleh rumah produksi SinemArt untuk melakukan kegiatan promosi film yang dilakukan secara masif. Inilah yang kemudian menjadi alasan mengapa film yang dibintangi Cholidi Asadil Alam, Oki Setiana Dewi hingga Deddy Mizwar ini pada akhirnya mampu meraih 1,4 juta penonton.

Ketika Cinta Bertasbih 2 masih bercerita tentang sosok Azzam yang dalam film ini akhirnya kembali ke Indonesia setelah dia sekolah di Kairo. Kita kemudian melihat berbagai lika-liku kehidupan Azzam yang harus dia hadapi setelah pulang dari Mesir. Selain harus menghadapi cibiran tetangga, dia juga harus menghadapi tantangan ekonomi. Namun, yang juga harus Azzam hadapi adalah masalah tambatan hati.

6 Bumi Manusia – 50 Milliar Rupiah

Bumi Manusia merupakan sebuah film kolosal yang diadaptasi dari novel dengan judul sama karya Pramoedya Ananta Toer. Film ini melibatkan dua sosok aktor muda dan berbakat yaitu Iqbaal Ramadhan dan Mawar de Jongh sebagai pemeran utamanya. Minke dan Annelies merupakan sepasang kekasih yang menjalin hubungan cinta di era kolonial Belanda. Hubungan ini bisa dibilang tidak biasa.

Minke sendiri merupakan seorang pemuda pribumi yang berasal dari tanah Jawa. Sementara Annelies, merupakan seorang gadis campuran antara Indonesia dan Belanda dan juga sekaligus anak seorang Nyai. Bapak Minke yang baru saja diangkat jadi Bupati, tidak pernah setuju jika putranya tersebut menjalin hubungan dengan Annelies dan keluarganya. Sebab, posisi Nyai di masa itu dianggap sangat rendah.

Budget film Bumi Manusia sendiri diketahui mencapai 50 milliar Rupiah dan menjadi salah satu yang termahal. Hal ini karena lamanya proses pengerjaan film yang memakan waktu sampai satu tahun. Meskipun begitu, Bumi manusia berhasil menghadirkan film dengan durasi film mencapai 181 menit. Film ini juga berhasil meraup 1,3 juta penonton pada akhir masa penayangannya.

5 The Raid 2: Berandal

Geeks tentunya sudah tidak asing dengan film yang jadi sekuel dari The Raid ini. Masih disutradarai oleh Gareth Evans, The Raid 2: Berandal atau yang juga dikenal dengan nama The Raid 2: Redemption menghadirkan alur cerita yang jauh lebih kompleks lagi. Menghadirkan Iko Uwais, Arifin Putra, Tio Pakusadewo, Oka Antara, dan Julie Estelle, filmnya memperlihatkan bagaimana Yuda sekarang di penjara.

Namun, hal itu semata-mata dia lakukan demi sebuah penyamaran di mana dia berusaha mendapatkan perhatian dari anak seorang bos kriminal. Film ini menggabungkan elemen-elemen seperti pertarungan tangan kosong, seni bela diri Indonesia Pencak Silat, dan berbagai aksi brutal, serta sinematografi kelas Hollywood. Bahkan, film ini juga menghadirkan aktor dari luar negeri seperti dari Jepang.

The Raid 2 dikabarkan menghabiskan budget mencapai 54 miliar Rupiah. Salah satu alasan mengapa budget pembuatan filmnya membengkak adalah masalah jadwal shooting yang sempat mengalami kendala. Mereka harus melakukan perubahan jadwal dari 90 hari menjadi 132 hari. Namun, film ini sangat sukses dan berhasil meraih 1,4 juta penonton serta berhasil meraih pemasukan sebesar 6,8 juta Dollar Amerika atau sekitar 96 miliar Rupiah.

4 Gunung Emas Almayer – 60 Miliar Rupiah

Sebagian Geeks mungkin asing dengan film Indonesia satu ini. Gunung Emas Almayer merupakan sebuah film adaptasi novel lainnya dalam daftar ini. Filmnya diadaptasi dari novel karya Joseph Conrad berjudul Almayer’s Folly. Film Gunung Emas Almayer merupakan salah satu film hasil kerja sama rumah produksi dari tiga negara sekaligus yaitu Indonesia, Malaysia dan Australia.

Disutradarai U-Wei Bin Haji Saari, Gunung Emas Almayer bercerita tentang Kaspar Almayer, seorang arkeolog dan pedagang senjata asal Belanda yang mencari Gunung Emas di Selat Malaka pada abad ke-19. Usahanya tersebut sering dihalangi oleh berbagai tantangan baik dari para pedagang Arab, manuver politik ketua suku adat setempat, ancaman tentara Kolonial Inggris dan Bajak laut, dan sebagainya.

Gunung Emas Almayer dikabarkan menghabiskan budget hingga lebih dari 60 milliar Rupiah, yang mana budget besar tersebut mereka hadirkan karena film ini harus membuat atmosfer layaknya tahun 1830an. Selain itu, budget itu juga mereka gunakan untuk promosi besar-besaran hingga ke Amerika Serikat. Sayangnya, meskipun budget mereka sangat besar namun filmnya sendiri gagal total di pasaran.

3 Trilogi Merdeka – 64 Miliar Rupiah

Industri film Indonesia bisa dibilang sangat jarang memiliki karya epik yang termasuk genre perang atau aksi. Banyak kendala yang menjadi alasan mengapa kemudian film bergenre aksi sangat jarang muncul di film Indonesia. Izin mengenai bahan peledak jadi salah satu alasannya. Inilah yang kemudian jadi alasan mengapa Indonesia lebih banyak memiliki film drama, romansa, biopik, dan tentunya horor.

Meskipun begitu, bukan berarti Indonesia sama sekali tidak memiliki film aksi. Contoh nyata dari hal ini adalah film Trilogi Merdeka yang merupakan proyek hasil dari rumah produksi Margate House milik Rob Allyn dan Jeremy Stewart. Film yang jadi bagian dari Trilogi Merdeka sendiri adalah Merah Putih pada 2009, Darah Garuda pada 2010, dan terakhir adalah Hati Merdeka pada 2011.

Ketiga film ini disutradarai oleh Yadi Sugandi dan Connor Allyn. Yang luar biasa dari film Trilogi Meredeka adalah bagaimana mereka mampu menggunakan efek praktikal. Contohnya adalah penggunaan peluru hampa, senjata replika, dan efek ledakan yang sangat luar biasa. Inilah yang kemudian membuat ketiga film ini menghabiskan dana hingga 64 milliar Rupiah. Sayangnya, dana tersebut tidak sebanding dengan pemasukannya yang hanya berhasil meraup penonton sebanyak 1,4 juta penonton.

2 Buya Hamka – 60 Miliar Rupiah

Perlu dicatat bahwa mengapa Buya Hamka ada di posisi setelah Trilogi Merdeka adalah karena budget 64 miliar tersebut digelontorkan untuk tiga proyek film. Sementara, Buya Hamka menghabiskan budget 60 miliar Rupiah untuk satu film saja. Hal ini berdasarkan informasi dari Chand Parwez selaku produser filmnya. Namun, ada alasan mengapa kemudian film ini mengeluarkan budget besar.

Yang pertama adalah film ini diproduksi selama sembilan tahun lamanya. Yang kedua adalah biaya riasan yang mencapai 3 miliar Rupiah untuk pemeran utama Buya Hamka, yaitu Vino G Bastian. Pembangunan set yang rumit dan detail juga menjadi aspek lainnya yang kemudian membuat dana produksi film ini menjadi besar. Buya Hamka diketahui memiliki durasi total hingga mencapai 7 jam.

Karena itu, filmnya kemudian terbagi menjadi tiga bagian. Film Buya Hamka Vol.1 dirilis di platform streaming Netflix pada 17 Agustus 2023 dengan durasi 1 jam 46 menit. Sedangkan, film sekuelnya yaitu Hamka & Siti Raham (Vol. 2) rilis di bioskop pada tanggal 21 Desember 2023 dengan durasi 1 jam 43 menit. Sayangnya, sampai saat ini masih belum ada informasi tentang jadwal tayang Buya Hamka bagian ketiga.

1 Foxtrot Six – 70 Miliar Rupiah

Film Indonesia dengan budget termahal yang terakhir adalah Foxtrox Six. Menurut informasi dari Manoj Punjabi sebagai produser filmnya menyebutkan jika budget yang dikeluarkan mencapai 5 juta Dollar atau sekitar 70 miliar Rupiah. Foxtrot Six merupakan film aksi lainnya yang dimiliki oleh industri film Indonesia selain juga Trilogi Merdeka.  Filmnya sendiri pun bisa dibilang sama dengan Trillogi Merdeka.

Dalam hal ini, Forxtrot Six dan Trilogi Merdeka sama-sama merupakan film perang dengan proses produksi dan sentuhan yang lebih modern dan sudut pandang berbeda. Foxtrot Six adalah film fiksi ilmiah Indonesia yang mengangkat cerita tentang kondisi Indonesia di masa depan yang kacau balau.Demi menyelamatkan Indonesia dari cengkraman politisi korup dan jahat, seorang mantan anggota Marinir kemudian mendapatkan tugas untuk menyelesaikan misi tersebut.

Selain budget yang luar biasa, beberapa hal lainnya yang luar biasa dari film Foxtrot Six adalah ini merupakan film hasil kerja sama antara MD Entertainment dan rumah produksi Korea, Rapid Eye Pictures Storm Pictures. Sosok di balik Terminator 2: Judgement Day, Mario Kassar, menjadi salah satu produser filmnya. Kemudian, ahli efek visual yang mengerjakan The Walking Dead, Andrew Juano, juga ikut mengerjakan proyek film ini. Sayangnya, film ini kurang laku di pasaran bahkan ketika film ini juga dipromosikan ke Amerika. Film bertema aksi kemungkinan bukan selera dari mayoritas penduduk Indonesia, terlepas dari kualitas yang dihadirkan.

Film-film Indonesia memang masih terus berkembang hingga sekarang. Mulai dari kualitas pengambilan gambar hingga proses produksi lainnya perlahan mulai nampak peningkatannya. Dan para produser film sendiri nampaknya berani untuk menggelontorkan dana yang besar demi menghadirkan sebuah film yang menarik seperti beberapa contoh di atas.

Exit mobile version