Home MOVIE MOVIE FEATURES 10 Film Bagus yang Hancurkan Franchisenya!

10 Film Bagus yang Hancurkan Franchisenya!

Ketika kualitas cerita dari sebuah film terlalu bagus, hal tersebut justru jadi mimpi buruk karena malah hancurkan franchisenya. Sebuah franchise yang besar dan bagus lahir dari film-film yang memang memiliki kualitas yang juga bagus. Sudah ada banyak contoh franchise film yang bertahan hingga sekarang karena kualitas filmnya. Namun, ada beberapa film yang dianggap terlalu bagus justru malah hancurkan franchisenya yang sudah terbangun sebelumnya. Apa saja?

10 Halloween

Halloween merupakan sebuah film slasher yang kompleks karya sutradara legendaris John Carpenter. Rilis pada 1978, film ini benar-benar sangat populer yang mana bahkan menjadikan Halloween sebagai panutan bagi film dengan genre slasher horor lainnya. Film ini berhasil memperkenalkan sosok antagonis yang menarik dan juga membangkitkan rasa takut dan tidak nyaman.

Jamie Lee Curtis berperan sebagai Laurie Strode di mana dia adalah sosok protagonis yang berusaha untuk bertahan dari serangan pembunuh berantai mengerikan bernama Michael Myers. Sayangnya, dengan film Halloween menjadi sangat populer dan jadi panutan bagi genre serupa membuat setiap kali ada film lainnya yang muncul dalam franchise ini justru kurang laku di pasaran.

Butuh upaya yang sangat ekstra untuk pihak studio demi bisa menghadirkan film sekuel dari Halloween, yang mana sering kali hal tersebut tidak berhasil membuat para penonton terkesan. Banyak yang berpendapat jika sekuel yang muncul justru menghilangkan dan memperlemah narasi yang muncul di film pertama. Terlepas berbagai upaya reboot dan sekuel yang ada, Halloween versi 1978 dianggap sebagai sebuah mahakarya.

9 First Blood

Film pertama dari franchise Rambo, yang sukses untuk membawa nama Sylvester Stallone terkenal di kancah Hollywood. First Blood bercerita tentang John Rambo, seorang veteran perang Vietnam, yang kembali dari perang dan berusaha untuk menemui teman-temannya setelah dia kembali dari Vietnam. Namun, ketika dia pergi ke sebuah kota kecil Rambo justru dianggap sebagai sosok yang jahat.

Para polisi lokal di wilayah tersebut berusaha untuk membuat John Rambo keluar dari wilayah tersebut, karena dianggap meresahkan. Namun, Rambo kemudian melawan dengan memperlihatkan kemampuan militer yang dia miliki. Filmnya sendiri coba untuk mengangak realita tentang peperangan dan juga kematian, serta apa yang terjadi kepada para veteran perang.

Sukses dengan film First Blood, film selanjutnya coba untuk mengangkat cerita yang hampir sama dengan beberapa formula cerita yang dirubah. Namun, dalam film sekuelnya tersebut Rambo nampak lebih seperti mesin perang daripada sosok veteran perang. Dan ceritanya sendiri kurang memberikan dampak yang besar seperti halnya film First Blood. Bahkan, di filmnya yang terakhir, Last Blood, justru dia harus berhadapan dengan kartel yang mana membuat banyak fans kurang meminati ceritanya.

8 Aliens

Aliens bisa jadi contoh paling nyata bagaimana jika film terlalu bagus justru akan hancurkan franchisenya. Pasca kesuksesan dari film garapan Ridley Scott, yaitu Alien, sutradara kawakan lainnya, James Cameron, kemudian mendapatkan tugas untuk menjadi sutradara bagi sekuel filmnya, yaitu Aliens. Film ini berhasil menghadirkan cerita yang tidak kalah menarik dan mampu melanjutkan franchisenya.

Film Aliens sendiri rilis pada 1986 dan James Cameron berhasil menghadirkan detil dari berbagai elemen yang ada di film pertama untuk kemudian diaplikasikan di film sekuelnya. Filmnya juga berhasil menghadirkan perubahan karakter yang drastis dari Ellen Ripley, yang mana membuat para fans berharap jika akan ada kelanjutan cerita dari sosoknya atau cerita lainnya.

Sayangnya, baik sekuel atau prekuel yang kemudian muncul justru tidak mampu meraih kesuksesan yang sama seperti dua film sebelumnya. Rumah produksi 20th Century Fox sendiri sebelumnya berusaha untuk menghadirkan berbagai proyek terkait dengan franchise ini. Namun, sampai sekarang, hampir semua film pasca Aliens tidak mampu untuk memenuhi ekspektasi para fans.

7 Furious 7

Fast & Furious sudah mengalami banyak sekali perubahan dan perkembangan sejak film pertamanya dirilis pada 2001 silam. Bisa dibilang perkembangan cerita dari franchise ini benar-benar diluar dugaan. Pada awalnya, Fast & Furious bercerita tentang kejahatan yang berada di luar jangkauan pihak polisi dan juga balapan liar jalanan. Namun, cerita tersebut berkembang dengan sangat pesat.

Franchise Fast & Furious sekarang justru berkembang menjadi sebuah film tentang aksi kepahlawanan dengan berbagai hal yang memacu adrenalin. Mulai dari membawa brankas dengan mobil hingga terbang ke luar angkasa dengan menggunakan mobil pernah franchise ini hadirkan dalam ceritanya. Sebenarnya, hampir semua sekuel film di franchise ini kurang begitu diterima dan laku di pasaran.

Tetapi, hal berbeda diperlihatkan di film Furious 7 di mana dalam film ini kita melihat bagaimana Brian O’Connor memutuskan untuk berhenti dalam menjalankan aksinya. Dia memilih untuk fokus menghabiskan waktunya bersama istri dan anaknya. Melanjutkan cerita pasca film ini terbukti jadi keputusan yang buruk di mana angka pendapatan dari filmnya justru menurun meskipun dari segi cerita cukup menghibur.

6 Men In Black

Will Smith dan Tomy Lee Jones berperan sebagai Agent J dan Agent K dalam film Men In Black yang rilis pada tahun 1997. Ceritanya sendiri berfokus pada organisasi Men In Black yang berusaha untuk merekrut agen baru yang akan jadi rekan bagi agent K. Dan mereka pun kemudian melakukan perekrutan yang mana James Darrell Edwards III dari kepolisian New York akhirnya terpilih untuk bergabung MIB.

Film ini berhasil menghadirkan secara seimbang antara elemen cerita yang menarik sekaligus komedi yang dihadirkan oleh Will Smith dan Tomy Lee Jones. Di sisi lain, kita juga bisa melihat ancaman dari para alien yang mengancam keberlangsungan bumi. Film ini sukses secara komersil maupun secara kritik. Akibat dari hal ini, justru film MIB malah hancurkan franchise yang dibangun.

Setiap film sekuel yang rilis dianggaap gagal untuk menghadirkan magis dan juga keseimbangan yang sama dengan film yang pertama. Pihak studio mencoba untuk memperkenalkan ancaman baru, agen baru, dan bahkan mereka mencoba untuk melakukan reboot dengan franchisenya. Sayangnya, setiap usaha tersebut selalu gagal membuahkan hasil yang memuaskan.

5 Die Hard

Salah satu film legendaris dan populer dari era 1980an dan masih bertahan hingga sekarang. Die Hard sendiri merupakan film aksi yang menceritakan seorang detektif kepolisian bernama John McClane. Sang detektif berusaha untuk menyelamatkan sekelompok tawanan di sebuah gedung pencakar langit yang diserang oleh seorang penjahat saat malam natal.

Selain memperkenalkan sosok Bruce Willis sebagai John McClane, film ini juga dibintangi oleh Alan Rickman yang berperan sebagai sosok villain populer bernama Hans Gruber. Die Hard berhasil menghadirkan cerita seimbang dari sang protagonis utama, John McClane, serta villain utamanya, yaitu Hans Gruber. Belum lagi, filmnya berhasil menghadirkan formula cerita khas 80an di mana sang protagonis mengalami nasib sial dengan urusan pribadinya.

Bagaimana Die Hard berhasil memanfaatkan Rickman untuk menghadirkan berbagai situasi yang tidak menyenangkan bagi karakter Bruce Willis di film ini juga jadi salah satu daya tarik utama dari filmnya. Sayangnya, Die Hard 2 gagal untuk bisa mengulang kesuksesaan yang sama dengan film pertama. Hal tersebut dikarenakan film sekuelnya terlalu menghadirkan banyak kesamaan dengaan film pertama.

4 X-Men: Days Of Future Past

Film X-Men merupakan film yang jadi pionir untuk genre superhero di era awal 2000an. Meskipun butuh perjuangan yang sulit, namun pada akhirnya para karakter mutan dari Marvel tersebut sukses membangun franchise ini. Terlepas dari hal itu, berbagai film X-Men memiliki satu masalah besar yaitu kebingungan para fans mengenai timeline yang berbeda di berbagai filmnya.

Rumah produksi 20th Century Fox kemudian merilis film X-Men: Days Of Future Past untuk memperbaiki dan menjelaskan perbedaan timeline yang ada di berbagai film sebelumnya. Film ini dibintangi oleh James McAvoy dan Michael Fassbender dan ceritanya sendiri menghadirkan dua timeline yang berbeda, yang mana menjelaskan mengapa ada banyak cast dari film sebelumnya yang muncul.

Para fans bisa dibilang puas dengan alur cerita di film ini yang mana para fans akhirnya beranggapan jika film X-Men: Days Of Future Past adalah akhir dari franchisenya. Fox sendiri nyatanya masih terus menghadirkan berbagai film-film lainnya yang mana total film dari franchise X-Men mencapai 13 film dengan film terakhir, Dark Phoenix, jadi bukti kegagalan terbaru dari franchise tersebut.

3 Thor: Ragnarok

Franchise Thor sebenarnya adalah bagian dari jagat sinematik besar Marvel yaitu Marvel Cinematic Universe. Seperti halnya film X-Men, film pertama Thor juga jadi film yang medioker alias kurang mendapatkan sorotan. Namun, film sekuelnya, Thor: The Dark World, mulai lebih banyak mendapatkan kritik dan atensi dari film pertama. Film ketiga, Thor: Ragnarok, benar-benar jadi pembeda dari dua film sebelumnya.

Disutrdarai oleh Taika Waititi, film Thor: Ragnarok benar-benar merubah citra dari sosok Thor. Di dua film pertama, sosok Thor diperliatkan sebagai sosok yang tegas, tanpa basa-basi, dan juga serius. Tetapi, hal tersebut kemudian berubah di mana karakter Thor justru lebih berkembang. Bahkan, dengan perubahan tone cerita di film tersebut pada akhirnya memberikan dampak yang besar kedepannya.

Marvel Studios sendiri kemudian masih terus mempercayakan Taika Waititi untuk film selanjutnya. Sayangnya, unsur komedi yang kemudian muncul di film selanjutnya, Thor: Love and Thunder, justru dianggap terlalu berlebihan dan bahkan cenderung aneh. Banyak fans yang bahkan berpendapat jika elemen komedi di film tersebut malah “mematikan” sosok Thor yang sebenarnya.

2 Avengers: Endgame

Masih dari jagat sinematik Marvel, film Avengers: Endgame benar-benar jadi contoh nyata lain dari film yang hancurkan franchisenya akibat terlalu bagus. Ini merupakan film puncak dari 21 film yang sudah Marvel Studios hadirkan dalam satu dekade dan tiga Phase sebelumnya. Avengers: Endgame merupakan kelanjutan dari Avengers: Infinity War yang jadi penutup dari cerita Infinity Saga.

Thanos diperlihatkan jadi villain utama dalam Saga ini. Dan di akhir film Endgame diperlihatkan bagaimana seluruh universe di MCU berhasil diselamatkan dengan cara Tony Stark melakukan Decimation. Akhirnya, semua yang hilang berhasil kembali. Kesuksesan filmnya bahkan membuat film ini berhasil jadi film paling laris sepanjang masa dengan total pemasukan hingga 2.8 miliar Dollar Amerika.

Sayangnya, kesuksesan tersebut nampaknya jadi kesuksesan terakhir bagi Marvel Studios. Pasca film Endgame, Marvel Studios seolah kehilangan arah terkait dengan arah ceritanya. Mereka seolah kebingungan untuk menegaskan kembali apa yang sudah terbangun di Saga sebelumnya. Avengers: Endgame benar-benar menghadirkan sesuatu yang sulit untuk film lain lampaui pencapaiannya yang mana terbukti hingga sekarang.

1 Terminator 2: Judgement Day

Film yang hancurkan franchisenya akibat terlalu bagus yang terakhir dalam daftar ini adalah Terminator 2: Judgement Day. Selain Aliens, bisa dibilang ini adalah contoh paling nyata lainnya bagaimana ketika film sekuel berhasil menirukan bahkan melampaui kesuksesan dari film pertamanya. Dan saking suksesnya film sekuel ini, pada akhirnya membuat proyek film lainnya tidak mampu menyaingi kesuksesannya.

Filmnya sendiri memperlihatkan Terminator T-800, yang diperankan oleh Arnold Schwarzenegger, dikirim ke masa lalu untuk melindungi John Connor yang masih kecil. Bersama dengan Sarah Connor, T-800 coba untuk melindungi John dari serangan Terminator lainnya yang jauh modern dan dahsyat yaitu T-1000. Film sekuel ini ini benar-benar menghadirkan banyak hal baru daripada film sebelumnya.

Contohnya adalah dari kreativitas cerita, kualitas grafis, dan juga inovasi yang dihadirkan dalam filmnya. James Cameron juga pada akhirnya memutuskan untuk keluar dari franchise ini, yang mana semua hal tersebut menjadi penyebab film-film Terminator lainnya tidak mampu untuk menghadirkan kesuksesan yang sama seperti film ini. Pihak studio bahkan sempat menghadirkan kembali Arnold dan Linda Hamilton dalam film Terminator: Dark Fate, yang mana film ini kurang memberikan hasil yang memuaskan.

Menghadirkan sebuah film yang bagus tentunya menjadi tujuan setiap pembuat film dan pihak studio. Tujuannya tentu agar film tersebut bisa meraih kesuksesan baik secar finansial maupun secara kritik. Tetapi, terkadang, ketika film tersebut terlalu bagus justru film itu malah hancurkan franchisenya yang mungkin sudah dibangun dari lama.

Exit mobile version