Home OTAKU OTAKU FEATURES 10 Anime Dengan Ending Terburuk!

10 Anime Dengan Ending Terburuk!

Ending sebuah anime sering kali dianggap sebagai momen krusial yang menentukan apakah seri tersebut akan diingat sebagai mahakarya atau kegagalan. Sayangnya, tidak semua anime berhasil menyajikan akhir cerita yang memuaskan. Beberapa anime memiliki penutupan yang meninggalkan para penonton dengan perasaan kecewa, bingung, atau bahkan marah. Hal ini bisa terjadi karena berbagai alasan, mulai dari plot yang tidak konsisten hingga keputusan naratif yang kontroversial. Artikel ini akan mengulas 10 anime dengan ending yang dianggap paling buruk, yang mengundang reaksi negatif dari para penonton dan kritikus.

10 Neon Genesis Evangelion

“Neon Genesis Evangelion” adalah anime yang telah membentuk genre mecha dan psikologis, namun ending versi TV-nya sering mendapat kritik. Dua episode terakhir mengalihkan fokus dari pertarungan mecha dan konflik luar angkasa yang intens ke eksplorasi internal dan abstrak dari pikiran karakter utamanya. Hal ini mengecewakan banyak penggemar yang mengharapkan penutupan yang lebih tradisional untuk misteri dan konflik yang telah dibangun sepanjang seri.

Penggemar dan kritikus sering mengkritik ending ini karena kurangnya penyelesaian cerita utama dan perasaan tidak puas yang ditimbulkannya. Episode-episode terakhir ini lebih berfokus pada introspeksi karakter daripada menyelesaikan cerita yang telah dibangun dengan hati-hati. Hal ini menyebabkan banyak spekulasi dan teori, tetapi juga kekecewaan besar di kalangan penggemar.

Sebagai tanggapan terhadap reaksi negatif ini, studio kemudian merilis film “The End of Evangelion” yang bertujuan untuk memberikan penutupan alternatif yang lebih konvensional. Meskipun film ini memuaskan sebagian penggemar, banyak yang masih merasa bahwa versi TV telah gagal dalam memberikan akhir cerita yang memuaskan.

9 Soul Eater

“Soul Eater” adalah anime yang populer karena ceritanya yang menarik dan desain karakter yang unik. Namun, ending seri ini sering dianggap sebagai salah satu yang terburuk dalam anime. Penutupan cerita yang terkesan terburu-buru dan resolusi yang terlalu sederhana untuk mengalahkan antagonist utama membuat banyak penggemar merasa kecewa dan tidak puas.

Cerita yang telah dibangun dengan baik sepanjang seri tampaknya tidak mendapatkan penyelesaian yang layak di akhir cerita. Klimaks yang diharapkan banyak penonton tidak terjadi, digantikan dengan resolusi yang dianggap tidak sesuai dengan tema dan nada dari seri tersebut. Kritik utama adalah terhadap cara pengalahkan musuh utama, yang dianggap terlalu mudah dan tidak memuaskan.

Kekurangan dalam penutupan cerita ini menjadi sumber kekecewaan yang besar bagi penggemar dan kritikus. Banyak yang merasa bahwa potensi seri ini tidak tercapai sepenuhnya karena akhir cerita yang kurang memuaskan, sehingga meninggalkan rasa tidak puas yang mendalam bagi para penontonnya.

8 Oreimo

“Oreimo” atau “My Little Sister Can’t Be This Cute” adalah seri yang memicu kontroversi besar dengan penutupan ceritanya. Anime ini mengikuti kisah seorang kakak laki-laki dan adik perempuannya dan awalnya digemari karena humor dan dinamika karakternya. Namun, keputusan naratif di akhir seri telah menimbulkan perdebatan dan kritik yang tajam di kalangan komunitas anime.

Ending seri ini dianggap kontroversial karena memutuskan untuk mengarahkan hubungan antara dua karakter utama, yang merupakan saudara kandung, menjadi romantis. Keputusan ini dianggap oleh banyak penggemar dan kritikus sebagai pengkhianatan terhadap perkembangan cerita dan karakter yang telah dibangun.

Kritik yang ditujukan pada ending ini bukan hanya karena isinya yang kontroversial, tetapi juga karena cara cerita tersebut diakhiri. Banyak penggemar merasa bahwa keputusan ini tidak hanya kontroversial tetapi juga tidak sesuai dengan arah cerita sebelumnya, sehingga menjadikan ending ini sebagai salah satu yang paling buruk dan kontroversial dalam sejarah anime.

7 Tokyo Ghoul:re

“Tokyo Ghoul:re,” lanjutan dari seri “Tokyo Ghoul,” mengecewakan banyak penggemar dengan endingnya. Seri ini, yang diawali dengan premis yang kuat dan karakter-karakter yang kompleks, berakhir dengan penyelesaian yang dianggap terlalu tergesa-gesa dan tidak memuaskan.

Pertarungan final dan penyelesaian konflik utama terasa kurang dalam dan tidak konsisten dengan tone seri sebelumnya. Banyak pertanyaan penting yang ditinggalkan tanpa jawaban, dan pengembangan beberapa karakter utama terasa dipaksakan atau tidak selesai.

Penggemar “Tokyo Ghoul” merasa bahwa “Tokyo Ghoul:re” gagal memenuhi harapan yang dibangun oleh seri awalnya. Ending yang tidak memuaskan ini membuat banyak penggemar merasa kecewa dengan seluruh seri, mengurangi dampak emosional dan tematik yang telah dibangun dari awal.

6 Bleach

Anime “Bleach” memiliki pengikut setia dan merupakan salah satu seri shonen yang paling populer. Namun, banyak penggemar merasa kecewa dengan cara seri ini berakhir. Bagian akhir dari anime ini dianggap terburu-buru dan meninggalkan banyak aspek cerita yang tidak terselesaikan.

Konflik terakhir dan pengembangan karakter di bagian akhir seri terasa tidak seimbang dan tidak memuaskan. Beberapa pertarungan yang ditunggu-tunggu tidak terjadi, dan resolusi untuk beberapa karakter utama terasa tidak lengkap atau dipaksakan.

Penggemar lama “Bleach” banyak yang merasa bahwa endingnya tidak sebanding dengan investasi emosional dan waktu yang mereka berikan pada seri ini. Kekecewaan ini diperparah dengan fakta bahwa manga berakhir dengan cara yang berbeda, menimbulkan pertanyaan tentang mengapa anime tidak mengikuti jalur yang sama.

5 Akame ga Kill!

“Akame ga Kill!” terkenal karena keberaniannya membunuh karakter utama, namun endingnya dianggap oleh banyak penggemar sebagai salah satu yang terburuk. Penutupan seri ini dianggap terlalu kelam dan nihilistik, dengan banyak karakter utama yang mati dan beberapa plot penting yang tidak terselesaikan.

Pertempuran final dan kejatuhan dari beberapa karakter utama dianggap terlalu cepat dan kurang pengembangan. Keputusan naratif di bagian akhir ini membuat banyak pertanyaan dan konflik yang dibangun sepanjang seri tidak mendapatkan penyelesaian yang memuaskan.

Ending “Akame ga Kill!” sering dikritik karena tidak memberikan keadilan atau penutupan yang layak untuk karakter dan cerita yang telah dibangun. Ini membuat banyak penggemar merasa bahwa seri ini berakhir dengan nada yang tidak sesuai dengan harapan dan investasi emosional yang telah diberikan.

4 Death Note

“Death Note” dianggap sebagai salah satu anime thriller psikologis terbaik, tetapi endingnya sering mendapat kritik. Banyak penggemar merasa bahwa bagian akhir cerita, khususnya setelah kematian karakter L, tidak sekuat paruh pertama. Akhir cerita, di mana Light Yagami akhirnya dikalahkan, dianggap oleh beberapa penggemar sebagai anti-klimaks.

Penggemar mengkritik cara Light dikalahkan dan bagaimana konflik terakhir terungkap, merasa bahwa itu tidak sesuai dengan kecerdikan dan ketegangan yang ditampilkan sebelumnya. Banyak yang merasa bahwa cerita menjadi kurang menarik dan kurang kohesif setelah titik tertentu, menyebabkan akhir yang tidak memuaskan.

Meskipun “Death Note” tetap populer, endingnya sering dilihat sebagai titik lemah dalam seri yang sebaliknya dipenuhi dengan ketegangan dan drama yang brilian. Banyak penggemar dan kritikus merasa bahwa seri ini berpotensi untuk berakhir dengan cara yang lebih memuaskan dan lebih sesuai dengan kualitas tinggi yang ditunjukkan di awal seri.

3 Erased

“Erased” adalah anime misteri dengan plot yang menarik dan penuh ketegangan, tetapi banyak penggemar merasa kecewa dengan bagaimana seri ini berakhir. Akhir cerita dianggap terburu-buru dan tidak memberikan penutupan yang memuaskan untuk misteri yang telah dibangun.

Konflik akhir dan pengungkapan pelaku sebenarnya terasa terlalu mudah dan kurang dramatisasi, mengurangi dampak dari penyelesaian kasus. Selain itu, beberapa sub-plot dan karakter tidak mendapatkan penutupan yang layak, meninggalkan beberapa pertanyaan tidak terjawab.

Penggemar yang menikmati pembangunan misteri dan ketegangan sepanjang seri merasa bahwa akhir cerita tidak memenuhi ekspektasi yang telah dibangun. Ending yang kurang kuat ini merusak kesan keseluruhan dari seri yang sebelumnya penuh dengan intrik dan ketegangan.

2 Charlotte

“Charlotte” diawali sebagai anime dengan konsep yang menarik dan karakter yang menarik, namun banyak penggemar merasa kecewa dengan cara seri ini berakhir. Bagian akhir dari anime ini dianggap terlalu tergesa-gesa, dengan banyak pengembangan plot dan karakter yang terasa dipaksakan.

Pertarungan akhir dan resolusi konflik utama tidak memiliki kedalaman dan detail yang sama dengan bagian awal seri. Selain itu, penyelesaian untuk beberapa karakter utama dan konflik mereka terasa kurang memuaskan dan terburu-buru.

Penggemar yang tertarik dengan premis unik dan pengembangan karakter awal “Charlotte” sering merasa bahwa endingnya tidak sebanding dengan kualitas yang ditunjukkan di awal seri. Akhir cerita yang terlalu cepat ini menyebabkan kekecewaan dan perasaan bahwa potensi seri tidak tercapai sepenuhnya.

1 Guilty Crown

“Guilty Crown” memulai debutnya dengan harapan tinggi karena animasinya yang menakjubkan dan musik yang memukau, tetapi endingnya sering dikritik sebagai anti-klimaks dan mengecewakan. Konflik akhir dan penyelesaian cerita dianggap tidak memadai, tidak sebanding dengan ekspektasi yang dibangun di awal seri.

Cerita yang semula penuh dengan potensi dan intrik berubah menjadi naratif yang kacau dan tidak konsisten di bagian akhir. Penyelesaian untuk karakter utama dan konflik mereka terasa terlalu dipaksakan dan kurang pengembangan, mengakibatkan penutupan yang kurang memuaskan.

“Guilty Crown” sering dianggap sebagai contoh anime dengan potensi yang tidak termanfaatkan sepenuhnya. Meskipun memiliki komponen yang luar biasa secara visual dan audio, ceritanya tidak mampu mempertahankan kualitas tersebut hingga akhir, sehingga meninggalkan banyak penggemar dengan perasaan kecewa.

Ending sebuah anime memainkan peran penting dalam menentukan bagaimana seri tersebut akan dikenang. Anime-anime yang disebutkan di atas, meskipun memiliki kekuatan dalam aspek-aspek tertentu, gagal memberikan penutupan yang memuaskan, baik dari segi narasi maupun pengembangan karakter. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya sebuah akhir cerita yang kuat dan kohesif untuk meninggalkan kesan yang positif pada penonton.

Exit mobile version