Home MOVIE MOVIE FEATURES 9 Film Sci-Fi yang Dibantah Sains!

9 Film Sci-Fi yang Dibantah Sains!

Beberapa film Sci-fi atau fiksi ilmiah sering kali mengahdirkan pseudo-science atau sains palsu dan berikut adalah deretan film yang dibantah sains. Film dengan genre sci-fi selalu laris di pasaran mengingat banyak orang yang senang dengan teknologi atau hal lainnya yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Dan sering kali, film sci-fi melahirkan pseudo-science atau sains palsu. Berikut adalah deretan film sci-fi yang dibantah sains.

9 Jurassic Park

Film sci-fi yang dibantah oleh sains pertama adalah Jurassic Park. Jurassic World merupakan “sekuel” dari Jurassic Park dan masih jadi bagian dari franchise yang rilis pada era 1990an tersebut. Meskipun masih menghadirkan tema yang sama, namun premis dan benang merah ceritanya berbeda. Dan yang juga menarik adalah para dinosaurus yang muncul di film Jurassic World nampak lebih modern serta lebih lincah dan nyata dari para dinosaurus di cerita Jurassic Park.

Jurassic Park sendiri bercerita tentang ilmuwan yang menggunakan ilmu pengetahuan untuk menghidupkan kembali dinosaurus dengan menggabungkan DNA para dinosauurus dengan para hewan lainnya. Hal ini terbukti sukses yang mana di film perdananya kita melihat berbagai dinosaurus epik yang muncul di Jurasic Park. Bahkan, di film Jurassic World kita melihat adanya kreasi lain untuk menghadirkan dinosaurus.

Namun, menurut ahli paleontologi, Steve Brusatte, di tahun 2018 sempat memberikan tanggapannya kepada BBC Science terkait dengan kemungkinan untuk menghadirkan kloning dinosaurus. Menurutnya, hampir tidak mungkin manusia melakukan kloning tersebut. Pasalnya, tidak ada seorang pun yang pernah berhasil menemukan DNA dari dinosaurus asli meskipun hanya sedikit.

8 Armageddon

Armageddon adalah sebuah film fiksi ilmiah yang dirilis pada tahun 1998 yang disutradarai oleh sosok sutrada terkenal Michael Bay. Filmnya sendiri mengisahkan tentang sebuah asteroid raksasa yang melayang menuju ke arah Bumi dan diprediksi akan memusnahkan seluruh kehidupan di planet ini. Untuk mencegah bencana besar tersebut, NASA mengembangkan rencana untuk menghancurkan asteroid tersebut sebelum mencapai Bumi.

Mereka memutuskan untuk mengirim tim pengebor minyak yang dipimpin oleh Harry Stamper ke asteroid tersebut. Tim ini juga terdiri dari beberapa ahli pengebor terampil lainnya. Dengan bantuan para ahli dari NASA, tim pengebor ini berjuang untuk mengatasi berbagai rintangan dan tantangan di atas asteroid yang mengerikan. Mereka berusaha untuk menembakkan nuklir ke dalam inti asteroid untuk menghancurkannya sebelum terlambat.

Dosen komunikasi ilmi pengetahuan senior dari Universitas Manchester, David Kirby, sempat mengatakan kepada Smithsonian Magazine, bahwa apa yang terjadi di film Armageddon adalah hal yang kurang nyata. Jika memang kemudian ukuran asteroid tersebut sebesar wilayah Texas, para peneliti NASA sudah mengetahui hal tersebut bertahun-tahun sebelumnya dan bukan hanya persiapan 18 hari. Di sisi lain, banyak juga yang berpendapat jika seharusnya para astronot yang diajari teknik mengebor bukan sebaliknya.

7 Gravity

Di tahun 2013, aktris Sandra Bulock pernah membintangi sebuah film sci-fi berjudul Gravity yang memperlihatkan Bulock beradu akting dengan aktor George Clooney. Dalam film Gravity, Sandra Bullock berperan sebagai seorang astronot bernama Ryan Stone. Dia menjalankan misi ke luar angkasa bersama astronot lainnya yaitu Matt Kowalski. Namun, misi tersebut berubah menjadi mengerikan.

Setelah stasiun luar angkasa yang menjadi tempat tinggal mereka di luar angkasa hancur, keduanya pun harus melayang di luar angkasa tanpa bisa tahu bagaimana nasib mereka selanjutnya. Dengan peralatan seadanya, kedua astronot tersebut harus bisa bertahan hidup sambil juga berusaha untuk bisa kembali ke bumi. Sebenarnya, film ini menjadi salah satu film yang akurat dari sudut pandang sains.

Namun, ada sebuah kekurangan besar dalam filmnya. Seperti dijelaskan oleh ahli astronomi dan juga ahli komunikasi sains, Phil Plait, menyebutkan bahwa gravitasi memiliki sistem kerja yang berbeda di luar angkasa. Apa yang terjadi di filmnya, di mana Matt Kowalski tewas, sebenarnya bisa terhindarkan. Yang perlu dilakukan adalah dengan mendorong tubuhnya.

6 The Day After Tomorrow

The Day After Tomorrow merupakan film fiksi ilmiah yang diadaptasi dari buku The Coming Global Superstorm karya Art Bell dan Whitley Strieber. Film berdurasi 123 menit ini digarap sutradara Roland Emmerich, yang juga turut menulis naskah bersama Jeffrey Nachmanoff. Filmnya sendiri tayang pada 2004 lalu dan dianggap sebagai salah satu film tentang “kiamat”yang cukup populer..

The Day After Tomorrow berfokus pada seorang ahli cuaca dan juga ahli tentang perubahan cuaca yang terjadi di bumi bernama Jack Hall. Saat Jack melakukan penelitian di Benua Antartika bersama dua orang rekannya, Frank dan Jason, terjadi retakan besar yang seolah membelah benua tersebut. Jack pun menginformasikankan temuannya tersebut pada Konferensi Pemanasan Global PBB di New Delhi, India.

Dalam penemuan Jack, dunia akan kembali ke zaman es dalam waktu yang tidak lama akibat perubahan iklim global. Mantan kepala penasihat ilmu pengetahuan Pemerintah Inggris, Sir David King, apa yang dihadirkan di filmnya sangat tidak nyata. Pasalnya, skenario yang harusnya terjadi dalam beberapa dekade justru hanya terjadi dalam hitungan minggu. Namun, dia memberikan apresiasi mengenai pesan perubahan iklim di filmnya.

5 Lucy

Lucy merupakan film yang dibintangi oleh Scarlett Johansson, Morgan Freeman, Choi Min-sik, dan Amr Waked. Film ini dirilis pada tahun 2014 kemarin dan menghadirkan cerita tenn tentang seorang wanita muda bernama Lucy yang terlibat dalam perdagangan narkoba di luar negeri. Suatu hari, dia dipaksa untuk menyelundupkan sebuah kantong kristal biru ke dalam tubuhnya sebagai kurir narkoba.

Namun, kantong tersebut pecah di dalam tubuhnya yang membuat zat kimia di dalamnya kemudian terserap oleh tubuhnya. Hal itu kemudian mengubah kapasitas otaknya secara signifikan. Seiring berjalannya waktu, efek dari zat kimia tersebut membuat Lucy memiliki kemampuan super yang luar biasa, seperti pengendalian waktu, telekinesis, dan peningkatan kecerdasan.

Dengan bantuan ilmuwan bernama Professor Norman, Lucy mencoba untuk memahami dan menguasai kekuatan barunya sambil menghindari para penjahat yang mengejarnya untuk mengambil kristal biru tersebut. Penulis artikel ilmiah, Kate Wong menyebutkan meskipun memang kemampuan tersembunyi dari otak manusia bisa diaktifkan namun tidak ada bukti ilmiah terkait hal tersebut. Penulis artikel ilmiah lainnya, Robynne Boyd, menyebutkan bahwa apa yang terjadi di film Lucy tidak mungkin terjadi. Karena, pada kenyataanya, setiap hari manusia menggunakan seluruh kemampuan otaknya.

4 Outbreak

Film sci-fi yang dibantah sains selanjutnya adalah Outbreak. Film sci-fi yang menghadirkan tema tentang sebuan virus berbahaya yang mengancam umat manusia memang sudah sering muncul. Salah satunya adalah Outbreak. Filmnya sendiri menceritakan tentang sekelompok ilmuwan yangberjuang untuk mencegah kehancuran sebuah kota kecil dari sebuah virus mematikan.

Serangan virus di kota kecil tersebut berawal ketika sejumlah monyet dari hutan hujan Afrika menginfeksi seluruh populasi di sana. Dalam filmnya, karakter yang diperankan oleh aktor Dustin Hoffman, Sam Daniels, melihat mutasi dari virus Motaba tersebut dengan menggunakan sebuah mikroskop untuk meneliti lebih lanjut tentang virusnya dan juga mencari tahu bagaimana mengobatinya.

Namun, para ilmuwan yang ada di World Science Festival mengatakan jika sangat mustahil ada orang yang mampu melihat mutasi dari sebuah virus hanya dengan menggunakan sebuah mikroskop biasa. Hal ini karena ukuran virus sendiri jauh lebih kecil. Mereka juga menjelaskan bahwa jika ukuran dari virus Motaba sama dengan virus Ebola, maka seharusnya virus tersebut hanya bisa dillihat oleh mikroskop elektron.

3 Planet Of The Apes

Dianggap sebagai salah satu franchise yang paling ikonik di genre ini, Planet of the Apes sudah jadi salah satu favorit para fans sejak tahun 1968. Kesuksesan dari franchise ini semakin berkembang setelah franchisenya menghadirkan kembali film versi reboot di tahun 2001 kemarin. Andy Serkis sukses untuk menghidupkan para kera-kera tersebut dengan menggunakan teknologi Motion Capture.

Rise of the Planet of the Apes berusaha untuk menghadirkan kembali konsep ini yang berasal dari film pertamanya. Meskipun begitu, filmnya sendiri tetap menghadirkan beberapa hal yang berbeda dengan versi awalnya. Salah satunya adalah adanya sedikit perbedaan dari gen FOXP2, yang mana membuat para kera tidak memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan berbicara.

Namun, para ilmuwan sendiri sebenarnya mengakui bahwa kera memang memiliki kecerdasan yang hampir mirip dengan manusia. Meskipun begitu, tingkat kecerdasan mereka untuk berkomunikasi dan berevolusi seperti di film tersebut dianggao sangat kecil terjadi. Jadi, rasanya sangat kecil sekali kemungkinan kita melihat ada kera atau primata yang bisa berbicara layaknya manusia.

2 Independence Day

Independence Day merupakan film aksi sci-fi yang disutradarai oleh Roland Emmerich dan menjadi salah satu film blockbuster paling ikonik tahun 1990an. Film ini menggabungkan aksi yang mendebarkan, efek khusus yang mengesankan, dan cerita yang seru tentang invasi alien ke Bumi. Ceritanya sendiri berfokus pada sekelompok orang yang berusaha untuk menyelamatkan dunia dari ancaman alien.

Di antara mereka adalah Kapten Steven Hiller, seorang pilot angkatan udara yang menjadi salah satu pemimpin perlawanan manusia, David Levinson, seorang ilmuwan komputer yang mencoba untuk mencari cara untuk melawan alien, dan Presiden Whitmore, yang harus membuat keputusan sulit untuk menyelamatkan umat manusia. Dalam filmnya, David menyebarkan virus komputer yang kemudian jadi cara untuk mengalahkan para alien tersebut.

Namun, pertanyaan kemudian muncul tentang bagaimana karakter David menyebarkan virus tersebut ke banyak komputer. Ahli komputer, Mike Wehner, menulis catatan yang menyindir tentang konsep cerita ini bagaimana sebuah komputer PowerBook 5300 mampu mengubah dunia, meskipun sebenarnya tidak ada yang pernah tahu bagaimana sebenarnya cara untuk bisa terhubung dengan jaringan komputer alien. Penulis ceritanya sendiri tidak bisa memberikan jawaban detil mengenai hal ini.

1 Interstellar

Film sci-fi yang dibantah sains terakhir adalah Interstellar. Film Interstellar mungkin adalah salah satu sci-fi terbaik, terutama karena filmnya digarap oleh tangan dingin Christopher Nolan. Film ini menceritakan mantan pilot NASA bernama Joseph Cooper, yang dipanggil untuk membantu tim peneliti mereka. NASA mencoba untuk menemukan planet lain yang dapat dihuni oleh manusia.

Interstellar sendiri sebenarnya mendapatkan banyak pujian karena dianggap memberikan gambaran yang akiurat tentang lubang hitam dalam sebuah cerita film. Keakuratan lain dalam film ini adalah bahwa mendekati gravitasi benda besar dapat membuat waktu bergerak lebih lambat daripada yang akan terjadi bagi orang di Bumi. Ini menjadi jelas ketika Cooper kembali ke kapal bersama kru yang selamat,dan mereka mengetahui bahwa 23 tahun telah berlalu di Bumi, padahal mereka hanya menghabiskan waktu selama beberapa menit saja di sebuah planet.

Film ini sebenarnya bekerja sama dengan seorang ahli teori fisika dari California Technology University, Kip Thorne, sebagai penasihat filmnya. Namun, ada beberapa hal yang dianggap keliru. Seorang ahli astrofisika, Katie Mack, menjelaskan bahwa mengambil data quantum tentang black hole hampir tidak mungkin dilakukan.

Although the film’s scientific advisor Caltech theoretical physicist Kip Thorne seems to have done a pretty great job, the film still had some scientific issues. Selain tentang lubang hitam, adegan yang juga dikritik tidak akurat adalah ketika Cooper terjebak di dimensi kelima akibat terhisap lubang hitam. Para ilmuwan menjelaskan meskipun kemungkinan dimensi lain memang ada, namun kecil kemungkinan kita bisa berada di sana.

Menghadirkan sebuah film sci-fi tentunya sangat menarik dan juga bisa jadi referensi menarik apabila dihadirkan secara akurat. Meskipun begitu, tidak bisa kita pungkiri bahwa sebuah film membutuhkan adanya adegan dramatisasi dan hal yang berkaitan dengan visual yang membuat filmnya tidak jarang menghadirkan kesalahan secara sains.

Exit mobile version