Membuat adaptasi live action dari anime bukanlah perkara mudah, Geeks. Dunia anime sering kali memiliki gaya visual yang ekstrem, cerita kompleks, serta konsep yang sulit diterjemahkan ke dunia nyata. Itulah sebabnya, tidak semua anime cocok untuk diangkat menjadi film atau serial live action. Kali ini, kita akan membahas delapan anime yang dinilai paling sulit untuk dibuat versi live action-nya. Yuk, check these out!

8Dragon Ball

Dari sekian banyak anime yang pernah dibuat, Dragon Ball bisa dibilang sebagai simbol terbesar dari budaya pop Jepang. Diciptakan oleh Akira Toriyama, kisah Goku dan kawan-kawan telah menginspirasi generasi penggemar di seluruh dunia sejak 1980-an. Namun di balik popularitasnya yang luar biasa, Dragon Ball juga menjadi contoh klasik betapa sulitnya mengubah dunia animasi ke dalam film nyata. Hollywood pernah mencoba peruntungan melalui Dragonball Evolution pada tahun 2009, tetapi hasilnya justru menjadi pelajaran pahit bagi industri film karena gagal menangkap semangat dari sumber aslinya.

Kesulitan utama dalam mengadaptasi Dragon Ball terletak pada perpaduan antara fantasi dan emosi yang menjadi inti ceritanya. Dunia Dragon Ball dipenuhi oleh pertarungan dengan energi dahsyat, ledakan besar, dan jurus-jurus spektakuler seperti Kamehameha. Dalam animasi, semua itu terasa wajar dan menegangkan karena didukung gaya gambar khas serta irama visual yang dinamis. Namun ketika divisualisasikan dengan aktor nyata, efek tersebut mudah terlihat janggal jika tidak diolah dengan pendekatan artistik yang tepat. Energi ki yang memancar di langit biru mungkin terlihat keren dalam animasi, tetapi bisa terasa canggung dan berlebihan dalam versi live action.

Selain aspek teknis, Dragon Ball juga menghadirkan tantangan besar dalam menjaga karakterisasi dan nuansa budaya. Goku bukan pahlawan super, melainkan sosok polos yang mencerminkan semangat pantang menyerah dan keingintahuan tanpa batas. Nilai-nilai sederhana seperti persahabatan, keberanian, dan kemurnian hati menjadi kekuatan utama kisah ini. Jika karakter-karakter tersebut digambarkan terlalu serius atau kehilangan sisi humor khas mereka, maka esensi Dragon Ball akan lenyap. Itulah kesalahan utama yang terjadi pada adaptasi terdahulu, di mana kehangatan dan kelucuan dunia Toriyama berubah menjadi film aksi generik.

Tidak hanya itu, dunia Dragon Ball sendiri berkembang dengan cara yang luar biasa luas dan cepat. Dari kisah petualangan sederhana berburu bola naga hingga peperangan antar galaksi yang melibatkan dewa penghancur, skala cerita ini menuntut produksi besar-besaran dengan teknologi tinggi dan penulisan yang matang. Membangun setting seperti Planet Namek, Kota West, atau turnamen antar semesta bukan hanya membutuhkan CGI tingkat tinggi, tetapi juga visi yang bisa menyatukan semua unsur tersebut menjadi pengalaman sinematik yang meyakinkan.

Meski begitu, harapan untuk melihat Dragon Ball diadaptasi dengan baik belum sepenuhnya hilang. Dengan kemajuan teknologi film modern dan meningkatnya apresiasi Hollywood terhadap karya orisinal Jepang, bukan tidak mungkin suatu hari akan ada sutradara yang mampu menghidupkan kembali semangat Toriyama dengan benar. Namun sampai saat itu tiba, Dragon Ball tetap akan dikenang sebagai anime yang sulit disentuh oleh dunia nyata.

Kembali
Egie
Sejak bergabung dengan Greenscene pada 2021, Egie adalah content writer yang memiliki passion tinggi untuk topik pop culture seputar komik, film dan series.