10 Film Horor Komedi Terbaik!

Film horor komedi terbaik yang pertama adalah Tucker And Dale vs Evil yang rilis pada 2010 kemarin. Film ini menghadirkan berbagai twist horor yang menarik. Alan Tudyk dan Taylor Labine memerankan dua orang penduduk pedesaan yang harus menjaga anak-anak kota yang sedang berlibur di wilayah mereka. Film ini menghadirkan perspektif dari anak-anak yang sangat ketakutan atas apa yang akan kedua orang lakukan ini kepada mereka.

Tucker dan Dale memutuskan untuk menghabiskan akhir pekan mereka di sebuah pondok terpencil. Namun, keadaan justru berubah menjadi kacau ketika mereka bertemu dengan sekelompok remaja yang merasa bahwa Tucker dan Dale adalah sekelompok pembunuh berantai. Di film ini, kita akan disuguhkan dengan serangkaian kejadian yang terjadi secara kebetulan.

Menariknya kejadian tersebut justru mengundang gelak tawa penonton. Tucker dan Dale terus mencoba menjelaskan bahwa mereka tidak ada niat untuk menyakiti siapapun, sementara para remaja tersebut terus menganggap mereka sebagai ancaman. Film ini berhasil menghadirkan elemen stereotip dalam film horor dan menyajikannya dengan sudut pandang komedi yang inovatif.

Scooby-Doo memang merupakan sebuah series animasi anak-anak yang mengisahkan sekelompok remaja meenuntaskan berbagai kasus kejahatan. Namun, sering kali, kasus kejahatan tersebut muncul dalam wujud misteri dan horor. Ini juga yang kemudian muncul dalam Scooby-Doo: The Movie yang rilis pada 14 Juni 2002. Ini merupakan film adaptasi dari series animasinya.

Filmnya sendiri berfokus pada sekelompok detektif muda, yaitu Fred, Daphne, Velma, Shaggy, dan anjing mereka yang unik, Scooby-Doo, yang tergabung dalam kelompok Mystery, Inc. Suatu hari, mereka semua diundang ke Pulau Spooky oleh seorang miliarder eksentrik bernama Emile Mondavarious untuk menginvestigasi serangkaian kejadian aneh yang terjadi di taman hiburan miliknya tersebut.

Ketika mereka tiba di pulau itu, kelompok tersebut segera menyadari bahwa ada kekuatan supranatural yang mengubah orang-orang menjadi versi yang sangat berbeda dari diri mereka yang sebenarnya. Mereka harus bekerja sama untuk mengungkap misteri ini dan mengungkap siapa yang berada di baliknya. Film ini menyelipkan elemen komedi yang khas dari franchise Scooby-Doo, seperti Scooby-Doo yang takut terhadap segala hal.

Mayoritas film horor komedi memang berasal dari industri film Hollywood dan hanya beberapa film saja yang sukses yang berasal dari negara lain. Salah satunya adalah Dead Snow. Film horor komedi produksi Norwegia ini sukses untuk menghadirkan referensi dari The Evil Dead, sambil juga tetap menjaga orisinalitas cerita mereka. Ceritanya sendiri berfokus pada sekelompok remaja pecinta ski yang pergi berlibur di sebuah wilayah pegunungan yang terpencil.

Mereka pada awalnya menyangka bahwa itu adalah tempat wisata. Namun, nyatanya tempat tersebut tidak seperti yang mereka pikirkan. Wilayah tersebut ternyata dahulunya merupakan makam dari para tentara Nazi. Meskipun mereka sudah lama mati, mereka kembali hidup dalam bentuk zombie. Filmnya memang menghadirkan suasana yang ringan, dan karena ceritanya tidak terlalu serius.

Hal tersebut yang kemudian jadi alasan mengapa film ini justru lebih banyak memunculkan tawa dan komedi dalam ceritanya. Meskipun begitu, setting gunung salju dan pemandangan bukit tetap menyuguhkan kengerian. Selain itu, riasan dari para zombie Nazi yang muncul juga bisa dibilang sangat menyeramkan meskipun sekilas juga nampak sangat konyol.

One Cut of the Dead, atau yang juga bisa disebut judulnya sebagai Don’t Stop The Camera, merupakan sebuah film zombie komedi yang disutradarai oleh Shinichiro Ueda yang sekaligus juga menjadi penulis untuk film ini. Film ini pertama kali rilis pada tahun 2017 dan dibintangi oleh nama-nama yang mungkin asing di telinga banyak orang seperti Takayuki Hamatsu, Yuzuki Akiyama, Harumi Shuhama, dan Mao.

Filmnya sendiri menghadirkan cerita tentang sekelompok pembuat film independen yang sedang membuat film horor dengan tema zombie. Meskipun awalnya berjalan normal, namun situasi mulai berjalan tidak seperti yang direncanakan ketika mereka benar-benar diserang oleh zombie. Yang uniknya adalah karena mereka ingin menghadirkan filmnya dalam satu shot, apapun yang terjadi saat proses produksi tidak menghentikan hal tersebut.

Bahkan, ketika sang cameraman dan beberapa orang lainnya terkena infeksi zombie mereka semua tetap melanjutkan produksinya. Meskipun awalnya film ini tidak mendapat perhatian luas, One Cut Of The Dead kemudian mendapat pujian yang besar dan dianggap sebagai salah satu film zombie komedi terbaik setelah filmnya ikut serta dalam festival film. Mereka bahkan mendapatkan pemasukan yang cukup besar dengan ongkos produksi yang sangat kecil.

Digarap oleh sutradara kawakan Peter Jackson, The Frighteners menghadirkan unsur komedi yang menarik ditambah dengan elemen ketakutan yang cukup banyak. Filmnya sendiri dibintangi oleh aktor Michael J. Fox berperan sebagai Frank. Dia merupakan seorang pria yang memiliki kelebihan yaitu mampu melihat dan berkomunikasi dengan hantu. Meskipun begitu, dia menggunakan kemampuannya untuk kejahatan.

Frank merupakan seorang penipu, di mana dia akan menyuruh rekan hantunya untuk melakukan teror dan menakut-nakuti sebuah rumah sebelum kemudian Frank disewa jasanya untuk mengusir hantu tersebut. Tapi, tanpa disadari oleh Frank ancaman yang nyata muncul di kota tersebut. Seperti yang bisa diduga dari sosok sutradara kawakan seperti Peter Jackson, film ini memang menarik untuk ditonton.

Tema cerita filmnya pun bisa dibilang sangat unik di mana The Frighteners tidak menggunakan berbagai elemen klise yang umum muncul di film horor atau komed horor lain. karena itulah, The Frighteners menjadi salah satu film yang termasuk horor komedi terbaik yang pernah ada. Situs rating film IMDb pun memberikan nilai 7,1/10.

Sebuah Mockumentary yang populer produksi dari Taika Waititi dan Jermaine Clement. Filmnya sendiri berfokus pada kisah tentang empat orang vampir yang ada di sebuah share house atau rumah berbagi di Selandia Baru. Dalam ceritanya kita akan disuguhkan kegiatan rutin mereka, masalah yang mereka alami, juga curhatan para vampir yang harus bertahan di era modern.

Seperti layaknya film produksi Taika Waititi, What Do We Do In The Shadows memang lebih menitikberatkan alur ceritanya pada unsur komedi daripada elemen horor itu sendiri. Terlepas dari hal itu, film ini menghadirkan nuansa satir dari berbagai hal yang biasanya muncul dalam genre horor. Waititi kemudian mengahdirkannya dalam versi komedi yang direpresentasikan dalam empat karakter yang ada.

What Do We Do In The Shadows benar-benar menjadi sebuah film yang menyenangkan, bahkan untuk ditonton bersama keluarga. Dan bisa dibilang, film ini jauh dari kata menyeramkan meskipun tetap ada hal mengerikan yang muncul dalam ceritanya. Bukti kesuksesan film ini adalah bagaimana kemudian ada adaptasi sebuah TV series dari film tersebut.

Berbicara mengenal horor komedi tentunya tidak bisa lepas dari film epik satu ini. Zombieland mengisahkan tentang wilayah Amerika yang sudah kacau akibat wabah zombie dan orang-orang pun berusaha untuk bertahan hidup masing-masing. Kita kemudian melihat seseorang bernama Columbus yang bertahan hidup sampai kemudian dia bertemu dengan berbagai karakter lainnya.

Columbus bertemu dengan seorang pria lainnya bernama Tallahassee. Keduanya kemudian memutuskan pergi bersama sampai bertemu dengan dua karakter lain, Wichita dan Little Rock. Akhirnya, keempatnya memutuskan untuk pergi bersama ke wilayah lain yang lebih aman. Banyak hal menarik dan kocak yang kemudian muncul di tengah-tengah petualangan mereka tersebut.

Contohnya adalah bagaimana mereka kemudian bertemu dengan sosok “zombie” Bill Murray. Namun, mereka kemudian tidak sengaja membunuhnya karena dianggap sebagai zombie asli. Film garapan Ruben Fleischer ini memang menghadirkan hal-hal yang menggabungan elemen komedi dan horor. Namun, filmnya juga menghadirkan drama dari keempat karakternya seperti kisah percintaan Colombus dan Wichita.

Shaun of the Dead merupakan film horor komedi terbaik lainnya yang disutradarai oleh Edgar Wright, yang juga menulis naskahnya bersama Simon Pegg, di mana dia pun menjadi pemeran utama dalam film ini. Film ini dibintangi oleh Simon Pegg sebagai Shaun, Nick Frost sebagai sahabatnya, Ed, dan Kate Ashfield sebagai kekasihnya, Liz. Shaun of the Dead dirilis pada tahun 2004 dan mendapat tanggapan sangat positif dari kritikus dan penonton.

Shaun of the Dead mengisahkan tentang seorang pria bernama Shaun, yang merasa terjebak dalam rutinitas yang membosankan dalam kehidupannya yang monoton. Ketika wabah zombie tiba-tiba melanda kota London, Shaun bersama dengan sahabatnya, Ed, dan beberapa teman dan anggota keluarganya harus berjuang untuk bertahan hidup. Di tengah-tengah kekacauan wabah zombie tersebut, Shaun mencoba untuk menyelamatkan orang-orang yang dia cintai, termasuk kekasihnya, Liz, dan ibunya sendiri.

Dalam prosesnya mereka harus mencari cara untuk bertahan hidup dengan pengalaman dan alat-alat seadanya, hal inilah yang membuat petualangan mereka kocak sekaligus menegangkan. Shaun of the Dead sendiri merupakan salah satu film dari trilogi The Flavours Cornetto, di mana dua film lainnya juga menghadirkan elemen horor komedi serupa yaitu Hot Fuzz dan The World’s End. Namun, Shaun of the Dead dan Hot Fuzz jauh lebih populer dari film terakhirnya.

Berbicara mengenai horor komedi, Young Frankenstein bisa dibilang merupakan pionir dari subgenre ini. Film garapan sutradara Mel Brooks ini rilis pada tahun 1974. Young Frankenstein pada dasarnya merupakan parodi dari karya monster klasik dari rumah produksi Universal, yaitu Frankenstein, yang rilis pada tahun 1930. Film ini dibintangi oleh aktor populer Hollywood, Gene Wilder.

Sosok Mel Brooks sendiri memang terkenal sebagai sutradara yang memiliki rasa humor tinggi. Itulah alasannya banyak film Mel Brooks, termasuk Young Frankenstein, jadi salah satu film komedi terbaik. Filmnya sendiri bercerita tentang cucu dari sang ilmuwan jenius namun dianggap gila karena mencoba membangkitkan seseorang dari kematiannya, yaitu Dr. Victor Frankenstein.

Sang cucu berusaha untuk menunjukan kepada orang-orang bahwa kakeknya bukan sosok yang gila seperti yang orang-orang yakini. Suatu hari dia diundang untuk pergi ke Transylvania dan kemudian melihat bagaimana cara membangkitkan orang dari kematiannya. Meskipun muncul dalam format hitam-putih, namun film ini tetap berhasil menyajikan nuansa komedi dan horor yang menarik.

Film horor komedi terbaik yang terakhir tidak lain adalah Scary Movie. Film ini disutradarai oleh Keenen Ivory Wayans dan rilis di tahun 2000. Salah satu alasan terbesar mengapa Scary Movie menjadi film horor komedi terbaik adalah seperti halnya Young Frankenstein film ini memparodikan film horor. Namun, yang menarik kemudian adalah Scary Movie bukan hanya memparodikan satu film atau satu genre tertentu.

Film ini benar-benar menghadirkan parodi dari berbagai film horor populer. Misalnya, di film Scary Movie pertama kita melihat parodi dari film Scream. Ghost Face diperlihatkan meneror sekelompok anak muda, yang mana dalam ceritanya justru berubah menjadi kocak. Contohnya adalah adegan yang paling populer dari film ini ketika Ghost Face mencoba meneror melalui telepon. Yang terjadi justru sebuah percakapan kocak dengan banyak orang dan kalimat populer “Wazzup!”

Selain memparodikan film-film horor, Scary Movie menghadirkan lelucon dari berbagai budaya populer, iklan, dan tren yang muncul saat itu. Film ini menyajikan sejumlah adegan yang lucu dan satir yang menciptakan suasana komedi yang khas. Meskipun mendapatkan ulasan yang biasa saja, nyatanya Scary Movie sukses besar di box office. Bahkan, kesuksesan tersebut berhasil menghasilkan beberapa sekuel dan mereka menghadirkan formula cerita yang khas yang tidak sedikit ditiru film lain.

Horror dan komedi merupakan dua genre yang sangat populer di industri perfilman, selain aksi. Kedua genre ini dianggapa sebagai genrea yang sulit karena tidak banyak film atau franchise yang bisa meraih kesuksesan besar. Menyelaraskan dua elemen dalam satu film tentunya menjadi tugas yang sangat berat. Namun, beberapa film di atas diperlihatkan mampu melakukannya dengan baik.