Home MOVIE MOVIE FEATURES 7 Plot Hole di Film Lord of The Rings!

7 Plot Hole di Film Lord of The Rings!

Lord of The Rings, epik fantasi legendaris karya J.R.R. Tolkien, menghanyutkan penonton ke dalam dunia yang penuh dengan keajaiban dan konflik. Meskipun diakui sebagai karya besar, adaptasi film trilogi ini oleh Peter Jackson tidak luput dari beberapa plot hole yang membingungkan penonton dan penggemar setia. Dari kejanggalan dalam perilaku karakter hingga inkonsistensi dalam alur cerita, plot hole ini menimbulkan pertanyaan dan debat di antara para penikmatnya. Mari kita telusuri beberapa plot hole terbesar dalam trilogi film Lord of The Rings yang telah menarik perhatian penonton.

7 Nazgul Menyerah dalam Mengejar Cincin

Dalam salah satu adegan di “The Two Towers,” terjadi momen yang membingungkan saat Nazgul dan makhluk bersayapnya menemukan Frodo namun kemudian meninggalkan upaya mereka dalam mengejar Cincin. Dalam adegan ini, Frodo hampir saja diculik oleh makhluk bersayap itu, tetapi berhasil diselamatkan oleh Sam. Nazgul kemudian terlihat mundur setelah diserang oleh Faramir dan pasukannya, sebuah keputusan yang bertentangan dengan ketegasan mereka sebelumnya dalam mencari Cincin.

Konsistensi tindakan Nazgul menjadi pertanyaan. Mereka, sebagai pengikut setia Sauron, dikenal karena ketegasan dan kegigihan mereka dalam mengejar Cincin. Dalam adegan lain, mereka bahkan rela bertarung melawan Aragorn. Pengunduran diri Nazgul di Osgiliath ini tidak hanya tidak logis dari sudut pandang karakter, tetapi juga mereduksi ancaman yang seharusnya mereka bawa dalam cerita.

Plot hole ini menimbulkan keraguan mengenai seberapa kuat Sauron dan pengikutnya dalam memastikan Cincin kembali ke tangan mereka. Ini juga mempertanyakan efektivitas dan efisiensi strategi yang dijalankan oleh Sauron dan Nazgul dalam mengumpulkan kembali Cincin untuk menguasai Middle-earth.

6 Rencana Gollum yang Kontradiktif

Di akhir film “The Two Towers,” Gollum membawa Frodo dan Sam ke jaring laba-laba raksasa Shelob dengan harapan Shelob akan membunuh keduanya dan ia bisa mengambil Cincin. Rencana Gollum ini tampaknya tidak dipikirkan dengan matang, karena jika Shelob memakan Frodo, sangat mungkin Cincin akan hilang bersamanya.

Dalam buku, dijelaskan bahwa Gollum pernah bekerja untuk Shelob sebagai pelayannya, yang memberi dia pengetahuan tentang cara bergerak di dalam sarang Shelob. Namun, film tidak menjelaskan aspek ini, sehingga penonton hanya bisa menebak-nebak bagaimana Gollum berencana untuk mengambil kembali Cincin setelah Frodo dimakan oleh Shelob.

Absennya penjelasan ini dalam film menciptakan plot hole yang signifikan. Ini menimbulkan pertanyaan mengenai kecerdasan dan perencanaan Gollum, serta bagaimana ia mengatasi rintangan yang tampaknya tidak terpikirkan dalam strateginya. Plot hole ini mengurangi kepercayaan penonton pada kecerdikan Gollum sebagai karakter yang selama ini dikenal cerdik dan licik.

5 Transformasi Sauron

Salah satu perubahan paling signifikan yang dibuat oleh Peter Jackson adalah mengubah Sauron menjadi mata api raksasa. Dalam buku Tolkien, Sauron diimplikasikan memiliki bentuk fisik, namun film memilih untuk menggambarkannya sebagai mata yang mencari-cari Cincin. Perubahan ini menimbulkan pertanyaan: bagaimana Sauron berubah menjadi mata ini dan mengapa ia tidak mengambil bentuk fisik selama peristiwa Lord of The Rings.

Film tidak menjelaskan bagaimana Sauron kehilangan sebagian besar kekuatannya atau mengapa ia tidak bisa mengambil bentuk fisik. Saruman menyebutkan bahwa Sauron tidak bisa mengambil bentuk fisik, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini. Plot hole ini menimbulkan kerancuan mengenai kekuatan dan batasan Sauron sebagai antagonis utama.

Perubahan ini mengubah dinamika cerita, terutama dalam menggambarkan Sauron dan ancamannya. Meskipun memiliki efek visual yang menarik, perubahan ini menimbulkan kebingungan dan pertanyaan tentang kesetiaan film terhadap materi sumbernya.

4 Informasi Pemegang Cincin

Plot Hole Lord of The Rings

Dalam “The Return of the King,” Sauron mengetahui tentang hobbit lain, Pippin, yang dia pikir mungkin memiliki Cincin. Ini terjadi setelah Pippin melihat ke dalam palantír dan Sauron melihatnya. Gandalf dan yang lainnya berasumsi bahwa Sauron mengira Pippin memiliki Cincin, sehingga mereka memutuskan untuk memisahkan diri, mengirim Gandalf dan Pippin ke Minas Tirith.

Adegan ini menimbulkan pertanyaan: mengapa Nazgûl, yang telah bertemu Frodo, pemegang Cincin, sebelumnya, tidak melaporkan informasi ini kepada Sauron? Meskipun terdapat kemungkinan bahwa Sauron berpikir Aragorn memiliki Cincin, inkonsistensi informasi ini menimbulkan plot hole yang cukup besar.

Plot hole ini menggambarkan potensi kelemahan dalam komunikasi dan strategi Sauron dan Nazgûl. Hal ini menimbulkan keraguan tentang efisiensi dan efektivitas Sauron dan pasukannya dalam mengumpulkan informasi dan menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh Cincin.

3 Hancurnya Tongkat Gandalf

Dalam adegan yang menampilkan duel antara Gandalf dan Nazgûl, tongkat Gandalf dihancurkan. Namun, ini menimbulkan pertanyaan mengenai kekuatan Gandalf sebagai Gandalf Putih. Seharusnya, ia lebih kuat dari Gandalf Abu-abu dan lebih dari mampu menghadapi seorang Nazgûl.

Penghancuran tongkat Gandalf bertentangan dengan peningkatan kekuatannya sebagai Gandalf Putih. Gandalf, yang sebelumnya telah bertarung melawan Balrog, seharusnya menjadi musuh yang tangguh bagi Nazgûl. Adegan penghancuran tongkatnya tampaknya tidak logis jika mempertimbangkan kekuatan yang seharusnya ia miliki.

Plot hole ini menciptakan inkonsistensi dalam pemaparan kekuatan karakter, terutama dalam membandingkan kekuatan Gandalf dengan musuh-musuhnya. Ini mengurangi kepercayaan pada kemampuan Gandalf sebagai salah satu karakter terkuat dan paling berpengaruh dalam cerita.

2 Balrog di Moria

Dalam buku “The Fellowship of the Ring,” keputusan untuk memasuki Moria adalah hasil dari diskusi panjang, tetapi dalam film, keputusan ini tampaknya dibuat tanpa banyak pertimbangan. Gandalf dalam film tampaknya mengetahui tentang keberadaan Balrog di Moria, namun tidak mengungkapkannya kepada anggota Fellowship lainnya.

Tidak adanya diskusi tentang potensi bahaya Balrog di Moria menghasilkan sebuah plot hole, terutama mengingat kemampuan Gandalf dan pengetahuannya tentang ancaman di Middle-earth. Hal ini mengubah persepsi penonton terhadap kebijaksanaan dan kepemimpinan Gandalf.

Dalam film, Gandalf tampak mendorong kelompok untuk memasuki Moria, namun dalam buku, ini adalah keputusan yang lebih tergantung pada Frodo. Inkonsistensi ini menciptakan kontradiksi antara karakter Gandalf di film dan di buku, serta menimbulkan pertanyaan tentang keputusan strategis Fellowship.

1 Kebangkitan Gandalf Putih

Transformasi Gandalf dari Gandalf Abu-abu menjadi Gandalf Putih adalah salah satu momen kunci dalam cerita, tetapi film tidak secara eksplisit menjelaskan bagaimana transformasi ini terjadi. Meskipun Gandalf menyebutkan bahwa ia dikirim kembali, film tidak menjelaskan oleh siapa dan bagaimana prosesnya terjadi.

Absennya penjelasan ini menimbulkan plot hole, terutama bagi penonton yang tidak familiar dengan karya Tolkien yang lain. Dalam mitologi Tolkien, Gandalf dikirim kembali oleh Eru Ilúvatar, sang pencipta Middle-earth, tetapi ini tidak disinggung dalam film.

Meskipun bagi penggemar buku, kebangkitan Gandalf mungkin tampak jelas, bagi penonton yang hanya mengikuti film, ini menimbulkan pertanyaan tentang dasar dan sifat kekuatan Gandalf yang baru. Kurangnya konteks ini mengurangi pemahaman tentang peran Gandalf dan transformasi penting yang ia alami.

Plot hole dalam film “Lord of The Rings” menyoroti kesulitan dalam mengadaptasi karya sastra yang kaya dan kompleks ke layar lebar. Meskipun plot hole ini mengundang pertanyaan dan analisis, mereka tidak mengurangi nilai keseluruhan film sebagai karya epik fantasi. Perbedaan antara buku dan film ini menawarkan kesempatan bagi penonton untuk menjelajahi dan menghargai kedua bentuk karya ini dengan cara yang unik.

Exit mobile version