Home MOVIE MOVIE FEATURES 7 Perbedaan Lord of the Rings Versi Film & Novel!

7 Perbedaan Lord of the Rings Versi Film & Novel!

The Lord of the Rings adalah sebuah karya sastra epik yang ditulis oleh J.R.R. Tolkien. Karya ini terdiri dari sebuah trilogi yang terdiri dari tiga volume utama: The Fellowship of the Ring (1954), The Two Towers (1954), dan The Return of the King (1955). Karya ini merupakan kelanjutan dari novel The Hobbit, yang juga ditulis oleh Tolkien. Cerita-cerita itulah yang kemudian diadaptasi ke dalam filmnya yang disutradarai oleh Peter Jackson. Menariknya, meski mengadaptasi cerita dari novel, ternyata ada beberapa perbedaan antara versi film dan novel Lord of the Rings. Apa saja? Simak berikut ini!

7 Absennya Fatty Bolger

Seperti yang diperlihatkan dalam cerita, geng Hobbit meninggalkan The Shire untuk berpetualang. Mereka yang meninggalkan tempat tersebut adalah Frodo, Sam, Merry, dan Pippin. Di film, para Hobbit tersebut diceritakan hanya 4 orang saja. Tetapi menariknya di novel Lord of the Rings, ternyata adalagi satu Hobbit yang yang menjadi bagian dari geng tersebut. Hobbit tersebut bernama Fredegar “Fatty” Bolger.

Dalam buku novelnya, Fatty memilih untuk tetap tinggal karena takut. Selain itu, dia tetap tinggal untuk membuat Frodo seolah-olah tidak pernah pergi. Dalam novel, dia bahkan membantu melawan Saruman ketika penyihir tersebut mengambil alih The Shire. Peran Fatty tidak sepenuhnya ditampilkan dalam film, karena dia hanya muncul sekilas dalam The Fellowship of the Ring. Dalam novel sendiri, Fatty ditangkap dan dipenjarakan di Lockholes hingga akhirnya tubuhnya mengecil karena kelaparan.

Menariknya dalam draf awal Lord of the Rings, Fatty Bolger memainkan peran yang jauh lebih besar, namun kemudian karakternya mulai ditinggalkan. Perannya cukup kecil juga dalam buku tersebut. Mungkin saja jika Fatty ikut pergi ke Old Forest, mungkin dia seharusnya memiliki peran yang lebih besar.

6 Penyerangan Orc dari Isengard

Salah satu adegan yang paling berkesan dari film Lord of the Rings kedua adalah ketika sekelompok Orc dari Isengard mengendarai Wargs melawan tentara Rohan, termasuk Aragorn, Legolas, dan Gimli. Ini adalah adegan yang sangat brutal dengan Warg dan kuda saling bertabrakan, dengan pertempuran tersebut hampir membunuh Aragorn ketika dia terjatuh dari tebing ke sungai.

Namun semua ini tidak benar-benar terjadi di dalam buku novelnya. Faktanya dalam novel, Aragorn tidak pernah secara paksa dipisahkan dari kelompoknya. Meskipun demikian, ini jelas merupakan salah satu tambahan keren pada film ini. Pertempuran tersebut berakhir dengan kemenangan yang sangat mahal bagi pasukan Rohan, dan ini memberikan waktu yang cukup banyak bagi orang-orang yang tidak bersalah untuk segera mencapai benteng.

Dengan kekalahan pemimpin Orc, Sharku, dan jumlah mereka yang berkurang, para penunggang Warg yang masih hidup mundur, berpencar ke segala arah. Dengan demikian, kemenangan jatuh ke tangan Theoden dan rakyat Rohan. Théoden memang menjadi bintang dalam peristiwa ini, di mana dia tampil dengan sangat badass.

5 Jumlah Prajurit Battle of Helm’s Depp

Meskipun Battle of Helm’s Depp adalah salah satu momen paling ikonik di seluruh franchise, tetapi di filmnya sangat berbeda dengan di dalam buku. Dalam film tersebut, hanya ada 300 orang yang bertarung demi Rohan, namun di detik-detik terakhir mereka dibantu oleh sekelompok elf. Sementara dalam bukunya, konflik itu disebut dengan “Battle of the Hornburg” dan ada sekitar 2000 tentara Rohan yang mampu menahan serangan tanpa bantuan elf.

Namun di kedua versi, mereka menghadapi lebih dari 10.000 orc dari Isengard, menjadikannya kemenangan yang mengesankan. Buat Geeks yang lupa, Battle of Helm’s Depp terjadi setelah kaum Rohirrim di bawah pimpinan Raja Theoden mempertahankan Hornburg dari pasukan Dunlending dan Uruk-hai yang dipimpin Saruman. Dalam peristiwa ini, Aragorn sempat tersandung dan hampir dikalahkan oleh para Orc.

Tetapi kemudian diselamatkan oleh Legolas dan berkat sebuah batu besar yang dilemparkan ke arah para Orc dari dinding. Pertempuran ini menjadi sangat penting. Seandainya Rohirrim kalah dalam pertempuran, rakyat mereka secara keseluruhan akan dilenyapkan oleh Uruk-hai Saruman yang mengamuk dan tidak akan mampu membantu Gondor di Battle of the Pelennor Fields.

4 Skala Perang, Lebih Masif

Franchise Lord of the Rings memang berfokus kepada perang besar War of the Ring, dan di saat yang sama Frodo berupaya menghancurkan One Ring. Menariknya nih Geeks, skala perang dalam novel Lord of the Rings jauh lebih besar lagi. Pertempuran besar-besaran terjadi di Dale, Mirkwood, dan Lorien. Tetapi tidak ada satupun perang tersebut yang ditampilkan di filmnya.

Tentu saja Peter Jackson tidak dapat menampilkan semuan perang tersebut hanya dalam tiga filmnya karena dibutuhkan sebuah mini seri seperti layaknya Band of Brothers, untuk secara akurat menggambarkan betapa besarnya perang tersebut. Pertempuran di Dale sebenarnya menjadi yang paling menarik.

Dalam pertempuran di Dale atau Battle of Dale, perang yang terjadi di lembah Dale tersebut menjadi penentu. Pasukan Easterling awalnya berhasil mengusir para Dwarf dan Dale dan mengepung mereka selama berhari-hari. Namun kemudian pasukan dari Dwarf dan Dale berhasil membalikkan keadaan dan kemudian mengalahkan musuh-musuhnya. Ini juga menjadi pertempuran yang sangat berdarah, karena banyak korban jiwa yang ditimbulkan dalam perang ini.

3 Mata Sauron

Salah satu hal yang paling berkesan dalam trilogi Lord of the Rings adalah dimunculkannya mata raksasa berapi yang berada di atas Dark Tower dan seolah mengawasi Middle-Earth. Mata itu adalah simbol dari Dark Lord dan antagonis utama dari keseluruhan franchise ini. Namun dalam buku, ini bukanlah sebuah mata secara harafiah, melainkan sebuah metafora dari kehadiran Sauron yang sangat besar dan jangkauannya yang luas di Middle-Earth.

Faktanya, novel tersebut menyiratkan bahwa Sauron memiliki tubuh fisik dan dia membutuhkan cincin itu untuk menyelesaikan penaklukkannya. Dark Tower atau yang biasa disebut Barad-dur, ditopang oleh dark magic dan merupakan benteng terbesar di Middle-Earth pada masanya. Awalnya bangunan tersebut dibangun pada Second Age, dan kemudian diratakan setelah kekalahan Sauron dalam perang aliansi terakhir.

Sauron kemudian membangun kembali Dark Tower di akhir Third Age, saat dia mendapatkan kembali kekuasaanya. Tetapi kemudian bangunan menara ini hancur selamanya setelah hancurnya One Ring. Bangunan ini memang memiliki sejarah yang panjang, dan sangat ikonik bagi pencinta Lord of the Rings.

2 Dihilangkannya Karakter Tom Bombadil

Dalam novel Lord of the Rings, salah satu karakter paling aneh di seluruh Middle-Earth adalah Tom Bombadil. Bombadil membantu Frodo dan para hobbit lainnya dalam perjalanan mereka di novel pertama. Sangat mungkin bahwa dia adalah makhluk tertua di Middle-Earth, dan bahkan One Ring pun tidak memiliki kekuasaan untuk bisa mengendalikan dirinya.

Dia tidak terpengaruh oleh One Ring, dan bahkan mampu memakai cincin itu tanpa efek apapun. Sayangnya nih Geeks, meski Bombadil menjadi karakter yang menarik di novel, tetapi dia benar-benar dipotong atau tidak dihadirkan dalam film. Peter Jackson menyatakan bahwa Bombadil tidak melakukan apa pun untuk memajukan cerita sehingga karakternya tidak dimunculkan.

Tetapi Jackson masih memasukkan beberapa dialog penting dari karakter Bombadil, hanya saja dialog tersebut dilontarkan dari karakter Merry dan Pippin. Dalam novel, Bombadil muncul sebagai seorang pria tua dengan topi biru, mantel kuning, dan sepatu bot. Dia memiliki kepribadian yang ceria, ramah, dan penuh kegembiraan, dan dikenal karena lagu-lagu dan puisi-puisi yang dia nyanyikan.

1 Penyelamat Frodo

Glorfindel adalah tokoh penting dalam novel, dan bahkan dianggap sebagai calon anggota dari Fellowship. Namun peran peri ini dihilangkan dalam film. Dalam novel, Glorfindel-lah yang menyelamatkan Frodo setelah dia ditikam oleh salah satu Nazgûl. Namun dalam film tersebut, Arwin yang datang untuk menyelamatkannya, dan kemudian memanggil air ajaib untuk menghanyutkan Nazgûl dan mencegah mereka memasuki Rivendell.

Dari sudut pandang pembuatan film, perubahan tersebut masuk akal karena ini membantu mengembangkan karakter Arwen. Arwen jatuh cinta dengan Aragorn. Kisah percintaan mereka menjadi salah satu sub-plot utama dalam The Lord of the Rings. Arwen dihadapkan pada pilihan antara hidup abadi sebagai seorang elf atau menghabiskan hidupnya bersama Aragorn, yang merupakan manusia dan memiliki umur yang jauh lebih pendek daripada elf.

Dia kemudian memilih untuk menghabiskan hidupnya bersama Aragorn, meskipun itu berarti dia akan kehilangan keabadian dan akhirnya mati sebagai manusia. Meskipun Arwen tidak terlibat secara langsung dalam Pertempuran Terakhir di Lord of the Rings, tetapi dia menyumbangkan energinya kepada Aragorn setelah dia terluka dalam Pertempuran Pelennor Fields, yang membantu dalam pemulihannya.

Itulah dia Geeks beberapa perbedaan antara Lord of the Rings versi film dan novel. Di antara perbedaan tersebut, mana yang dianggap paling menarik dan ingin kalian saksikan di filmnya Geeks?

Exit mobile version