Home MOVIE MOVIE FEATURES 8 Film Adaptasi Komik Dari Kisah Nyata!

8 Film Adaptasi Komik Dari Kisah Nyata!

Beberapa film adaptasi komik ini nyatanya bukan membahas mengenai kisah superhero atau fiksi melainkan adaptasi kisah nyata. Ketika berbcara mengenai film adaptasi komik, umumnya yang muncul dalam benak kebanyakan orang adalah film yang bertema superhero. Namun, mungkin tidak banyak Geeks yang tahu jika sebenarnya ada juga film adaptasi komik yang alur ceritanya diadaptasi dari kisah nyata. Apa saja?

8 Barefoot Gen

Film adaptasi komik dari kisah nyata yang pertama adalah Barefoot Gen. arefoot Gen merupakan salah satu manga yang cukup unik, karena bisa dibilang manga ini menjadi sebuah memoir dari perjalanan hidup sang mangaka. Keiji Nakazawa adalah mangaka yang menulis alur cerita Barefoot Gen yang rilis pada 1973 hingga 1974. Pada 1983, manganya kemudian mendapatkan adaptasi anime.

Barefoot Gen menghadirkan situasi pasca apa yang terjadi ketika bom atom Hiroshima dan Nagasaki terjadi, namun Hiroshima jadi fokus utama dari setting ceritanya. Sosok Gen adalah remaja yang diceritakan selamat dari momen mengerikan pada saat itu. Sebenarnya, sosok Gen dalam cerita ini merupakan sosok kreator dari ceritanya. Dengan kata lain, Barefoot Gen merupakan kisah bagaimana Keiji Nakazawa selamat dari bom atom Hiroshima ketika usianya 6 tahun.

Dalam peristiwa tersebut, Nakazawa kehilangan ayah dan dua kakaknya. Adiknya sendiri harus mengalami kematian yang tragis, di mana dia tewas akibat radiasi. Ibunya kemudian meninggal pada 1966 akibat leukimia. Semua kisah hidup dari Nakazawa tersebut kemudian dia hadirkan dalam cerita Barefoot Gen. Respon dari masyarakat tentang Barefoot Gen sendiri sangat luar biasa.

7 Blue Pills

Jika Barefoot Gen merupakan kisah nyata tragis tentang korban selamat bom atom saat perang dua kedua, Blue Pills merupakan kisah nyata dari sudut pandang mereka yang bertahan hidup dari penyakit mematikan yaitu HIV dan AIDS. Memiliki judul asli Pilules Bleues, Blue  Pills merupakan komik autobiografi dari Swiss dan Perancis yang rilis pada 2001. Baru pada 2014 komiknya diadaptasi dalam versi TV film oleh Jean-Phillipe Amar.

Pada awalnya, ilustrator komiknya, Frederik Peeters, bertemu dengan seseorang bernama Cati. Kedekatannya dengan Cati membuat dia kemudian mau membuka diri dan bercerita tentang penyakit HIV yang dia derita. Bahkan, Cati bercerita jika bukan hanya dia yang menderita HIV melainkan putranya yang berusia 3 tahun juga. Meskipun begitu, Peeters memutuskan untuk tetap dekat dan berhubungan dengan Cati.

Dalam pengalamannya tersebut Peeters mengingat bahwa Cati dan anaknya harus memakan pil berwarna biru untuk pengobatannya. Inilah yang kemudian menjadi judul dari komik tersebut. Selain menghadirkan cerita tentang hubungan mereka bertiga, Blue Pills menghadirkan cerita dari sudut pandang dokter yang merawat Cati. Yang menarik adalah Blue Pills tidak menghadirkan cerita sedih tentang kematian korban penyandang HIV dan AIDS, namun justru memperlihatkan kehidupan sehari-hari yang mereka jalankan.

6 Ethel & Ernest

Ethel & Ernest mungkin adalah film adaptasi komik dari kisah nyata yang paling sederhana dalam sisi premis, meskipun tentunya dalam kenyataanya tidak seperti itu. Ethel & Ernest merupakan sebuah komik yang rilis pada 1998 karya Raymond Briggs seorang penulis dan ilustrator dari Inggris. Baru pada 2016 alur cerita dari komik ini kemudian diadaptasi dalam film yang digambar dengan tangan dan debut dalam acara London Film Festival.

Mirip seperti Barefoot Gen, ceritanya sendiri menghadirkan cerita pribadi tentang keluarga Briggs. Namun, yang membedakan adalah Ethel & Ernest menghadirkan kisah kedua orang tua dari Briggs mulai dari momen pertemuan mereka pada 1928 sampai momen terakhir mereka pada 1971. Meskipun begitu, filmnya kemudian menghadirkan sisi lain dalam kehidupan dari kedua orang tua Briggs tersebut.

Ketika perang dunia kedua meletus, kedua orang tua Briggs harus bertahan dari berbagai serangan udara, masalah keuangan, dan juga efek dari peperangan terhadap rumah mereka. Namun, momen terakhir yang menyedihkan adalah bagaimana Ethel mengalami penyakit demensia sebelum kemudian meninggal dunia. Narasi dari Ethel & Ernest ini benar-benar memiliki banyak sekali lapisan yang akan menentuh hati siapapun yang menyaksikannya.

5 Persepolis

Marjane Satrapi memutuskan untuk mengadaptasi komik yang dia ciptakan, Persepolis, dalam versi film bersama dengan Vincent Paronnaud. Filmnya sendiri menghadirkan kisah pengalaman hidup yang dialami oleh Satrapi ketika dia masih tinggal di Iran. Saat itu, dia berusaha untuk bertahan hidup di tengah-tengah kondisi yang tidak menentu ketika Iran sedang mengalami masa revolusi di tahun 1979.

Selain itu, Satrapi juga harus mengalami pergelutan situasi ketika Iran bertempur menghadapi Irak. Satrapi dan keluarganya berusaha beradaptasi dengan situasi yang tidak mudah tersebut. Filmnya sendiri dianggap berhasil untuk menghadirkan visual dari komiknya secara akurat. Inti dari narasinya sendiri adalah bagaimana Marjane Satrapi muda berusaha untuk memahami kompleksitas dari apa yang terjadi di masyarakat dan apa yang mereka hadapi saat itu.

Persepolis berhasil mendapatkan banyak ulasan positif dan pujian, bahkan mendapatkan Jury Prize dalam Cannes Film Festifal. Baik versi komik ataupun filmnya, Persepolis mampu untuk menggambarkan momen gelap dari perubahan masyarakat. Meskipun ada sedikit elemen humor yang muncul dalam narasinya, namun para penonton akan menyadari jika nuansa gelap dan mengerikan dan kelam justru menjadi gambaran utama ceritanya.

4 American Splendor

Rilis pada 2003, film American Splendor merupakan sebuah adaptasi sinematik dari series komik karya Harvey Pekar yang menghadirkan narasi menarik tentang pengalaman yang terjadi dalam hidupnya. Film ini juga mengadaptasi alur cerita dari spinoff komik Our Cancer Year, yang merupakan hasil kolaborasi antara Pekar dan Joyce Brabner. Pada intinya, ceritanya menghadirkan pengalaman Pekar sebagai sosok pegawai yang selalu pesimis.

Yang menarik adalah dalam film tersebut Pekar sendiri yang kemudian mengisi suara untuk narasi ceritanya. Di sepanjang filmnya, ada sebuah transisi gambar menuju sebuah adegan kosong di mana Pekar akan memberikan insight bagi alur ceritanya ketika Paul Giamatti berperan sebagai Pekar. American Splendor secara baik mampu menggabungkan elemen dokumenter dengan elemen lainnya seperti segmen animasi.

Hal tersebut bukan hanya menjadi sesuatu hal yang menarik, di mana jadi momen penghormatan bagi sumber aslinya. American Splendor menjadi gambaran terbaik ketika mengangkat tema dari komiknya seperti depresi, kecemasan, dan kesulitan dalam menjalin hubungan. Bukti kesuksesan dari film ini adalah American Splendor berhasil masuk nominasi Academy Awards.

3 My Friend Dahmer

Salah satu film adaptasi komik dari kisah nyata yang menghadirkan kompleksitas berbeda. Hal ini karena filmnya menghadirkan cerita nyata tentang seorang jurnalis dan juga seorang pembunuh berantai. Rilis pada 2012, My Friend Dahmer merupakan komik yang ditulis oleh Def Backderf. Ceritanya berfokus tentang hari-harinya ketika masa SMA di mana dia banyak menghabiskan waktunya bersama seorang pembunuh berantai bernama Jeffery Dahmer.

Dalam komiknya, Backderf banyak menghadirkan kenangan tentang interaksi yang dia lakukan bersama Dahmer, memberikan sudut pandang lain yang lebih ringan tentang Dahmer di balik sikapnya yang mengerikan, dan sebagainya. Pada 2017, komik tersebut kemudian diadaptasi dalam versi film yang dibintangi oleh Ross Lynch yang berperan sebagai Dahmer dan Alex Wolff yang berperan sebagai Backderf.

My Friend Dahmer, baik dalam versi komik atau dalam versi film, menghadirkan berbagai sudut pandang baru yang belum pernah dihadirkan atau diketahui sebelumnya. Dan perspektif atau sudut pandang tersebut mulai mengalami perubahan terhadap sikap dari Dahmer. Para penonton akan mengetahui mengapa kemudian Dahmer berubah menjadi sosok pembunuh berantai yang mengerikan.

2 We Are The Best!

We Are The Best! bukanlah film produksi Hollywood, melainkan film drama produksi dari Swiss yang ditulis dan disutradarai oleh Lukas Moodysson. Sumber asli dari film tersebut adalah sebuah komik yang berjudul Never Goodnight, yang merupakan karya dari istri Lukas yaitu Coco Moodysson. Kedua versi ini sama-sama mengikuti cerita tentang sosok Moodysson muda ketika dia masih 12 tahun.

Moodysson muda saat itu tumbuh bersama teman baiknya dan adik temannya di Swedia. Mereka ternyata sama-sama menyenangi musik beraliran punk, yang mana karena kesamaan aliran musik tersebut mereka memutuskan untuk membentuk sebuah band bernama Off to the Alps. Mereka bahkan sempat menulis sebuah lagi yang berjudul ‘Ecco Shoes.’ Namun, bukan hanya itu saja.

We Are The Best! menghadirkan konflik di mana mereka bertiga kemudian harus berjibaku dengan para anggota band lainnya yang mayoritas adalah laki-laki. Mereka harus berebut dan berlomba untuk bisa menggunakan fasilitas latihan band yang ada di pusat komunitas. Filmnya menghadirkan bagaimana segregasi yang muncul di wilayah mereka. Meskipun begitu, Moodysson sendiri bersama teman baiknya dan adiknya kemudian diakui oleh para komunitas sekitar.

1 300

Film adaptasi komik dri kisah nyata yang terakhir adalah 300. Mungkin, banyak Geeks yang belum tahu jika film 300 yang dibintang oleh Gerard Butler dan disutradarai oleh Zack Snyder ini sebenarnya merupakan adaptasi dari komik dengan judul yang sama karya Frank Miller yang rilis pada 1998. Baik versi komik atau filmnya menghadirkan alur cerita yang sama.

Bersetting pada 480 sebelum masehi, 300 menghadirkan cerita tentang pertempuran epik antara para pasukan Persia, yang dipimpin oleh raja Xerxes, menghadapi pihak Yunani. Leonidas jadi pusat utama dari ceritanya, di mana dia merupakan pemimpin dari sebuah wilayah di Yunani bernama Sparta. Leonidas memimpin pasukan miiknya ketika akan menghadapi pasukan Persia.

Namun, jumlah pasukannya sangat tidak sebanding dengan pasukan dari Persia yang jumlahnya mencapai puluhan hingga ratusan ribu. Peristiwa yang terjadi di film dan komiknya diadapasi dari peristiwa Battle of Thermopylae. Meskipun sempat banyak perdebatan mengenai kesesuaian penggambaran film dan komik dengan peristiwa aslinya, 300 dianggap jadi karya yang sangat berpengaruh terutama yang menggambarkan tentang keberanian dan rasa hormat yang digambarkan dan dihadirkan oleh para pasukan Sparta.

Film adaptasi buku komik menjadi salah satu genre yang menarik dan nampaknya masih akan terus laku di pasaran dalam beberapa waktu kedepan. Namun, seperti berbagai contoh di atas mungkin pihak Hollywood bisa mulai melirik komik yang mengadaptasi kisah nyata dan tidak melulu tentang superhero.

Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.
Exit mobile version