Home MOVIE MOVIE FEATURES 11 Film yang Jadi Buruk Gara-Gara Campur Tangan Studio!

11 Film yang Jadi Buruk Gara-Gara Campur Tangan Studio!

Akibat campur tangan pihak studio beberapa film blockbuster yang awalnya diprediksi akan sukses justru berubah menjadi sebuah film yang buruk. Sebuah studio film tentunya selalu mengharapkan jika film yang mereka buat bisa sukses. Dan mereka pun sering melakukan berbagai cara agar film yang mereka produksi bisa sukses. Salah satunya adalah dengan ikut campur dalam sebagian besar keputusan di film tersebut. Hal ini tidak jarang membuat filmnya justru hancur. Berikut adalah beberapa contohnya.

11 Hancock

Film buruk akibat campur tangan dari pihak studio film yang pertama adalah Hancock. Pada awalnya, film yang dibintangi oleh Will Smith tersebut direncanakan untuk menghadirkan alur cerita yang lebih gelap. Sosok Hancock sebagai superhero akan jauh lebih lebih mengerikan dari apa yang dihadirkan dalam versi yang muncul di filmnya, mirip seperti apa yang muncul di series The Boys.

Namun, yang kemudian muncul dalam ceritanya adalah sosok superhero yang penuh aksi menyenangkan dengan komedi yang cukup menghibur. Meskipun kemudian filmnya sukses besar karena kualitas akting yang luar biasa dari Will Smith dan Charlize Theron, namun banyak yang menganggap jika versi original dari film ini akan jauh lebih menarik dari versi sekarang di mana Hancock harus bergulat antara kekuatan super yang dia miliki dengan masalah kecanduan alkohol, pengendalian emosi, dan kekerasan.

Hancock merupakan film produksi Sony Pictures dan para fans penasaran apa yang kemudian membuat pihak Sony memutuskan untuk merubah rencana tersebut. Banyak pihak beranggapan jika Hancock rilis dengan rating R dan bukan PG-13, mungkin film tersebut akan jauh lebih sukses dari saat ini. Dan hal ini kemudian terbukti dari banyaknya reaksi yang menyayangkan film Hancock.

10 Solo: A Star Wars Story

Solo: A Star Wars Story merupakan salah satu film spinoff dari franchise Star Wars. Rilis di tahun 2010, film menghadirkan setting diantara trilogi awal dan juga prekuel. Rogue One juga menjadi spinoff lainnya yang dirilis dan bersetting di masa tersebut. Meskipun dianggap bukan film yang terburuk, namun Solo: A Star Wars Story tidak menghadirkan sesuatu yang berbeda.

Alur ceritanya cenderung datar dan biasa saja, yang mana tidak sedikit fans kecewa dengan hal tersebut karena dianggap tidak menghargai sosok karakter ikonik Han Solo. Namun, ada alasan di balik semua “kegagalan” film tersebut. Kabarnya, pihak Disney dan Lucasfilm tidak menyukai ide cerita awal dari para sutradara sebelumnya. Mereka berusaha menghadirkan sesuatu yang dianggap lebih menarik, namun dengan resiko yang cukup tinggi.

Phil Lord dan Christopher Miller awalnya ingin menghadirkan film Solo sebagai sebuah film komedi aksi. Mereka mengharapkan para cast untuk melakukan improvisasi, namun Disney menolak ide tersebut. Keduanya kemudian diganti oleh Ron Howard. Bahkan, pergantian sutradara ini dilakukan sekitar empat bulan sebelum proses produksi dimulai. Hasil dari hal tersebut adalah sebuah film yang mengecewakan para fans.

9 Kingdom Of Heaven

Nama Ridley Scott tentunya sudah sangat populer di kalangan pecinta film dan juga industri Hollywood sebagai salah satu sutradara besar. Sudah ada banyak film epik blockbuster yang dia produksi, salah satunya adalah Kingdom of Heaven. Meskipun begitu, film ini awalnya dianggap sebagai awal penurunan kualitas dari seorang Ridley Scott sampai kemudian para fans mengetahui fakta sebenarnya.

Kingdom of Heaven menghadirkan cerita tentang perebutan Yerusalem dan pertempuran antara Raja Baldwin IV dan Saladin atau Salahuddin. Film ini dibintangi oleh Orlando Bloom, Edward Norton, Eva Green, Liam Neeson, Jeremy Irons, dan masih banyak lagi. Sayangnya, sederet nama tenar itu tidak mampu mengangkat pamor filmnya. Hal ini karena pihak 20th Century Fox memotong durasi awal filmnya sebanyak 45 menit.

Pihak Fox melakukan hal itu dengan harapan akan banyak penonton yang datang, namun yang terjadi justru sebaliknya. Para fans bahkan mulai menganggap Scott sudah kehilangan tajinya. Sampai kemudian Fox merilis versi original dari filmnya, yang menghadirkan banyak elemen menarik yang tidak muncul. Dan para fans pun mengaku lebih senang dengan versi aslinya.

8 Blade Runner

Sebelum menangani film Kingdom of Heaven, di tahun 1980an Ridley Scott sempat menghadirkan sebuah film yang jadi salah satu tonggak sejarah film fiksi ilmiah yaitu Blade Runner. Meskipun film ini dianggap sebagai salah satu film berpengaruh, namun sebenarnya hal ini karena filmnya menghadirkan versi Final Cut yang menampilkan seluruh ide menarik dari Ridley Scott.

Sebenarnya, film Blade Runner sedari awal sudah mengalami banyak kendala contohnya adalah saat proses pengambilan gambar. Ironisnya adalah setelah diskusi yang mereka lakukan justru kurang menghadirkan sesuatu yang positif, akhirnya Warner Bros. memutuskan mengambil alih proyek film ini dan mengubah alur cerita akhirnya. Yang seharusnya film ini memiliki akhir yang buruk atau kelam justru berakhir dengan bahagia.

Dalam akhir ceritanya, Harrison Ford menghadirkan sebuah alih suara atau voice over, yang mana dia sengaja buat dengan buruk. Tujuannya agar pihak studio tidak akan menggunakannya. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Blade Runner memiliki tujuh cerita akhir yang berbeda di mana versi Final Cut dianggap sebagai yang terbaik. Versi ini dianggap jauh lebih mendekati cerita filmnya.

7 Alien 3

Pasca kesuksesan dari film film Aliens, 20th Century Fox berharap untuk menghadirkan film ketiga dari Ellen Ripley. Setelah menghabiskan dana jutaan Dollar Amerika dan proses kreatif selama beberapa tahun akhirnya film Alien 3 resmi dirilis pada 1992. Sayangnya, film ini justru gagal total yang mana bahkan pembuat filmnya, David Fincher, ikut membenci film ini.

Ternyata, sedari awal proyek film ini sudah kacau dan berantakan bahkan sebelum David Fincher memulai proses pengambilan gambar. Para produser ingin mewujudkan apa yang mereka mau, yang mana inilah alasan mereka banyak memecat sutradara sebelum menunjuk Fincher. Namun, meskipun Fincher kemudian terpilih menjadi sutradara filmnya dia tidak bisa merasakan kebebasan dalam berkreasi.

Menurut pengakuannya, Fincher harus siap menjawab panggilan kapanpun dan dimanapun. Dan yang paling ironis adalah akibat dari screening test yang memiliki hasil buruk, pihak studio akhirnya tidak mengizinkan sang sutradara untuk terlalu banyak terlibat dalam urusan editing. Dan dalam wawancaranya dengan The Guardian, David Fincher mengaku bahwa dia sangat marah dan membenci film ini.

6 Highlander II: The Quickening

Film kedua dari Highlander ini dianggap oleh banyak pihak sebagai salah satu film terburuk yang pernah dibuat. Yang menarik dan unik semua itu dikarenakan kesalahan dari sebuah perusahaan rekanan. Film ini melakukan proses pengambilan gambar di Argentina, di mana ketika pada saat itu kondisi ekonomi sedang dalam masa penghematan. Hal ini berujung pada pihak investor dan asuransi memutuskan untuk meminta pihak studio mengganti Russel Mulcahy dari kursi sutradara.

Pihak studio kemudian membentuk tim kreatif baru untuk film tersebut, yang mana mereka benar-benar mengganti seluruh subplot dan seluruh adegan yang sudah dipersiapkan. Hasilnya, film Highlander II ini justru menghadirkan sesuatu yang tidak relevan dengan apa yang muncul sebelumnya. Selain itu, film ini juga kemudian gagal di pasaran dengan berbagai ulasan yang buruk.

Beberapa tahun kemudian, Mulcahy kemudian menghadirkan versi yang lebih baik dari filmnya yang berjudul Highlander II: The Renegade Version. Apa yang terjadi dengan proses produksi film ini kemudian diungkap dalam film dokumenter berjudul Highlander II; Seduced By Argentina yang menjadi bagian penjualan dari film The Renegade Version.

5 Hard target Dan Mission: Impossible 2

John Woo mungkin adalah salah satu contoh yang paling nyata bagaimana campur tangan pihak studio film justru menghadirkan sebuah film buruk. Parahnya, campur tangan ini bukan hanya terjadi sekali melainkan dua kali. Juga, mereka melakukan tindakan kurang menyenangkan kepada sang sutradara. John Woo merupakan sutradara yang menghadirkan film aksi legendaris seperti The Killer dan Hard Boiled.

Namun, ketika dia memproduksi dua film tersebut, Hard target Dan Mission: Impossible 2, Woo justru diperlakukan dengan kurang baik. Diketahui Woo sering berselisih paham dengan para produser juga para bintang di dua film itu. Bahkan, saking seringnya dia berdebat dan berselisih paham John Woo akhirnya dikunci di sebuah ruangan untuk mencegah perdebatan berlanjut.

John Woo juga benar-benar tidak diberi kebebasan untuk menghadirkan versi akhir filmnya. Sang sutradara mengaku bahwa dia tidak senang dan merasa terhina dengan apa yang terjadi kepadanya. Dia pun bersumpah untuk tidak pernah lagi bekerja di Hollywood dan sejauh ini dia masih berpegang teguh pada janjinya. John Woo diketahui masih memproduksi film, namun dia melakukannya di China.

4 Dragon Ball Evolution

Film yang dianggap paling buruk dan paling dibenci yang pernah ada. Namun, memang ada alasan kuat mengapa Dragon Ball Evolution mendapatkan titel tersebut. Salah satu yang paling banyak disebutkan dan dikritik oleh para fans dan pecinta film adalah bagaimana Dragon Ball Evolution sama sekali tidak menghadirkan atau memunculkan elemen yang ada di anime atau manganya.

Dalam film Dragon Ball Evolution alur cerita dari Son Goku dirubah yang seharusnya menghadirkan elemen galaksi menjadi alur cerita romansa remaja. Bahkan, bisa dibilang, ceritanya mirip seperti episode di series Power Rangers. Meskipun Ben Ramsey meminta maaf untuk hal tersebut, namun ternyata kegagalan filmnya bukan sepenuhnya kesalahan sang penulis film.

Naskah asli yang dituliss oleh Ramsey sempat beredar di internet, yang mana banyak orang justru senang dengan skrip tersebut. Dalam naskah aslinya para fans akan diajak ke cerita awal Goku di mana dia dihadirkan sebagai anak kecil. Bahkan, filmnya akan menghadirkan sosok Pilaf. Namun, Fox yang kemudian meminta agar Goku dihadirkan dengan dewasa. Yang juga merubah keseluruhan filmnya adalah keputusan Fox untuk menghadirkan karakter yang lebih “manusia” daripada “alien.”

3 The Last Airbender

Selain Dragon Ball Evolution, film yang dianggap sebagai yang terburuk dan paling dibenci oleh semua orang adalah The Last Airbender. Film ini merupakan adaptasi dari series animasi populer Nickelodeon yaitu Avatar: The Legend of Aang. Paramount Pictures kemudian berusaha mengadaptasi series animasi tersebut dalam versi live action dengan bantuan M. Night Shymalan.

Sayangnya, film ini justru gagal total di pasaran. Shymalan banyak dianggap sebagai penyebab dari kegagalan tersebut yang mana ternyata hal itu tidaklah benar. Berdarkan pengakuan dari salah satu anggota kru film tersebut, Paramount Pictures menjadi pihak yang memiliki “dosa” paling besar. Mereka meminta Shymalan untuk menulis ulang cerita, memotong adegan, memaksa untuk menghadirkan adegan 3D, serta memaksa untuk menghadirkan filmnya dalam durasi 100 menit.

Mereka juga diketahui menghadirkan Nicola Peltz untuk berperan sebagai Katara bukan karena audisi dan kemampuan akting, melainkan nepotisme. Pemilihan cast juga jadi salah satu kritik terbesar dari film ini dan pemilihan Peltz sebagai Katara adalah salah satu yang paling ramai diperbincangkan. Masih belum diketahui seperti apa alur cerita awal dari film ini dan apakah akan jauh lebih baik atau sebaliknya.

2 Superman II

Richard Donner merupakan sutradara untuk film Superman dan kembali ditunjuk untuk mengerjakan film sekuelnya yaitu Superman II. Ironisnya, ketika proses produksinya sudah berjalan sebanyak 75% dia justru dipecat oleh pihak studio. Alasan mengapa Richard Donner dipecat adalah karena dia memiliki hubungan yang kurang baaik dengan para produser yaitu Pierre Spengler, Alexander Salking, dan Ilya Salkind.

Untuk menyelesaikan filmnya, para produser kemudian menunjuk Richard Lester. Hal ini berakibat pada perubahan tone cerita yang drastis. Lester menghadirkan Superman II dengan menghadirkan elemen komedi yang jauh lebih banyak. Bahkan, film garapan Lester ini menjadi film “komedi” daripada versi Richard Donner yang membuat Superman II menjadi sangat berbeda.

Pasca hal ini, Richard Ronner kemudian merilis versinya sendiri di tahun 2006, di mana film itu menunjukan perbedaan yang sangat kontras antara film buatannya dan versi theatrical cut. Dan para fans sendiri mengapresiasi dan menanggapi positif versi Richard Donner ini, di mana menurut mereka ini versi yang lebih baik untuk film Superman II.

1 Justice League

Film buruk akibat campur tangan pihak studio yang terakhir dan paling mengundang kontroversi adalah Justice League. Film garapan Zack Snyder ini menjadi perhatian banyak pecinta film karena berbagai kontroversi yang muncul. Sedari awal, film ini sudah menghadapi banyak kendala dan masalah yang berakibat pada mundurnya Zack Snyder dan juga beberapa penulis.

Joss Whedon kemudian menjadi pengganti Snyder sebagai sutrdara. Meskipun Whedon tidak sepenuhnya salah, namun banyak fans menyalahkan sang sutradara akibat buruknya film. Hampir semua aspek yang dihadirkan di film ini dianggap gagal dan mengecewakan. Salah satu yang banyak disorot adalah bagaimana tone cerita yang berubah drastis dari versi yang dihadirkan Zack Snyder.

Joss Whedon banyak menghadirkan hal yang biasanya muncul di film Marvel di film produksi DC Studios, yang mana itu tidak berjalan dengan baik. Dan setelah para fans menghadirkan kampanye untuk meminta WB merilis Justice League versi Zack Snyder, akhirnya di tahun 2021 pihak studio merilis filmnya di HBO Max. Meskipun mayoritas cerita sama, ada banyak hal penting yang hilang. Contohnya kemunculan Darkseid dan perubahan warna kostum Superman. Durasi juga jadi hal yang banyak disorot, di mana WB ingin film ini tidak lebih dari 120 menit.

Pihak studio film memang memiliki hak dan wewenang untuk mengatur berbagai proyek film yang sedang mereka buat. Namun, jika pihak studio terlalu banyak campur tangan dalam proyek tersebut justru menjadi cara untuk menghadirkan sebuah film yang buruk seperti berbagai film di atas.

Exit mobile version