8 Karakter Film Dengan CGI Paling Mahal!

Karakter CGI paling mahal yang pertama adalah Ava dalam film Ex-Machina. Film ini berhasil untuk menghadirkan tema dewasa dengan cara yang lebih menyenangkan, baru, dan menarik. Ex-Machina merupakan proyek perdana dari Alex Garland sebagai seorang sutradaranya. Ceritanya sendiri berkisah tentang seorang programmer bernama Caleb yang berhasil mendapatkan kesempatan untuk menghabiskan satu pekan di sebuah tempat pribadi milik CEO perusahaannya.

Tugas dari Caleb kemudian adalah melakukan uji coba terhadap kesadaran dari sosok robot cantik dan canggih bernama Ava. Film ini coba untuk mengangkat cerita tentang kecerdasan buatant. Ex Machina sering kali menjadi panutan bagi berbagai film fiksi ilmiah atau bertema kecerdasan buatan di era modern. Ava sendiri merupakan karakter yang diperankan oleh aktris asal Swedia, Alicia Vikander.

Studio A24 mempercayakan untuk masalah visual Ava kepada DNEG Studios. Diketahui dari ongkos produksinya yang mencapai 15 juta Dollar, sekitar 5 juta Dollar digunakan untuk menciptakan karakter Ava dengan bantuan CGI. Alicia Vikander menggunakan sebuah kosstum buatan, yang mengindikasikan adanya elemen cyborg di tubuh Ava. Ada kurang lebih 800 shots yang diambil dan diberi efek CGI untuk menghidupkan karakter Ava dan ffilm ini pun berhasil mendapatkan visual effect terbaik dalam ajang Academy Award.

Untuk urusan teknologi, James Cameron memang terkenal sebagai sutradara yang selalu menjadi inovator. Jauh sebelum dia berhasil menghadirkan teknologi visual yang canggih di film Avatar, Cameron sudah berhasil menghadirkan CGI yang menawan dengan kemunculan T-1000 dalam film Terminator 2: Judgement Day. Ini merupakan karakter yang diperankan oleh aktor Robert Patrick.

Rilis pada 1992, Terminator 2 menghadirkan salah satu adegan ikonik di dunia film di mana T-1000 menembus pintu besi di rumah sakit jiwa di mana Sarah Connor dirawat. Untuk menghadirkan sosok T-1000, James Cameron bekerja ssama dengan Industrial Light & Magic (ILM) dan pekerjaan lainnya dilakukan oleh Stand Winston Studio, Fantasy II Film Effects, dan 4-Ward Productions.

Dalam adegan tersebut, durasi adegannya sendiri memang kurang dari enam menit. Namun, untuk menghadirkan karakater T-1000 dan seluruh adegan tersebut dibutuhkan dana sebesar 5.5 juta Dollar. Yang menarik adalah teknologi yang sudah lebih dari 40 tahun digunakan tersebut nampak masih relevan dan baik secara kualitas visual bahkan hingga sekarang.

Sebenarnya, Sam Raimi sudah siap untuk menghadirkan cerita penutup Spider-Man yang menarik dan mengguncang hati para fans di melalui film Spider-Man 3. Namun, Sony Pictures kemudian diketahui merubah rencana tersebut. Pada awalnya, ide ceritanya sendiri adalah membenahi plot yang berkaitan dengan keluarga Osborn dan memperkenalkan salah satu villain klasik The Sandman.

Avi Arad memberikan petunjuk mengenai kemunculan Venom dan Gwen Stacy dalam filmnya, yang mana hal itu kemudian membuat alur cerita akhirnya menjadi kacau. Meskipun begitu, Spider-Man 3 tetap berhasil menghadirkan sebuah prestasi yang luar biasa terutama dalam hal visual. Kualitas CGI dari karakter The Sandman merupakan salah satu yang terbiak.

CGI dari The Sandman dikerjakan oleh pihak Sony Pictures Imageworks dan dipimpin oleh Scott Stokdyk. Scott menggunakan sebuah simulasi yang cair dan advance (advanced fluid dynamics simulations) untuk menciptakan efek partikel yang melayak di tubuh Sandman. Ini menjadi hal tersulit yang sekaligus membuat karakternya terlihat nyata. Diketahui butuh 60 juta Dollar Amerika untuk menghadirkan karakter The Sandman dari awal. Dan yang menarik teknologi tersebut kemudian kembali digunakan dalam film Spider-Man: No Way Home.

Davy Jones merupakan sosok kapten abadi dari kapal the Flying Dutchman. Sosok legendaris diantara para pelaut ini muncul sebagai salah satu karakter penting di film Pirates of the Caribbean: Dead Man’s Chest yang rilis pada 2006 silam. Untuk menghadirkan karakter Davy Jones, Disney harus menggunakan dua aktor yang digunakan untuk menangkap gerakan dan juga mengisi suaranya.

Bill Nighy merupakan aktor yang menggunakan kostum khusus yaitu motion capture, sedangkan Robin Atkin Downes jadi pengisi suaranya. Davy Jones dianggap sebagai salah satu karakter buatan CGI yang paling populer dan paling baik dalam sejarah perfilman. Bukan hanya dia terlihat nyata, visual yang dihadirkan pun nampak sangat menarik dan berhasil membuat para penonton terpesona.

Untuk menciptakan Davy Jones, Gore Verbinski menggunakan jasa Industrial Light & Magic. Dari ongkos produksi filmnya yang mencapai 225 juta Dollar Amerika, sekitar 70 juta Dollar Amerika digunakan untuk menghadirkan karakter Davy Jones dan juga para krunya. Dan dana ini pun ternyata tidak sia-sia, karena filmnya sendiri berhasil mendapatkan Best Visual Effect dalam ajang Oscar.

Karakter CGI paling mahal selanjutnya adalah para dinosasurus. Jurassic World merupakan series “sekuel” dari Jurassic Park yang rilis pada era 1990an. Meskipun masih menghadirkan tema yang sama, namun premis dan benang merah ceritanya berbeda. Dan yang juga menarik adalah para dinosaurus yang muncul di film Jurassic World nampak lebih modern serta lebih lincah dan nyata dari para dinosaurus di cerita Jurassic Park.

Jika film Jurassic Park menggunakan bantuan animatronik untuk menghidupkan karakater dinosaurus dalam filmnya, di era film Jurassic World para dinosaurus berhasil dihidupkan dengan bantuan teknologi komputer. Hal ini juga yang terjadi di film Jurassic World: Fallen Kingdom. Film kelima di franchise Jurassic ini banyak menghadirkan karakter dinosaurus yang dibantu oleh teknologi CGI.

Dalam film Jurassic World: Fallen Kingdom, para fans bisa melihat detil yang sangat luar biasa dari para dinosaurus tersebut. Hal ini wajar karena pihak studio sendiri menggelontorkan dana sebesar 170 juta Dollar Amerika demi bisa menghadirkan para karakter dinosasurus tersebut yang mana bisa dibilang hal tersebut berhasil.

The Jungle Book merupaakan salah satu film adaptasi live-action pertama yang dilakukan oleh Disney. Film garapan dari John Favreu ini rilis pada 2016 dan dianggap sebagai salah satu film adaptasi live-action terbaik. The Jungle Book merupakan proyek remake dari film animasi klasik Disney dengan judul yang sama, di mana ceritanya berfokus pada seorang anak kecil bernama Mowgli yang tumbuh di hutan bersama para binatang.

Dan seperti yang bisa Geeks duga, seluruh binatang yang muncul dalam cerita filmnya dihadirkan melalui bantuan CGI. Menurut laporan yang ada, pihak studio menghabiskan dana sebessar 175 juta Dollar Amerika untuk menghadirkan berbagai efek visual di filmnya termasuk menghadirkan para binatang. Disney pun melakukan kerja sama dengan berbagai studio untuk menghadirkan hal tersebut.

Beberapa studio tersebut adlaah Weta FX, Animal Logic, dan MPC Studios. Pihak studio tersebut benar-benar menghadirkan detil yang sangat luar biasa untuk menghadirkan para binatang tersebut. Tekstur yang juga dihadirkan dalam filmnya benar-benar sangat terlihat nyata. Kombinasi live-action dan CGI yang menawan membuat film The Jungle Book jadi salah satu film yang layak ditonton.

Seperti yang disebutkan di atas, James Cameron terkenal sebagai sutradara dan juga inovator terutama dalam hal teknologi di dunia film. Dan setelah berhasil menghadirkan revolusi visual film di film Terminator 2: Judgement Day, dia kembali melakukan revolusi dan gebrakan visual dalam film Avatar. Dalam film tersebut, James Cameron menghadirkan lebih dari 80% karakternya adalah CGI terutama suku Na’vi.

Suku Na’vi merupakan karakter berkulit biru yang berusaha untuk berperang dengan umat manusia. Seluruh karakter dari suku Na’vi di film Avatar dihidupkan atau dihadirkan dengan menggunakan bantuan CGI. Untuk menghidupkan para suku Na’vi, James Cameron kemudian bekerja sama dengan Weta FX serta Industrial Light & Magic. Butuh upaya yang tidak sedikit untuk menghadirkan karakter itu.

Diketahui, pihak studio visual efek menghabiskan ribuan jam untuk menciptakan sebuah visual yang otentik dan menarik serta detil. Butuh dana sekitar 237 juta Dollar Amerika untuk menghidupkan para karakter Na’vi. Meskipun butuh dana besar, hal tersebut sangat sepadan dengan hasilnya. Berdasarkan hal itu, rasanya wajar jika suku Na’vi jadi salah sastu karakter CGI paling mahal.

Karakter CGI yang paling mahal terakhir adalah Thanos dan para Black Order. Tanpa diragukan lagi jika film Avengers: Infinity War merupakan film terbaik dari Marvel Studios. Ini merupakan film Avengers ketiga dalam antologi Avengers, di mana dalam film Infinity War para fans diperkenalkan dengan sosok Thanos dan juga para pasukannya yaitu Black Order. Karakter Thanos berhasil dihidupkan dengan sangat baik oleh aktor kawakan Josh Brolin.

Dalam film ini, diperlihatkan bagaimana Iron Man, Spider-Man, dan Doctor Strange mendapatkan momen kemunculan yang sangat banyak. Apalagi, mereka diperlihatkan harus bertarung menghadapi Thanos di planet Titan. Untuk menghadirkan Thanos dan para Black Order, serta semua karakter lainnya yang muncul di film tersebut butuh bantuan dari CGI. Ongkos produksi dari film Avengers: Infinity War sendiri adalah 400 juta Dollar Amerika.

Sebenarnya, tidak diketahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk proses CGI ini. Namun, melihat mayoritas adegan di filmnya adalah CGI bukan hal mustahil jika Marvel Studios harus mengeluarkan uang sebesar 250 juta Dollar Amerika atau bahkan lebih untuk menghadirkan semua efek visual yang ada. Dan dengan beban kerja yang luar biasa, lebih dari lima studio efek diajak kerja sama untuk bisa menghadirkan semua itu.

CGI membuat industri film menjadi sangat terbantu karena dengan bantuan gambar komputer itu berbagai adegan yang mustahil untuk dilakukan menjadi bisa diwujudkan. Salah satu contoh nyata dari hal tersebut adalah menghadirkan berbagai karakter yang hanya bisa dilakukan oleh CGI.