Home MOVIE MOVIE FEATURES 4 Alasan DCEU Gagal Total!

4 Alasan DCEU Gagal Total!

Membuat sebuah cinematic universe memang tidak pernah mudah. Dibutuhkan rencana yang matang, serta anggaran yang masif untuk membuat cinematic universe. Nah salah satu cinematic universe yang sukses besar adalah MCU, yang memulai di tahun 2008. Tetapi kemudian pesaing abadi Marvel, DC, juga turut membuat cinematic universe mereka bernama DCEU. Sayangnya, cinematic universe ini berujung kegagalan, dan tak mampu bersaing dengan pesaing utamanya. Karena itulah DCEU bakal direboot dalam beberapa tahun mendatang. Lantas apa yang menjadi penyebab DCEU gagal total?

4 Ditinggalkan Sang Kreator

Zack Snyder seharusnya menjadi arsitek dari DCEU. Film pertamanya di DCEU, Man of Steel, meskipun tidak mendapat respon yang positif dari kritikus, tetapi berhasil meraih kesuksesan besar di Box Office. Diapun membuat sekuel berjudul Batman v Superman: Dawn of Justice. Dan terakhir, Snyder membuat film Justice League di tahun 2017, yang menyatukan para pahlawan terkuat Bumi dalam satu tim yang sama. Namun ketika proses produksinya tengah dilakukan, Zack Snyder memilih hengkang, setelah sang putri meninggal dunia.

Posisinya kemudian diganti dengan Joss Whedon. Namun itu tak menyelamatkan Justice League dari kegagalan. Pasca hengkangnya sang kreator DCEU yang sebelumnya sudah merancang apa-apa saja yang akan terjadi, DCEU seolah kehilangan arah dan tujuan. Film-film setelah Justice League terasa terpisah dan berdiri sendiri tanpa memiliki kesinambungan dengan film DCEU yang rilis lebih dulu.

3 Kegagalan Warner Bros

Ketika MCU dimulai, Marvel adalah perusahaan yang relatif kecil dan mereka sebelumnya menjual lisensi dari beberapa karakter yang dimiliki ke studio lain. Pada tahun 2003, produser David Maisel mempunyai ide agar Marvel membuat filmnya sendiri, sehingga memberi perusahaan keuntungan yang besar. Marvel pun memiliki kendali penuh atas film-film yang mereka buat, yang pada akhirnya membuat semua film tersebut saling terhubung satu dengan lain. Pada saat Disney membeli Marvel di tahun 2009, rencana ini masih berjalan dengan baik karena Disney tidak terlalu banyak ikut campur tangan dalam pembuatan film-film Marvel.

Untuk DCEU, semuanya berbeda. DCEU dimiliki oleh Warner Bros. Dan sejak tahun 1968, setiap film supehero DC diproduksi Warner Bros. Tetapi dikabarkan, Warner Bros telalu ikut campur tangan dalam berbagai film DCEU, sehingga akhirnya para pembuat film tidak bisa leluasa untuk mengekplorasi kisah yang dihadirkan. Pemeran Cyborg, Ray Fisher, juga mengeluhkan hal itu, di mana dia menyebut Warner Bros terlalu banyak campur tangan, yang membuat film-film DCEU berantakan. Apalagi Warner Bros juga mengalami beberapa pergantian kepemimpinan, yang membuat semuanya tidak berjalan baik.

2 Cerita yang Buruk

Karena campur tangan Warner Bros itulah film-film DCEU menjadi buruk. Contohnya yang terjadi kepada film Suicide Squad. David Ayer (sutradara Suicide Squad) mengkonfirmasi bahwa Warner Bros terlalu banyak ikut campur, yang akhirnya memaksa sang sutradara untuk melakukan beberapa pemotongan adegan. Hasilnya adalah film yang penuh gaya, namun tanpa substansi atau makna. Film Batman v Superman pun bernasib sama. Film tersebut menampilkan sebuah momen klimaks di mana dua karakter utama menyadari bahwa ibu mereka memiliki nama depan yang sama, sesuatu yang sebenarnya bukan masalah besar.

Tak peduli seberapa bagus visual dan aksi yang ditawarkan, jika penonton sudah tidak nyaman dengan cerita yang dihadirkan, maka itu bukanlah pertanda baik. DCEU memang berfokus pada film. Tetapi tahukah kalian bahwa secara mengejutkan film DCEU terhubung dengan series-series DC? Yap, hal itu dikonfirmasi lewat penampilan The Flash Ezra Miller dalam series Crisis on Infinite Earths, di mana dia dipertemukan dengan The Flash Grant Gustin. Kemunculan Ezra Miller di series tersebut sebenarnya juga menunjukkan bahwa ada ketidak konsistenan cerita, dan cerita buruk yang coba dihadirkan.

1 Kehilangan Minat

Setelah menyadari bahwa DCEU menjadi cinematic universe yang gagal total, Warner Bros pun meminta DC Studios untuk melakukan reboot terhadap DCEU. Pada akhirnya Warner Bros mengeksekusi rencana tersebut dan mengawalinya dengan menunjuk pemimpin baru DC Studios yaitu James Gunn. Dialah yang merancang arah baru dari film-film DC berikutnya. Dan tak lupa, reboot dari DCEU ini akan memiliki nama DCU. Tetapi ada ganjalan terbesar sebelum melahirkan reboot DCU, karena masih ada beberapa film lama DCEU yang baru rilis di tahun 2023 ini.

Film-film tersebut antara lain adalah Shazam! Fury of the Gods, The Flash, Blue Beetle, dan terakhir Aquaman and the Lost Kingdom. Namun, tiga film DCEU berakhir dengan performa di box office yang buruk. Bayangkan saja Geeks, untuk film sekelas The Flash yang sudah dikembangkan bertahun-tahun lalu, hanya meraup $260 juta saja. Sementara Blue Beetle dan Fury of the Gods, mendapatkan pendapatan yang jauh lebih sedikit. Untuk Aquaman and the Lost Kingdom, film ini masih belum rilis, tetapi kemungkinan besar akan bernasib sama dengan film lainnya. Kegagalan itu mungkin saja terjadi karena orang-orang sudah tidak lagi memperdulikan DCEU.

Orang-orang hanya ingin menyaksikan DCU, karena bakal menjadi reboot yang memiliki cerita berbeda, meninggalkan cerita yang dahulu dibuat oleh Zack Snyder. Karena itulah orang-orang tidak terlalu perduli dengan film-film DCEU yang rilis tahun ini, yang membuat film-film tersebut gagal total. Itulah dia Geeks beberapa alasan mengapa DCEU gagal total, sehingga akhirnya cinematic universe ini direboot dalam beberapa tahun ke depan.

Exit mobile version