DC Studios tampaknya masih mencari sosok yang tepat untuk mengarahkan film Clayface, salah satu proyek terbaru dalam semesta DC. Nama J.A. Bayona, yang dikenal lewat Jurassic World: Fallen Kingdom, sempat masuk dalam radar selama liburan Natal, namun jejaknya menghilang setelah itu. Baru-baru ini, muncul rumor bahwa Jeff Wadlow (Imaginary, Fantasy Island) dan James Watkins (Speak No Evil) sedang dipertimbangkan untuk mengisi kursi sutradara.
Namun, dilansir dari The Hollywood Reporter, kabarnya sumber terpercaya membantah keterlibatan Wadlow, ia menyebut bahwa namanya bahkan tidak pernah masuk dalam daftar kandidat. Di sisi lain, Watkins belum bertemu langsung dengan petinggi DC, tetapi kabarnya akan segera melangsungkan pertemuan. Ini berarti posisi sutradara untuk Clayface masih terbuka lebar. Sementara itu, Mike Flanagan, yang sebelumnya menulis naskah film ini, tidak bisa mengambil alih posisi sutradara karena sibuk dengan proyek Carrie versi serial TV dan reboot The Exorcist.
Salah satu pertanyaan terbesar yang muncul adalah di mana Clayface akan melakukan proses syuting. DC memiliki studio produksi besar di Inggris, tempat mereka menggarap film Superman dan Supergirl: Woman of Tomorrow. Namun, untuk Clayface, belum ada keputusan final apakah film ini juga akan dibuat di sana. Beberapa lokasi lain seperti Vancouver, Toronto, New Jersey, dan Atlanta juga dipertimbangkan sebagai tempat produksi, mengingat proyek ini memiliki anggaran yang relatif kecil, sekitar 40 juta dolar AS.
Menariknya, Clayface akan mengangkat kisah horor khas Hollywood dengan menggunakan interpretasi paling populer dari karakter ini. Dalam versi tersebut, Clayface adalah seorang aktor B-movie yang menyuntikkan zat misterius ke dalam tubuhnya demi mempertahankan ketenarannya. Namun, zat tersebut justru membuatnya memiliki kemampuan mengubah bentuk wajah dan tubuhnya, hingga akhirnya menjadi monster hidup layaknya gumpalan tanah liat.
Dengan cerita yang begitu erat dengan dunia perfilman Hollywood, muncul perdebatan mengapa film ini tidak diproduksi langsung di Los Angeles. Beberapa pihak menilai bahwa DC Studios seharusnya memanfaatkan kesempatan ini untuk membawa industri perfilman kembali ke kota tersebut. “Orang-orang sering berbicara soal menghidupkan kembali produksi film di California. Ini adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa slogan itu bukan sekadar omong kosong,” ujar salah satu sumber.
Hingga kini, belum ada informasi resmi mengenai siapa yang akan duduk di kursi sutradara. Namun, dengan proses pencarian yang terus berlangsung, penggemar bisa berharap DC Studios segera mengumumkan keputusan final mereka. Apakah Clayface akan menjadi proyek yang berani dan inovatif? Atau justru mengikuti pola produksi standar yang dilakukan banyak film lainnya? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.