Home MOVIE MOVIE FEATURES 10 Film Anime Ghibli dengan Rating Terendah!

10 Film Anime Ghibli dengan Rating Terendah!

Studio Ghibli adalah sebuah studio animasi Jepang yang didirikan pada tahun 1985 oleh Hayao Miyazaki, Isao Takahata, dan Toshio Suzuki. Studio ini terkenal di seluruh dunia karena karya-karya animasinya yang berkualitas tinggi dan penuh dengan pesan-pesan mendalam. Beberapa ciri khas dari karya-karya Studio Ghibli termasuk animasi yang indah, cerita yang epik, serta penggambaran karakter yang kompleks. Film-film dari Ghibli memang terkenal selalu memiliki rating sangat tinggi. Tetapi ada juga beberapa film yang memiliki rating terendah di Rotten Tomatoes, meski rating rendah tersebut juga tergolong cukup tinggi. Apa saja film Ghibli dengan rating terendah?

10 Ponyo

Ponyo (juga dikenal sebagai Ponyo on the Cliff by the Sea) adalah film animasi Jepang yang dirilis pada tahun 2008. Film ini diproduksi oleh Ghibli dan disutradarai oleh Hayao Miyazaki. Inspirasi untuk Ponyo diambil dari cerita rakyat Hans Christian Andersen, The Little Mermaid, meskipun Miyazaki membuat banyak perubahan pada plot dan karakter untuk menciptakan cerita yang unik.

Ponyo mengisahkan tentang pertemuan antara seorang anak manusia bernama Sosuke dan seorang putri ikan yang bernama Ponyo. Ponyo kabur dari rumahnya di laut dalam dan berusaha mencari petualangan di dunia manusia. Ketika Ponyo bertemu dengan Sosuke di tepi laut, keduanya menjadi teman dekat, meskipun Ponyo masih harus menghadapi konsekuensi dari keinginannya untuk tinggal di dunia manusia.

Dia kemudian meminum ramuan sihir dan berubah menjadi manusia, tetapi tindakannya itu mengganggu keseimbangan alam dan menyebabkan bencana. Sosuke bersama dengan Ponyo berusaha untuk memperbaiki kesalahan dan mengembalikan keseimbangan alam, sementara Ponyo berjuang untuk memahami konsekuensi dari keputusannya. Mereka juga menghadapi tantangan dalam bentuk cuaca ekstrem yang disebabkan oleh peristiwa tersebut. Film ini mendapatkan skor 92% di Rotten Tomatoes.

9 When Marnie Was There

Film ini disutradarai oleh Hiromasa Yonebayashi, yang sebelumnya terlibat dalam produksi film Studio Ghibli seperti The Secret World of Arrietty. Filmnya diadaptasi dari novel berjudul sama karya Joan G. Robinson, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1967. Film ini mengikuti kisah seorang gadis berusia 12 tahun bernama Anna Sasaki, yang menghabiskan musim panas di sebuah desa di pantai.

Hal itu dia lakukan untuk menyembuhkan kesehatannya yang rapuh dan emosinya yang terganggu. Di sana, Anna bertemu dengan seorang gadis misterius bernama Marnie yang tinggal di sebuah rumah tua yang terpencil. Meskipun awalnya ragu-ragu, Anna dan Marnie menjadi teman dekat dan berbagi berbagai petualangan bersama. Namun, ketika Anna mencoba untuk bertemu dengan Marnie di tempat tinggalnya, dia menemukan bahwa rumah itu kosong dan terbengkalai.

Anna kemudian mulai menyelidiki misteri di balik Marnie dan hubungannya dengan rumah itu, yang membawanya pada penemuan yang mengejutkan tentang masa lalunya sendiri. Film ini berhasil masuk nominasi Academy Award kategori Film Animasi Terbaik di Academy Awards ke-88. Di Rotten Tomatoes, anime ini mendapatkan skor 91%, yang masih tergolong tinggi.

8 The Cat Returns

Disutradarai oleh Hiroyuki Morita, yang merupakan salah satu animator senior di Studio Ghibli, film ini dinominasikan dalam berbagai penghargaan bergengsi, berkat plotnya yang menarik. Cerita dimulai ketika seorang gadis bernama Haru Yoshioka menyelamatkan seekor kucing dari kecelakaan lalu lintas. Tanpa diketahuinya, kucing tersebut adalah Pangeran Lune, putra Raja Kucing dari Kerajaan Kucing.

Sebagai imbalan atas penyelamatannya, Raja Kucing memutuskan untuk mengirimkan hadiah kepada Haru, yang termasuk menjadi istri Pangeran Lune. Haru, yang tidak ingin menikah dengan seekor kucing, berusaha mencari bantuan dari Baron, seorang kucing karismatik yang pernah membantu Shizuku, karakter utama dari “Whisper of the Heart”. Bersama-sama dengan Muta, seekor kucing besar yang juga muncul dalam Whisper of the Heart, Baron berusaha membantu Haru mengatasi masalahnya.

Namun, situasi menjadi semakin rumit ketika Haru secara tidak sengaja diangkut ke Kerajaan Kucing di dunia fantasi. Di sana, Haru harus menghadapi berbagai macam tantangan dan petualangan, termasuk upaya untuk menghindari pernikahan yang tidak diinginkan dan menemukan jalan pulang ke dunia manusia. Di Rotten Tomatoes, The Cat Returns mendapatkan skor 90%.

7 Ocean Waves

Ocean Waves adalah salah satu dari sedikit film Studio Ghibli yang tidak disutradarai oleh Hayao Miyazaki atau Isao Takahata. Film ini disutradarai oleh Tomomi Mochizuki, yang dikenal karena karyanya dalam seri anime seperti Kimagure Orange Road dan House of Five Leaves. Awalnya, Ocean Waves dirilis sebagai film televisi khusus di Jepang. Namun, kemudian film ini juga dirilis dalam format DVD dan Blu-ray di luar Jepang.

Ocean Waves memang tidak mendapatkan kesuksesan yang sama seperti film-film Studio Ghibli lainnya. Film ini sering dianggap sebagai salah satu karya yang kurang dikenal dari studio tersebut. Ocean Waves mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Taku Morisaki yang mengingat kembali kenangan masa sekolah menengahnya di Kota Kochi, Jepang. Selama masa itu, Taku berteman dengan seorang gadis bernama Rikako Muto, seorang siswa pindahan yang mengubah dinamika kelompok pertemanan mereka.

Ketika Rikako pindah ke Kochi, dia menarik perhatian Taku dan teman-temannya dengan kepribadiannya yang tegas dan tidak konvensional. Hubungan antara Taku dan Rikako menjadi semakin rumit ketika Taku menyadari bahwa perasaannya terhadap Rikako mungkin lebih dari sekadar persahabatan. Namun, di balik kepribadian kuatnya, Rikako menyimpan rahasia dan masalah pribadi yang membuatnya sulit untuk membuka diri kepada orang lain. Ocean Waves mendapat rating 88% di Rotten Tomatoes.

6 The Wind Rises

Cerita film ini terinspirasi oleh kehidupan Jiro Horikoshi, seorang insinyur Jepang yang merancang pesawat tempur Mitsubishi A6M Zero, yang digunakan oleh Jepang selama Perang Dunia II. The Wind Rises meraih banyak penghargaan dan nominasi, termasuk nominasi untuk Academy Award kategori Film Animasi Terbaik di Academy Awards ke-86. Dalam versi bahasa Inggris film ini, beberapa pengisi suara terkenal termasuk Joseph Gordon-Levitt, Emily Blunt, dan John Krasinski berperan dalam film ini.

The Wind Rises mengikuti kisah Jiro Horikoshi, seorang pemuda Jepang yang bercita-cita menjadi desainer pesawat terbang. Dari kecil, Jiro memiliki impian untuk merancang pesawat yang indah dan inovatif, meskipun dia tahu bahwa bakat dan hasratnya mungkin digunakan untuk membuat pesawat tempur yang digunakan dalam perang. elama perjalanannya untuk menjadi insinyur pesawat terbang, Jiro bertemu dengan seorang gadis muda yang cantik bernama Naoko.

Meskipun keduanya jatuh cinta, Naoko memiliki penyakit paru-paru yang serius, yang membuat masa depan mereka menjadi tidak pasti. Smentara itu, Jiro menghadapi dilema moral tentang pekerjaannya sebagai desainer pesawat tempur yang akan digunakan dalam perang. Meskipun dia ingin mewujudkan mimpinya sebagai seorang insinyur, dia juga menyadari konsekuensi dari kreasi-kreasinya yang akan menyebabkan kehancuran dan penderitaan. Film ini mendapatkan rating 88% di Rotten Tomatoes.

5 Howl’s Moving Castle

Film ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Diana Wynne Jones. Meskipun film ini diadaptasi dari novel karya Diana Wynne Jones, cerita dalam filmnya memiliki beberapa perbedaan signifikan dari novelnya. Miyazaki menambahkan elemen-elemen baru dan mengubah beberapa aspek cerita untuk kepentingan visual dan naratif. Versi bahasa Inggris film ini menampilkan suara pengisi suara terkenal seperti Christian Bale, Emily Mortimer, dan Billy Crystal.

Film ini mengikuti kisah seorang gadis muda bernama Sophie, yang menjalani kehidupan yang sederhana di sebuah toko topi di kota fiksi yang terinspirasi oleh Eropa. Namun, hidupnya berubah secara drastis ketika dia bertemu dengan penyihir muda yang tampan bernama Howl. Setelah bertemu dengan Howl, Sophie diserang oleh penyihir jahat yang melemparkan kutukan padanya, mengubahnya menjadi seorang wanita tua.

Dengan tubuh barunya yang tua, Sophie pergi meninggalkan rumahnya dan menemukan sebuah kastil berjalan yang aneh, yang ternyata adalah rumah dari Howl. Di dalam kastil, Sophie bertemu dengan berbagai makhluk ajaib, termasuk Calcifer, roh api yang memberi energi pada kastil, dan Markas, pemuda tampan yang bekerja sebagai asisten Howl. Dengan bantuan mereka, Sophie berusaha untuk mengatasi kutukan yang mengubahnya menjadi wanita tua dan menemukan cara untuk mengembalikan dirinya ke tubuhnya yang asli. Film ini mendapatkan rating 87% di Rotten Tomatoes.

4 From Up on Poppy Hill

Film ini didasarkan pada manga Jepang tahun 1980 yang berjudul sama, yang ditulis oleh Tetsurō Sayama dan diilustrasikan oleh Chizuru Takahashi. Film ini adalah proyek kedua yang disutradarai oleh Gorō Miyazaki, putra dari pendiri Studio Ghibli, Hayao Miyazaki. Sementara film pertamanya adalah Tales from Earthsea (2006). From Up on Poppy Hill mengisahkan tentang Umi Matsuzaki, seorang gadis remaja yang tinggal di Yokohama, Jepang, pada tahun 1963.

Dia tinggal bersama adik perempuannya dan ibunya, sementara ayahnya telah meninggal di laut dalam Perang Korea. Umi mengelola sebuah rumah penginapan yang dikelola keluarganya, sambil menjaga asrama sekolah yang telah terbengkalai. Ketika Umi bertemu dengan Shun Kazama, seorang anak laki-laki yang aktif di klub jurnalistik di sekolah mereka, keduanya mulai merasa tertarik satu sama lain.

Namun, hubungan mereka diuji ketika mereka mengetahui bahwa ayah mereka mungkin memiliki keterkaitan yang lebih dalam di masa lalu. Sementara itu, para siswa berjuang untuk menyelamatkan asrama mereka, yang akan dihancurkan untuk memberikan tempat bagi fasilitas baru di persiapan untuk Olimpiade Tokyo tahun 1964. Film ini mendapatkan rating 86%.

3 Pom Poko

Pom Poko (Heisei Tanuki Gassen Ponpoko) adalah film animasi Jepang yang diproduksi oleh Studio Ghibli dan dirilis pada tahun 1994. Film ini disutradarai oleh Isao Takahata, dan terinspirasi dari mitologi Jepang tentang tanuki dan tradisi festival tanuki. Dalam mitologi Jepang, tanuki dianggap sebagai makhluk magis yang cerdas dan memiliki kemampuan untuk berubah bentuk.

Pom Poko mengisahkan tentang kelompok tanuki yang tinggal di hutan Tama di pinggiran Tokyo. Mereka menemui masalah ketika habitat mereka terancam oleh pembangunan perkotaan yang pesat selama ekspansi Tokyo. Dalam upaya untuk melawan manusia dan mempertahankan tanah mereka, tanuki-tanuki ini menggunakan kemampuan mereka untuk berubah bentuk menjadi objek-objek manusia dan menakut-nakuti penduduk lokal dengan pertunjukan ilusi dan trik-trik.

Namun, upaya ini seringkali sia-sia dan terjadi konflik internal di antara kelompok tanuki. Mereka akhirnya menyadari bahwa mereka harus bekerja sama dan menggunakan kecerdasan mereka secara kolektif untuk menyelamatkan rumah mereka. Namun, upaya mereka terus-menerus dihalangi oleh kemajuan teknologi dan ambisi manusia. Di Roten Tomattoes, film ini mendapatkan skor 85%.

2 My Neighbors the Yamadas

My Neighbors the Yamadas dirilis pada tahun 1999. Berbeda dari kebanyakan film Studio Ghibli lainnya, My Neighbors the Yamadas memiliki gaya animasi yang unik, mengadopsi gaya komik empat panel untuk menyampaikan cerita dengan humor yang khas. Film ini disutradarai oleh Isao Takahata, dan diadaptasi dari series manga populer berjudul “Nono-chan” yang dibuat oleh Hisaichi Ishii.

My Neighbors the Yamadas adalah potret keseharian dari keluarga Yamada, sebuah keluarga Jepang modern yang tinggal di pinggiran kota. Film ini mengikuti kehidupan sehari-hari mereka, termasuk momen lucu, dramatis, dan emosional yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Setiap bagian dari film ini adalah episode pendek yang mandiri, mengeksplorasi berbagai aspek kehidupan keluarga Yamada, mulai dari konflik kecil hingga momen kebahagiaan bersama.

Meskipun seringkali dihadapkan pada tantangan dan kesulitan, keluarga Yamada tetap bersatu dan menyayangi satu sama lain. Dengan humor yang hangat dan pesan yang menyentuh, My Neighbors the Yamadas menggambarkan kehidupan keluarga dengan cara yang realistis dan menghibur, menyoroti dinamika rumah tangga yang universal dan kekuatan hubungan keluarga. Film ini mendapatkan rating 78% di Rotten Tomatoes.

1 Tales from Earthsea

Tales from Earthsea mengambil latar tempat di dunia bernama Earthsea, sebuah kerajaan yang diperintah oleh Raja Ged. Namun, dunia ini mulai mengalami ketidakseimbangan yang serius, dengan kemunculan makhluk jahat dan gangguan alam yang aneh. Ceritanya mengikuti Arren, seorang pangeran muda yang melarikan diri setelah membunuh ayahnya yang tiran. Selama pelariannya, dia bertemu dengan Seeker, seorang penyihir tua yang membantunya memahami tujuan hidupnya.

Sementara itu, di kota Gont, Archmage Sparrowhawk (juga dikenal sebagai Ged) menyelidiki kekacauan yang terjadi di Earthsea. Dia bertemu Tenar, seorang wanita dengan masa lalu yang kelam, yang juga berperan penting dalam perjalanan Arren.
Perjalanan Arren membawanya ke berbagai tempat di Earthsea, di mana dia berhadapan dengan cobaan dan penemuan tentang dirinya sendiri serta dunia di sekitarnya. Akhirnya, dia harus menghadapi kekuatan gelap yang mengancam untuk menghancurkan Earthsea, dan perjalanan ini akan menentukan nasib dunia tersebut.

Film ini disutradarai oleh Gorō Miyazaki, dan menjadi debut penyutradaraan Gorō Miyazaki dalam film animasi. Filmnya juga diadaptasi dari novel fantasi Earthsea karya Ursula K. Le Guin. Meskipun diadaptasi dari novel Earthsea karya Le Guin, Tales from Earthsea mengambil beberapa kebebasan dalam mengadaptasi cerita, menggabungkan elemen dari beberapa buku dalam seri tersebut. Dan inilah film Ghibli dengan rating paling rendah yaitu 43%.

Itulah dia Geeks beberapa film Ghibli dengan rating terendah. Menariknya nih Geeks, meski film-film ini memiliki rating terendah diantara film-film Ghibli lainnya, tetapi tetap saja filmnya masih dianggap berkualitas dan masih sangat layak ditonton. Angka ratingnya pun tergolong masih sangat tinggi.

Exit mobile version