Hari ini film Transformers: Rise of the Beasts baru saja tayang perdana di seluruh bioskop Indonesia, lebih cepat dua hari dari rilis global. So, sebagai salah satu penonton yang beruntung karena bisa menyaksikannya lebih awal dari penggemar internasional, saya Egie selaku penulis akan membahas review Transformers: Rise of the Beasts. Bertindak sebagai sekuel Bumblebee (2018), film ketujuh Transformers ini menjanjikan pertempuran epik Autobots dan Maximals yang harus bertarung melawan Terrorcons. Apakah filmnya berhasil memenuhi ekspektasi dan menyelamatkan waralabanya? Mari langsung saja kita bahas!

Plot Cerita

Digarap oleh sutradara Stephen Caple Jr. berdasarkan naskah karya Joby Haroldn, Darnell Metayer, Josh Peters, Erich, dan Jon Hoeber, film Transformers: Rise of the Beasts punya plot yang sederhana. Dalam adegan pembuka Rise of the Beasts para penonton langsung diperlihatkan pada origin singkat dari kelompok Beast Transformers yang disebut Maximals. Di mana semuanya berhubungan dengan kemunculan entitas pemakan planet Unicron dan anteknya Terrorcons Scourge, yang lantas mengejar para Maximals sampai ke Bumi tahun 1990-an. Itulah mengapa Autobots dan Maximals akhirnya saling bekerja sama.

review transformers rise of the beasts

Menurut review saya dari awal sampai akhir Transformers: Rise of the Beasts, plot dan premisnya ini telah berhasil dijaga dengan cukup baik. Jika dibandingkan Transformers: The Last Knight yang terlalu cepat dan meledak-ledak, alur cerita film ketujuhnya ini bisa dibilang lebih stabil dan mudah diikuti. Itulah mengapa walaupun durasi filmnya hanya 2 jam 7 menit, Transformers: Rise of the Beasts sudah memiliki cerita yang cukup padat dan jelas. Pada bagian awal memang terdapat beberapa adegan yang membuat mengantuk, tetapi secara keseluruhan filmnya masih tetap fun, apalagi menjelang klimaks.

Akting & Penokohan Karakter

Bagi sebagian orang mungkin masih ada yang tidak terlalu familier dengan karakter latin yang menjadi karakter utama di sebuah film. Namun percayalah Geeks, karakter manusia bernama Noah Diaz yang diperankan oleh aktor Anthony Ramos di Transformers: Rise of the Beasts telah berhasil mematahkan stigma tersebut. Noah yang merupakan seorang mantan Angkatan Darat Amerika berhasil membuat kisah para ‘robot alien dari luar angkasa’ menjadi lebih relate. Hal yang sama juga dibuktikan oleh aktris Dominique Fishback yang di filmnya berperan sebagai peneliti museum bernama Elena Wallace.

review transformers rise of the beasts

Itulah mengapa review Transformers: Rise of the Beasts terasa lebih mudah ketika membahas kualitas casting pengisi suara para robot di dalamnya. Seperti yang kita tahu selain Optimus Prime (Peter Cullen), di film ini juga ada banyak Transformers baru yang semuanya telah disuarakan dengan baik melalui nuansa dan ciri khas karakternya masing-masing. Misalnya Autobots Mirage (Pete Davidson) yang nyeleneh dan gaul abis, pemimpin Maximals Optimus Primal (Ron Perlman) yang bijak karena punya trauma mendalam, sampai Terrorcons Scourge (Peter Dinklage) yang sangat mengintimidasi.

Sinematografi dan CGI

Secara keseluruhan sinematografi Transformers: Rise of the Beasts tidak jauh berbeda dengan film-film sebelumnya. Di mana ada pengambilan gambar dari jarak jauh yang memperlihatkan pemandangan kota maupun alam di sekitarnya. Bedanya sudah tidak ada lagi adegan close-up dramatis dan ledakan berlebihan ala sutradara Michael Bay. Namun jangan salah, di dalamnya masih ada beberapa adegan dramatis dan ledakan bombastis, hanya saja terasa lebih masuk akal. Seperti tanah atau aspal yang mengelupas karena pertempuran dan juga gedung yang tidak langsung hancur hanya dengan sekali tembak.

review transformers rise of the beasts

Pada review ini saya berani bilang bahwa sinematografi Transformers: Rise of the Beasts tetap ciamik dan yang terpenting lebih nyaman untuk dilihat baik oleh penonton dewasa maupun anak-anak. Khusus untuk CGI di Transformers: Rise of the Beasts masih tetap bagus seperti sebelumnya. Meskipun ada beberapa visual minor yang terlihat ‘hit and miss’, tetapi untuk standar Hollywood itu masih bisa kita maafkan. Yang lebih menariknya lagi dengan desain yang dibuat lebih simpel, sekarang para Transformers-nya terasa lebih ramah jika dijadikan sebuah mainan untuk anak-anak.

BGM dan Sound Effect

review transformers rise of the beasts

Untuk review background music sebenarnya tidak ada yang spesial dari film Transformers: Rise of the Beasts. Fungsi musik di filmnya sendiri hanya dimaksudkan untuk pemanis sebuah adegan, misalnya musik hip hop saat Noah dan karakter lain berada di Brooklyn. Namun seperti biasa yang menonjol dari sebuah film Transformers justru sound effect-nya. Untuk efek ledakan dan senjata terasa cukup praktis serta tidak terlalu menggelegar. Begitu juga dengan sound effect ketika para Transformers berubah bentuk, yang dibuat lebih sederhana tetapi masih tetap khas dan on-point.

Sekian review saya untuk film Transformers: Rise of the Beasts. Kesimpulannya film ketujuh Transformers ini berhasil membuat kita memaafkan film-film sebelumnya, seperti Age of Extinction dan The Last Knight yang membuat film Transformers terasa meriah tetapi kurang fun. Secara garis besar, film Transformers teranyar ini justru terasa lebih kalem dan fun, salah satu alasannya mungkin karena manusia dan Transformers punya peran yang tidak bertabrakan dan malah saling mengisi. Sepertinya tidak berlebihan jika Transformers: Rise of the Beasts disebut sebagai salah satu film terbaik dari waralabanya.

TINJAUAN IKHTISAR
Plot Story
8
Akting dan Penokohan
8
Cinematography dan Visual
8
Musik
7
Egie
Egie adalah content writer yang memiliki passion tinggi untuk topik pop culture seputar komik, film dan series. Bergabung sejak tahun 2021, kini Egie menjadi salah satu sosok paling di andalkan untuk covering berbagai hal seputar pop culture.
review-transformers-rise-of-the-beasts-lebih-epik-funHari ini film Transformers: Rise of the Beasts baru saja tayang perdana di seluruh bioskop Indonesia, lebih cepat dua hari dari rilis global. So, sebagai salah satu penonton yang beruntung karena bisa menyaksikannya lebih awal dari penggemar internasional, saya Egie selaku penulis akan membahas...