Home MOVIE MOVIE FEATURES 5 Film Action Indonesia Paling Mahal!

5 Film Action Indonesia Paling Mahal!

Film action adalah salah satu genre yang paling populer di seluruh dunia. Film-film seperti James Bond, Mission: Impossible, dan Fast & Furious adalah contoh film action yang sukses secara komersial. Film action memang sering kali mengandalkan efek khusus yang canggih untuk menciptakan adegan-adegan yang spektakuler. Tentu saja Indonesia tidak mau ketinggalan dalam membuat film action berkualitas. Banyak studio yang berlomba-lomba membuat film action yang epik. Bahkan mereka tak ragu untuk menggelontorkan dana yang masif untuk membuat filmnya sukses besar. Lantas apa saja film action Indonesia paling mahal?

5 Gundala

Ini merupakan film superhero yang diadaptasi dari karakter komik Indonesia yang terkenal, “Gundala” yang diciptakan oleh Hasmi pada tahun 1969. Disutradarai oleh Joko Anwar, film ini membintangi beberapa nama seperti Abimana Aryasatya, yang memerankan karakter Gundala, serta Tara Basro, Bront Palarae, dan Ario Bayu. Gundala mengisahkan tentang Sancaka (Abimana Aryasatya), seorang anak yatim piatu yang tumbuh besar di tengah kemiskinan dan ketidakadilan di kota Jakarta.

Namun hidupnya berubah secara drastis ketika ia secara tidak sengaja mendapatkan kekuatan super yang memberinya kekuatan petir yang luar biasa. Dengan kekuatan barunya, Sancaka memutuskan untuk melawan kejahatan dan korupsi yang merajalela di kotanya. Dia mengambil identitas superhero bernama Gundala, dan mulai menantang para penjahat dengan keadilan dan kekuatan yang dimilikinya.

Film yang diproduksi oleh Screenplay Films dan Bumilangit Studios ini ternyata menghabiskan anggaran yang tidak sedikit, karena studio harus menggelontorkan dana sebesar Rp 30 miliar untuk merampungkan film ini. Dengan CGI yang mengagumkan, wajar jika biaya pembuatan filmnya tidaklah murah. Beruntung karena film mahal dari Indonesia ini sukses besar ketika dirilis.

4 The Raid 2: Berandal

Film ini dirilis pada tahun 2014 dan merupakan sekuel dari The Raid: Redemption yang sukses secara internasional. The Raid 2: Berandal disutradarai oleh Gareth Evans yang juga menulis skenario dan memproduseri film ini. Beberapa pemeran utama dalam film ini antara lain Iko Uwais, yang kembali memerankan peran utama sebagai Rama, Arifin Putra sebagai Uco, dan Julie Estelle sebagai Hammer Girl.

The Raid 2: Berandal melanjutkan kisah sebelumnya, di mana Rama (Iko Uwais) ditugaskan untuk menyusup ke dunia kejahatan yang lebih dalam untuk mengungkap korupsi di dalam kepolisian. Dalam upayanya untuk melangkah lebih jauh, Rama menyamar sebagai seorang narapidana baru bernama Yuda dan memasuki penjara untuk mendekati putra dari seorang mafia berpengaruh, Bangun (Tio Pakusadewo).

Di dalam penjara, Rama menemui berbagai ancaman dan musuh, termasuk geng rival yang dipimpin oleh Uco (Arifin Putra), putra dari Bangun. Film yang menghadirkan bintang aksi asal Indonesia ini menghabiskan anggaran sekitar Rp 54 miliar. Angkanya membengkak setelah jadwal syutingnya menjadi lebih lama lagi, dari yang direncanakan 90 hari menjadi 132 hari. Meski demikian, filmnya mampu meraih kesuksesan yang masif.

3 Gunung Emas Almayer

Film yang diproduksi oleh Media Desa Indonesia dan diadaptasi dari novel berjudul Almayers Folly besutan Joseph Conrad. Filmnya digarap oleh sutradara asal Malaysia yang ternyata berdarah Padang yaitu U-Wei Bin Haji Saari. Menariknya, Gunung Emas Almayer, menghadirkan para pemeran kombinasi dari Indonesia dan Malaysia. Film yang ditayangkan pada tahun 2014 mengambil latar di Malaka di abad 19.

Di sini, kita diceritakan tentang perjuangan seorang pedagang senjata berkebangsaan Belanda yang memiliki minat tentang arkeologi. Namanya adalah Kaspar Almayer, dan dia ingin menemukan sebuah gunung emas di Malaka. Tetapi tentu saja impiannya tidak pernah mudah. Ada banyak rintangan yang harus dihadapi, baik dari para pedagang Arab, hingga ketua adat setempat. Bahkan dia juga harus berhadapan dengan militer Inggris.

Tetapi di sini, dia dibantu dengan Daen, yang mengetahui letak gunung emas yang Almayer inginkan. Filmnya membintangi beberapa nama seperti Peter O’Brien, Sofia Jane, Rahayu Saraswati, El Manix, Alex Komang, Adi Putra, dan masih banyak lagi. Untuk merampungkan film ini, dibutuhkan anggaran fantastis, yaitu sebesar Rp. 60 miliar. Tapi sayangnya, film ini gagal bersinar di pasaran.

2 Trilogi Merdeka

Trilogi merdeka merupakan kumpulan film yang terdiri dari beberapa judul seperti Merah Putih, Merah Putih 2: Darah Garuda, dan Hati Merdeka. Film pertama dirilis tahun 2009, dilanjutkan dengan sekuelnya di tahun 2010. Kemudian film terakhirnya rilis di tahun 2011. Menariknya meski rilis di waktu yang berbeda, ketiga film tersebut dibuat dalam waktu yang bersamaan, persis seperti pembuatan film Avengers: Infinity War dan Endgame.

Tentu saja itu dilakukan demi memangkas anggaran yang digelontorkan filmnya. Menariknya, film mahal dari Indonesia ini memakan anggaran yang tidak sedikit. Pasalnya, film yang diproduksi oleh kolaborasi Media Desa Indonesia dan Margate House ini menggelontorkan dana sebesar Rp 64 miliar, sebuah angka yang tentunya sangat fantastis. Tetapi sayangnya, film mahal asal Indonesia ini gagal bersinar karena Trilogi Merdeka hanya bisa meraup 1.4 juta penonton saja.

Sesuai judulnya, Trilogi Merdeka menggambarkan perjuangan tentara Indonesia saat mereka melawan Belanda. Para pejuang tidak memandang suku dan agama, dan mereka bersatu dan berusaha mengusir para penjajah. Film-filmnya membintangi beberapa nama beken seperti Donny Alamsyah, Lukman Sardi, Teuku Rifnu, Zumi Zola, dan Darius Sinathrya.

1 Foxtrot Six

Foxtrot Six disutradarai oleh Randy Korompis, yang juga menulis naskah untuk film ini. Film ini diproduksi oleh MD Pictures, dan menghadirkan beberapa pemeran utama seperti Oka Antara, Verdi Solaiman, Chicco Jerikho, dan Rio Dewanto. Foxtrot Six mengisahkan tentang dunia di masa depan di mana Indonesia berada dalam kekacauan politik dan ekonomi.

Ketika kekacauan tersebut mencapai titik kritis, sekelompok tentara bayaran yang dipimpin oleh Angga Saputra (Oka Antara) dan kapten Tino (Verdi Solaiman) berusaha untuk mengambil alih kendali dan menyelamatkan negara dari ambang kehancuran. Namun di tengah upaya mereka untuk merestorasi ketertiban, mereka menemukan adanya konspirasi besar yang melibatkan elit politik dan korporasi yang berkuasa.

Dengan waktu yang semakin menipis dan musuh yang tak terduga, Angga dan rekan-rekannya harus berjuang untuk mengungkap kebenaran dan menghentikan kekuatan gelap yang mengancam keberlangsungan hidup negara mereka. Dibutuhkan biaya yang masif untuk merampungkan film ini, karena Foxtrot Six menghabiskan anggaran sebesar Rp 70 miliar. Angka tersebut masuk akal mengingat film ini menampilkan CGI dan aktor-aktor kelas atas.

Itulah dia Geeks beberapa film action Indonesia paling mahal yang pernah dibuat. Film-film tersebut, menampilkan cerita yang menarik dan tentu saja sangat wajib kalian simak. Di antara film-film itu, mana yang jadi favorit kalian Geeks?

Exit mobile version