Home MOVIE MOVIE FEATURES 10 Tragedi Mengenaskan di Lokasi Syuting!

10 Tragedi Mengenaskan di Lokasi Syuting!

Industri film sering kali dianggap sebagai dunia impian dan kreasi, namun di balik layar tersembunyi risiko dan bahaya yang nyata. Dari kecelakaan tragis hingga insiden yang mengakibatkan kematian, lokasi syuting terkadang menjadi tempat terjadinya tragedi yang mendalam. Artikel ini mengulas sejumlah tragedi yang terjadi di lokasi syuting, mengingatkan kita pada pentingnya keselamatan dan menghormati mereka yang telah kehilangan nyawa mereka dalam penciptaan karya seni ini.

10 The Twilight Zone: The Movie (1982)

Tragedi yang terjadi pada syuting “The Twilight Zone: The Movie” pada tahun 1982 adalah salah satu yang paling mengguncang industri film. Aktor Vic Morrow dan dua anak aktor, Renee Shinn Chen dan Myca Dinh Le, meninggal ketika sebuah helikopter jatuh dan menabrak mereka saat syuting adegan perang Vietnam. Ini menjadi salah satu tragedi terburuk dalam sejarah pembuatan film, menyebabkan perubahan besar dalam regulasi keselamatan di lokasi syuting.

Kejadian ini menyebabkan penyelidikan hukum yang panjang dan peninjauan ulang terhadap praktik keselamatan di Hollywood. Tragedi ini menggugah kesadaran tentang risiko nyata yang ada dalam pembuatan film dan mengakibatkan penerapan standar keselamatan yang lebih ketat di industri. Film tersebut akhirnya dirilis, tetapi dengan adegan yang berubah.

9 The Crow (1993)

Pada tahun 1993, tragedi menimpa produksi film “The Crow” dengan kematian tragis bintang utamanya, Brandon Lee. Lee tertembak oleh peluru yang seharusnya tidak mematikan selama syuting adegan penembakan. Kecelakaan ini adalah akibat dari serangkaian kelalaian dalam penanganan senjata api di lokasi syuting.

Kematian Lee mengejutkan dunia dan mengakibatkan penyelidikan mendalam mengenai praktik keselamatan dalam penggunaan senjata api dalam pembuatan film. Ini memunculkan perubahan signifikan dalam protokol keselamatan di Hollywood, terutama terkait dengan penggunaan senjata api.

“The Crow” diselesaikan dan dirilis sebagai penghormatan kepada Lee. Film ini menjadi simbol dari talenta yang hilang dan pengingat akan bahaya yang terkait dengan pembuatan film. Kisah tragis Brandon Lee tetap menjadi salah satu yang paling menyentuh dan menggugah di dunia film.

8 Cover Up (1984)

Kecelakaan tragis terjadi pada tahun 1984 di lokasi syuting seri TV “Cover Up,” yang mengakibatkan kematian aktor Jon-Erik Hexum. Hexum secara tidak sengaja menembakkan pistol yang berisi selongsong kosong ke kepalanya, berpikir bahwa itu tidak akan membahayakan. Namun, dampak dari selongsong tersebut cukup kuat untuk menyebabkan cedera fatal.

Insiden ini memicu perdebatan mengenai praktik dan keselamatan penggunaan senjata di lokasi syuting. Kejadian ini menggarisbawahi pentingnya pelatihan yang tepat dan kesadaran tentang bahaya potensial dari senjata, bahkan yang dianggap ‘aman.’

7 Top Gun (1986)

Pada tahun 1986, tragedi menimpa produksi film “Top Gun,” sebuah film yang menjadi ikon bagi generasi tersebut. Art Scholl, seorang pilot pesawat stunt yang sangat berpengalaman, mengalami kecelakaan fatal saat melakukan adegan terbang untuk film tersebut. Scholl sedang melakukan manuver akrobatik ketika pesawatnya jatuh ke laut, dan dia dinyatakan meninggal setelah pesawatnya tidak pernah ditemukan. Kecelakaan tragis ini mengguncang komunitas penerbangan dan Hollywood, mengingatkan semua orang tentang risiko nyata yang dihadapi para stunt performer.

Kematian Art Scholl memicu tinjauan ulang terhadap prosedur keselamatan dalam pembuatan film, khususnya yang melibatkan adegan berisiko tinggi seperti penerbangan stunt. Insiden ini menjadi salah satu contoh bagaimana bahkan para profesional berpengalaman pun dapat menghadapi situasi berbahaya dan tidak terduga. “Top Gun” akhirnya dirilis dan menjadi sukses besar, tetapi kecelakaan yang merenggut nyawa Scholl tetap menjadi bagian dari sejarah film tersebut.

6 Vampire in Brooklyn (1995)

Kejadian tragis lain terjadi pada tahun 1995 selama produksi film “Vampire in Brooklyn,” yang dibintangi oleh Eddie Murphy. Seorang pekerja set bernama Sonja Davis mengalami kecelakaan fatal saat bekerja di lokasi syuting. Davis jatuh dari ketinggian saat mempersiapkan sebuah adegan dan menderita cedera yang menyebabkan kematiannya. Kecelakaan ini menyoroti risiko yang dihadapi oleh pekerja di balik layar, yang sering kali bekerja dalam kondisi yang berbahaya.

Tragedi ini membawa perhatian pada masalah keselamatan kerja di lokasi syuting, khususnya bagi kru produksi yang bertugas membangun dan menyiapkan set. Ini menunjukkan bahwa keamanan di lokasi syuting tidak hanya berkaitan dengan adegan aksi atau stunt, tetapi juga dengan kegiatan sehari-hari produksi film.

5 Resident Evil: The Final Chapter (2015)

Pada tahun 2015, produksi film “Resident Evil: The Final Chapter” dihantui oleh tragedi ketika stuntwoman Olivia Jackson mengalami kecelakaan serius yang mengubah hidupnya. Jackson terlibat dalam kecelakaan motor saat syuting salah satu adegan aksi film tersebut. Kecelakaan ini menyebabkan cedera parah bagi Jackson, termasuk amputasi lengan dan cedera wajah yang permanen.

Insiden ini menyoroti risiko yang dihadapi oleh para stunt performer, yang seringkali melakukan adegan berbahaya untuk membawa aksi spektakuler ke layar. Tragedi yang menimpa Jackson memicu diskusi tentang perlunya peningkatan standar keselamatan dan dukungan bagi para stunt performer, termasuk asuransi dan kompensasi yang memadai.

4 Silkwood (1983)

Selama produksi film “Silkwood” pada tahun 1983, sebuah kecelakaan tragis menimpa salah satu anggota kru, Bruce Lee (bukan aktor Bruce Lee yang kita kenal). Kecelakaan mobil yang mengakibatkan kematian Lee terjadi saat dia dalam perjalanan kembali dari lokasi syuting. Kecelakaan ini menggarisbawahi risiko yang terkait dengan aspek produksi film yang sering diabaikan: transportasi kru.

Kematian Lee dalam kecelakaan ini membawa perhatian pada kebutuhan untuk standar keselamatan yang lebih tinggi dalam semua aspek produksi, termasuk transportasi kru dan pemain dari dan ke lokasi syuting. Insiden ini menunjukkan bahwa bahaya tidak hanya terletak di lokasi syuting tetapi juga dalam kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan produksi film.

3 The Return of the Musketeers (1989)

Tragedi mengejutkan terjadi selama produksi “The Return of the Musketeers” pada tahun 1989, ketika aktor Roy Kinnear jatuh dari kuda dan mengalami cedera serius yang akhirnya menyebabkan kematiannya. Kinnear, seorang aktor berpengalaman, sedang melakukan adegan berkuda ketika kecelakaan terjadi, menyoroti risiko yang terkait dengan adegan stunt yang melibatkan hewan.

Kematian Kinnear menyebabkan perdebatan tentang standar keselamatan dalam pembuatan film, khususnya dalam adegan yang melibatkan hewan. Ini menunjukkan bahwa bahkan adegan yang tampaknya tidak berbahaya bisa membawa risiko yang signifikan, dan pentingnya pelatihan serta persiapan yang memadai.

2 Jumper (2008)

Pada tahun 2008, selama produksi film “Jumper,” terjadi tragedi yang menewaskan David Ritchie, seorang pekerja set. Ritchie meninggal ketika sebuah dekorasi besar runtuh dan menimpanya, menggarisbawahi risiko yang dihadapi oleh pekerja set dalam pembuatan film. Kecelakaan ini menunjukkan bahwa bahaya dapat muncul dari berbagai aspek produksi, tidak hanya dari adegan stunt atau aksi.

Kematian Ritchie memicu perdebatan mengenai standar keselamatan di lokasi syuting, khususnya terkait dengan pengelolaan set dan konstruksi. Tragedi ini menggarisbawahi pentingnya prosedur keselamatan yang ketat dan pelatihan yang memadai untuk semua kru, termasuk mereka yang bertugas di belakang layar.

1 Midnight Rider (2014)

Tragedi yang mengejutkan terjadi pada tahun 2014 selama syuting film “Midnight Rider.” Sarah Jones, seorang asisten kamera berusia 27 tahun, meninggal ketika sebuah kereta api menabrak tim film yang sedang syuting di sebuah jembatan kereta api. Insiden ini mengakibatkan kematian Jones dan melukai beberapa anggota kru lainnya, menyoroti masalah besar dalam praktik keselamatan di lokasi syuting.

Kecelakaan ini membuka mata banyak orang tentang pentingnya mengikuti protokol keselamatan dan memperoleh izin yang tepat saat syuting di lokasi yang berpotensi berbahaya. Penyelidikan yang mengikuti tragedi ini mengungkapkan bahwa produksi film tidak memiliki izin yang memadai untuk syuting di jalur kereta api tersebut.

Tragedi yang menimpa Sarah Jones menjadi titik balik dalam industri ini, memicu gerakan #SafetyForSarah di kalangan profesional film untuk meningkatkan kesadaran dan standar keselamatan di lokasi syuting. Kematian Jones adalah pengingat tragis tentang pentingnya kepatuhan terhadap peraturan keselamatan dan tanggung jawab produksi untuk melindungi setiap orang yang terlibat dalam pembuatan film.

Kisah-kisah ini memperlihatkan sisi lain dari industri film yang tidak selalu terlihat oleh publik: risiko, bahaya, dan tanggung jawab yang datang dengan penciptaan hiburan. Setiap tragedi di lokasi syuting mengingatkan kita tentang pentingnya menghargai dan melindungi nyawa setiap individu yang terlibat dalam proses kreatif ini, dan pentingnya mengimplementasikan standar keselamatan yang ketat untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama, di atas segala bentuk produksi dan kreativitas dalam industri film.

Exit mobile version