Home MOVIE MOVIE FEATURES Para Sutradara ini Akui Filmnya Jelek!

Para Sutradara ini Akui Filmnya Jelek!

Peran sutradara dalam sebuah film sangatlah penting dan memiliki dampak besar terhadap keseluruhan kualitas dan pengalaman penonton terhadap film tersebut. Sutradara bertanggung jawab untuk menginterpretasikan naskah dan menerjemahkannya ke dalam sebuah gambar bergerak. Sutradara juga memimpin proses kreatif dari awal hingga akhir produksi, termasuk pemilihan lokasi, desain set, kostum, dan pemilihan musik. Karena itulah peran sutradara sangat penting. Menariknya nih Geeks, ada beberapa sutradara yang justru mengakui filmnya jelek. Siapa saja sutradara tersebut? Simak berikut ini!

7 Alan Taylor

Taylor memulai karirnya di industri televisi, di mana dia bekerja sebagai sutradara dan produser eksekutif untuk berbagai series, termasuk The Sopranos dan Game of Thrones. Menariknya, Taylor pernah memenangkan Penghargaan Emmy berkat kontribusinya dalam episode berjudul Baelor dari Game of Thrones pada tahun 2012. Selain membuat series, Alan Taylor juga terkenal dengan beberapa film besarnya, termasuk Thor: The Dark World (2013) dan Terminator Genisys (2015).

Namun ketika film Thor: The Dark World dirilis, film tersebut mengecewakan hampir seluruh fans Marvel. Filmnya mendapat ulasan negatif, dan filmnya pun tidak terlalu bersinar di box office. Taylor kemudian mengkritik proyek tersebut dengan mengatakan, “Pengalaman Marvel sangat memilukan karena saya diberi kebebasan mutlak saat kami syuting, dan kemudian berubah menjadi film yang berbeda. Jadi, itu adalah sesuatu yang saya harap tidak akan terulang dan tidak saya harapkan dari orang lain.”

Ternyata nih Geeks, hasil akhir dari film Thor: The Dark World sangat tidak disukai oleh Taylor sendiri. Dia mengaku bahwa terlalu banyak bagian film yang diubah tanpa persetujuannya, dan menganggap bahwa Marvel Studios terlalu banyak ikut campur dalam pengeditan film tersebut.

6 Josh Trank

Geeks masih ingat dengan film reboot Fantastic 4 yang dirilis tahun 2015 lalu? Film tersebut mengikuti kisah empat remaja yang mengalami transformasi fisik setelah mereka terkena radiasi dari sebuah teleporter eksperimental. Reed Richards, Sue Storm, Johnny Storm, dan Ben Grimm, bersama dengan ilmuwan muda Victor Von Doom, melakukan perjalanan ke dimensi alternatif menggunakan teleporter tersebut.

Namun, sesuatu yang tidak terduga terjadi selama misi tersebut, menyebabkan mereka mendapatkan kekuatan super yang luar biasa. Plotnya memang menjanjikan, tetapi ternyata film ini gagal total, baik dari segi kualitas maupun pendapatan. Film ini sangat buruk, terutama dibagian CGI-nya yang terlihat masih mentah. Josh Trank yang menyutradarai filmnya pun mengakui bahwa filmnya sangat buruk.

Josh Trank mengaku bahwa semua keburukan itu datang selama pasca produksinya berlangsung. Trank dipaksa oleh studio Fox untuk melakukan syuting ulang, yang merusak segalanya. Sebulan sebelum filmnya dirilis, sang sutradara sempat mengatakan di Twitter, “Setahun yang lalu saya memiliki versi yang fantastis dari (film) ini. Dan itu akan mendapat ulasan yang bagus. Anda mungkin tidak akan pernah melihatnya. Tapi itu kenyataan.”

5 David Lynch

David Lynch dikenal atas karyanya yang unik dan eksperimental dalam industri film, terutama untuk film-film seperti Eraserhead (1977), Blue Velvet (1986), “Mulholland Drive (2001), dan series Twin Peaks (1990-1991; 2017). Lynch telah menerima banyak penghargaan dan pengakuan atas karyanya di dunia perfilman, termasuk tiga nominasi Academy Awards untuk Sutradara Terbaik, dan memenangkan Palme d’Or di Festival Film Cannes untuk Wild at Heart (1990).

Nah pada tahun 1984, David Lynch pernah mendapatkan kesempatan untuk menyutradarai film Dune. Meski belum membaca novelnya, tetapi Lynch setuju untuk mengadaptasi kisah Dune ke dalam film, dan lebih memilih proyek tersebut dibandingkan dengan film Star Wars ketiga yaitu Return of the Jedi. Lynch pun segera mulai mengerjakan naskahnya yang diadaptasi dari novel besutan Frank Herbert tersebut, dan menghasilkan lebih dari lima draf naskah.

Namun meski persiapannya memakan waktu lama, hasil akhirnya tidak begitu memuaskan bagi sang sutradara, yang menganggap bahwa film itu jelek. “Ini bukan salah siapa pun kecuali kesalahan saya sendiri. Saya mungkin seharusnya tidak membuat film itu, tetapi saya melihat banyak sekali kemungkinan (dari segi cerita).” Setelah versi Lynch gagal, di tahun 2021, Denis Villeneuve membuat versi remakenya yang sukses besar.

4 Michael Bay

Film Transformers pertama kali dirilis pada tahun 2007. Salah satu ciri khas dari film-film Transformers adalah penggunaan efek khusus yang canggih untuk menghidupkan robot-robot tersebut. Efek visual yang spektakuler dan detail desain yang rumit telah menjadi daya tarik utama bagi para penggemar. Film ini disutradarai oleh Michael Bay, dan membintangi Shia LaBeouf.

Pada tahun 2022, sutradara ini mengakui bahwa film Transformers buatannya cukup jelek. “Saat sutradara akan merilis sebuah film, kami mencobanya terlebih dahulu untuk melihat ekspresi penonton dan… mereka ingin muntah. Saya melihatnya dengan keluarga yang membawa anaknya, dan saya berpikir ‘Ya ampun, apa yang saya lakukan?’ filmnya sama sekali belum selesai.”

Bay menambahkan bahwa meskipun filmnya disukai oleh anak-anak, tetapi orang dewasa justru membencinya. “Ketika saya melihat seseorang dan bertanya ‘apakah anda menyukai filmnya?’ dia menjawabnya dengan gerakan kecewa. Saya langsung berpikir, ‘ini buruk, saya telah membuat film yang sama sekali tidak menyenangkan’.”

3 Joel Schumacher

Geeks masih ingat dengan film Batman & Robin yang dirilis pada tahun 1997? Film tersebut sangat buruk, dan juga dianggap sebagai salah satu film terburuk sepanjang masa. Film yang disutradarai oleh Joel Schumacher ini mengisahkan petualangan Batman dan rekan-rekannya yang berusaha menghentikan dua penjahat super, Mr. Freeze dan Poison Ivy, dalam rencana jahat mereka untuk menguasai Gotham City.

Menariknya nih Geeks, hampir semua orang yang terlibat dalam pembuatan Batman & Robin tampaknya membenci hasil akhir dari filmnya. George Clooney pun telah meminta maaf atas versi Batmannya yang tampil buruk. Bahkan nih Geeks, mendiang Joel Schumacher sudah berkali-kali meminta maaf akibat gagal membuat filmnya berhasil. “Dengar, aku minta maaf. Aku ingin meminta maaf kepada setiap penggemar yang kecewa karena menurutku aku berhutang budi pada mereka.”

Setelah film tersebut dirilis di bioskop, Schumacher mengatakan bahwa orang-orang memperlakukannya seperti “sampah”. “Rasanya seperti saya telah membunuh seorang bayi.” Setelah kegagalan inilah film Batman sempat hiatus selama bertahun-tahun, sebelum dibuatkan Batman versi baru yang dibuat oleh Christopher Nolan, dan dibintangi Christian Bale.

2 Joss Whedon

Joss Whedon adalah sutradara beken di Hollywood. Dia memulai karirnya sebagai penulis naskah untuk series seperti Roseanne dan Parenthood sebelum mencapai ketenaran dengan menciptakan dan menulis series Buffy the Vampire Slayer pada tahun 1997. Bertahun-tahun kemudian, Whedon menulis dan menyutradarai dua film dalam Marvel Cinematic Universe, yaitu The Avengers (2012) dan sekuelnya Avengers: Age of Ultron (2015). Dia juga terlibat dalam pengembangan beberapa film Marvel lainnya.

Film Avengers pertama mempertemukan sejumlah pahlawan super dengan cara yang menarik, dan film tersebut mampu menghasilkan lebih dari $1,1 miliar (£1,15 miliar) di box-office. Setelah kesuksesan itulah, datanglah sekuelnya, Age of Ultron, yang kembali disutradarai oleh Whedon. Tetapi sepertinya Whedon sudah lelah, sehingga dia tidak dapat mengerahkan kemampuannya untuk menonton keseluruhan film ini setelah selesai.

sutradara ini mengakui bahwa film itu jelek dengan mengatakan, “Saya terikat dan saya mengalami saat-saat yang buruk.” Setahun kemudian, pada tahun 2016, pembuat film tersebut mengklarifikasi komentarnya. “Saya sangat terpukul dengan prosesnya. Beberapa di antaranya bertentangan dengan Marvel, dan hal ini tidak bisa dihindari. Kebanyakan tentang pekerjaanku sendiri, dan aku juga kelelahan.” Whedon menambahkan bahwa dia tetap “bangga” dengan film tersebut, namun masih ada hal-hal tentang film tersebut yang “sangat membuatnya frustrasi”.

1 Tomas Alfredson

Pada tahun 2017, sebuah film berjudul The Snowman dirilis. Film tersebut disutradarai oleh Tomas Alfredson dan menghadirkan deretan bintang papan atas Hollywood seperti Michael Fassbender, Rebecca Ferguson, Charlotte Gainsbourg, dan Val Kilmer. The Snowman adalah sebuah film thriller yang mengikuti petualangan Detektif Harry Hole (Michael Fassbender) saat ia menyelidiki serangkaian pembunuhan brutal yang terjadi di Norwegia.

Pembunuhnya meninggalkan jejak berupa sebuah boneka salju di lokasi kejahatan, yang menjadi tanda pengenalnya. Dengan bantuan rekan penyelidikannya, Katrine Bratt (dimainkan oleh Rebecca Ferguson), Harry Hole menyusun pola pembunuhan tersebut, tetapi seiring waktu berjalan, dia menyadari bahwa kasus ini jauh lebih rumit dan pribadi daripada yang dia duga. Meski plotnya menjanjikan, tetapi film ini gagal total karena mendapat ulasan negatif.

Tomas Alfredson yang sebelumnya sukses dengan film Tinker Tailor Soldier Spy, juga mengaku bahwa The Snowman buruk. Dia pun mengakui apa yang menjadi kesalahan filmnya. “Waktu syuting kami di Norwegia terlalu singkat. Kami tidak mendapatkan keseluruhan cerita dan ketika kami mulai mengedit, kami menmukan banyak yang hilang.” Selama bertahun-tahun film ini dikembangkan oleh Martin Scorsese. Tetapi kemudian dia hengkang dan digantikan Alfredson.

Itulah dia Geeks beberapa sutradara yang mengakui bahwa film buatannya jelek. Para sutradara tersebut sebenarnya memiliki bakat yang luar biasa, tetapi kualitas dari salah satu film mereka tidak sebaik film lainnya.

Exit mobile version