Home MOVIE MOVIE FEATURES 8 Film “Sejarah” yang Melenceng Dari Sejarah

8 Film “Sejarah” yang Melenceng Dari Sejarah

Film seringkali menjadi medium yang kuat untuk mengenalkan sejarah kepada penonton. Namun, terkadang pembuat film mengambil kebebasan kreatif yang signifikan dan menghasilkan narasi yang jauh dari peristiwa sejarah yang sebenarnya. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi 10 film yang dikenal menggunakan latar belakang momen bersejarah dunia, sambil membandingkan dengan sejarah aslinya.

1 “Braveheart” (1995)

Film “Braveheart” menceritakan kisah William Wallace, pahlawan Skotlandia abad ke-13 yang memimpin perlawanan melawan penjajahan Inggris. Namun, film ini menggambarkan kisah cinta utama dan hubungan romantis dengan Isabella yang tidak ada dalam sejarah asli. William Wallace adalah seorang bangsawan Skotlandia yang terkenal karena memimpin perang gerilya melawan pasukan Inggris selama Perang Kemerdekaan Skotlandia pada awal abad ke-14. Wallace akhirnya ditangkap dan dihukum mati oleh Inggris pada tahun 1305, tetapi hubungannya dengan Isabella dari Prancis hanyalah tambahan fiksi dalam film.

Sejarah William Wallace adalah kisah yang penuh dengan keberanian dan perjuangan. Dia memimpin pasukan Skotlandia dalam pertempuran melawan kekuatan Inggris yang jauh lebih besar dan terlatih dengan baik. Salah satu momen paling terkenal adalah kemenangan dalam Pertempuran Stirling Bridge pada tahun 1297, di mana pasukannya berhasil mengalahkan pasukan Inggris yang jauh lebih besar. Namun, ketika dia akhirnya ditangkap oleh Inggris, dia dihukum mati dengan cara yang sangat brutal, termasuk penyiksaan dan hukuman gantung, tarik, dan sunder.

Film “Braveheart” memberikan sorotan pada semangat perlawanan dan hasrat untuk kebebasan yang menjadi ciri khas William Wallace. Namun, dramatisasi berlebihan dalam film ini telah mengaburkan garis antara fakta sejarah dan fiksi, terutama dalam menyoroti hubungan romantis yang tidak ada dalam rekam jejak sejarah asli Wallace. Meskipun begitu, film ini tetap mengilhami banyak orang dengan ceritanya yang epik tentang perjuangan melawan penindasan.

2 “300” (2006)

Film “300” mengisahkan Pertempuran Thermopylae antara pasukan Persia yang dipimpin oleh Raja Xerxes dan pasukan Yunani yang dipimpin oleh Raja Leonidas dari Sparta. Pertempuran ini terjadi pada tahun 480 SM dan melibatkan sekitar 7.000 pasukan Yunani, bukan hanya 300 orang seperti yang digambarkan dalam film. Meskipun visualnya mengagumkan, film ini menggambarkan peristiwa sejarah dengan dramatisasi berlebihan. Pasukan Yunani digambarkan sebagai pahlawan super dengan fisik yang ideal, sementara pasukan Persia digambarkan secara negatif. Sejarah asli Pertempuran Thermopylae memiliki nuansa yang lebih kompleks.

Pertempuran Thermopylae adalah salah satu peristiwa paling ikonik dalam sejarah militer dunia. Pasukan Raja Leonidas dari Sparta mempertahankan jalur sempit di Thermopylae melawan pasukan Persia yang sangat besar dalam upaya untuk melambatkan kemajuan pasukan invasi. Meskipun pasukan Leonidas dan sekutunya akhirnya terbunuh, mereka memberikan waktu berharga bagi Yunani untuk bersiap menghadapi serangan Persia yang lebih besar.

Film “300” menggambarkan keteguhan dan keberanian pasukan Yunani dalam menghadapi musuh yang kuat. Namun, dramatisasi berlebihan dalam film ini telah mengubah sejarah asli menjadi narasi yang lebih sederhana dan usaha heroik yang lebih dramatis. Penggambaran pasukan Persia sebagai pasukan jahat yang kejam juga telah mendistorsi peristiwa sejarah sebenarnya, yang lebih kompleks dari sekadar pertarungan antara kebaikan dan kejahatan.

3 “Pocahontas” (1995)

Film animasi Disney “Pocahontas” terinspirasi oleh kehidupan sosok bernama Pocahontas, putri suku Indian Powhatan, dan penjelajah Inggris John Smith. Meskipun film ini memiliki pesan positif tentang perdamaian dan pengertian antarbudaya, banyak elemen dalam film ini tidak sesuai dengan peristiwa sejarah yang sebenarnya. Pocahontas dan John Smith memiliki interaksi, tetapi tidak ada bukti sejarah tentang hubungan romantis di antara mereka. Pocahontas adalah seorang tokoh penting dalam menjaga hubungan damai antara suku Powhatan dan pemukim Inggris di Jamestown, Virginia, pada awal abad ke-17.

Pocahontas adalah figur sejarah yang sangat penting dalam awal kolonisasi Amerika. Dia adalah anak perempuan dari Kepala Powhatan, salah satu pemimpin suku Indian terbesar di wilayah timur. Pocahontas dikenal karena peran pentingnya dalam menjembatani kesenjangan budaya antara suku Powhatan dan pemukim Inggris. Pada tahun 1607, ketika pemukim Inggris tiba di Jamestown, hubungan antara kedua kelompok itu sering kali tegang. Pocahontas, dengan ketulusan dan kepemimpinannya, membantu memediasi pertemuan antara John Smith dan ayahnya, Kepala Powhatan, yang mungkin telah mencegah konflik lebih lanjut.

Namun, film ini memilih untuk menggambarkan kisah romantis yang fiktif antara Pocahontas dan John Smith, yang tidak sesuai dengan catatan sejarah. Pocahontas menikah dengan John Rolfe dalam kehidupan nyata dan pindah ke Inggris bersamanya. Oleh karena itu, film ini lebih merupakan interpretasi kreatif daripada catatan sejarah yang akurat.

4 “King Arthur” (2004)

“King Arthur” mencoba menggambarkan legenda Raja Arthur, tetapi film ini memutuskan untuk menghubungkan karakter-karakternya dengan sejarah Romawi, melenceng dari mitos Arthurian yang terkenal. Raja Arthur adalah tokoh legendaris dalam mitologi Inggris yang dikatakan memimpin Britania melawan penjajah Saxon. Dalam versi film ini, Raja Arthur dan ksatrianya dianggap sebagai prajurit Romawi yang bertugas di Britania, yang bertentangan dengan narasi asli mereka.

Dalam mitologi Arthurian, Raja Arthur dikenal sebagai simbol keadilan, ksatria yang mulia, dan pemimpin yang berjuang melawan penjajah Saxon. Kisah-kisah tentang Arthur, Lancelot, Guinevere, dan Knights of the Round Table telah menjadi bagian integral dari warisan budaya Inggris. Namun, “King Arthur” memutuskan untuk memberikan pendekatan yang lebih realistis dengan menggambarkan Arthur sebagai seorang prajurit Romawi yang memimpin pasukan melawan suku barbar di Britania.

Pendekatan ini menciptakan nuansa yang berbeda dalam film ini dan mengekspresikan pandangan bahwa mitos Arthurian dapat memiliki akar sejarah yang lebih dalam. Namun, perubahan ini juga telah memicu perdebatan di antara para penggemar legenda Arthurian, yang mungkin menganggapnya sebagai pengkhianatan terhadap asal-usul mitos mereka.

5 “The Patriot” (2000)

Film “The Patriot” mengisahkan perjuangan Amerika untuk meraih kemerdekaan dari Inggris selama Perang Revolusi Amerika. Meskipun terinspirasi oleh sejarah nyata, film ini dikecam karena dramatisasi berlebihan dan penggambaran perang yang tidak akurat. Salah satu kontroversi utama adalah penggambaran Francis Marion sebagai pemilik perkebunan tanpa budak, yang tidak sesuai dengan sejarah aslinya. Francis Marion, yang dikenal sebagai “Swamp Fox,” adalah seorang perwira militer yang memimpin pasukan gerilya Amerika dan memainkan peran penting dalam Perang Revolusi.

Sejarah sebenarnya Francis Marion mencerminkan kompleksitas politik dan militer Perang Revolusi Amerika. Dia adalah seorang tokoh berpengaruh dalam perang gerilya yang mencakup serangan dahsyat terhadap pasukan Inggris. Keputusannya untuk menggunakan taktik gerilya, seperti serangan mendadak dan serangan berkejaran, membuatnya menjadi ancaman yang signifikan bagi Inggris.

Namun, film ini memilih untuk menyederhanakan karakternya dengan menggambarkannya sebagai pemilik perkebunan yang tidak memiliki budak dan ayah yang mencintai anak-anaknya. Ini adalah bagian dari upaya film untuk menggambarkan Marion sebagai pahlawan yang lebih “sempurna” dan mudah dicintai oleh penonton.

6 “Alexander” (2004)

Film “Alexander” mencoba menggambarkan kehidupan Aleksander Agung, panglima perang terkenal, tetapi menghadirkannya dengan penuh drama dan peristiwa yang sangat fiksi. Penggambaran hubungan Aleksander dengan teman-temannya, seperti Hephaestion, juga mendapatkan penekanan yang berbeda dari sejarah yang sebenarnya. Sejarah sebenarnya Aleksander Agung adalah salah satu tokoh paling penting dalam sejarah dunia, yang memimpin pasukan besar dari Makedonia untuk menaklukkan sebagian besar dunia yang dikenal pada masanya. Dia dikenal karena kepemimpinan militernya yang brilian dan perluasan Kekaisaran Aleksander yang mencakup wilayah dari Yunani hingga India. Namun, film ini memilih untuk fokus pada hubungan pribadi dan konflik yang tidak sesuai dengan perjalanan sejarah Aleksander yang sebenarnya.

Aleksander Agung adalah tokoh yang penuh dengan kompleksitas dan prestasi luar biasa. Dia memulai penaklukannya pada usia muda dan memimpin pasukannya melalui berbagai pertempuran dan konflik selama beberapa tahun. Pengaruh Aleksander terhadap dunia sangat besar, baik dalam bidang politik, budaya, dan militer. Namun, film ini lebih fokus pada dinamika hubungan pribadi Aleksander dengan teman-temannya dan bagaimana hubungan tersebut memengaruhi kepemimpinannya.

Salah satu kritik utama terhadap film ini adalah bahwa ia menghindari menggambarkan orientasi seksual Aleksander yang sebenarnya, yang oleh banyak sejarawan dianggap sebagai bagian penting dari identitasnya. Sejarah asli Aleksander mencerminkan nuansa yang jauh lebih beragam daripada yang digambarkan dalam film, yang hanya sekedar berfokus pada aspek-aspek emosional dan pribadi dari kehidupannya.

7 “The Last Samurai” (2003)

Film “The Last Samurai” menggambarkan Perang Boshin di Jepang, tetapi memasukkan elemen-elemen cerita yang tidak akurat dan menggambarkan kisah sejarah yang sebenarnya dengan sangat berbeda. Karakter protagonis Amerika, Nathan Algren, dianggap sebagai pahlawan yang sangat penting dalam peristiwa sejarah yang sebenarnya tidak begitu signifikan. Perang Boshin adalah konflik penting dalam sejarah Jepang yang terjadi pada abad ke-19 antara pasukan yang setia kepada Kaisar Meiji yang baru naik tahta dan pasukan yang masih setia kepada Keshogunan Tokugawa.

Perang Boshin adalah konflik yang mencerminkan perubahan besar dalam sejarah Jepang. Ini adalah konflik antara tradisi dan modernitas, dengan pasukan yang setia kepada Kaisar Meiji yang mewakili gerakan modernisasi Jepang, sementara pasukan yang setia kepada Keshogunan Tokugawa mewakili tradisi lama jepang termasuk tradisi samurai.

Film “The Last Samurai” memfokuskan pada perjalanan karakter Nathan Algren, seorang prajurit Amerika yang akhirnya bergabung dengan samurai yang memberontak melawan modernisasi Jepang. Meskipun Algren adalah karakter fiksi, dia mewakili sudut pandang orang Barat yang terlibat dalam peristiwa sejarah Jepang.

8 “Pearl Harbor” (2001)

“Pearl Harbor” adalah film yang menggambarkan serangan dahsyat oleh Jepang ke Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor, Hawaii, pada tanggal 7 Desember 1941, yang menyebabkan Amerika Serikat terlibat dalam Perang Dunia II. Meskipun film ini didasarkan pada sejarah nyata, elemen-elemen dramatisasi berlebihan dan sub-plot romantis telah menyebabkan kontroversi dan kritik.

Salah satu aspek utama yang menarik perhatian adalah sub-plot romantis antara dua pilot, Rafe McCawley (diperankan oleh Ben Affleck) dan Evelyn Johnson (diperankan oleh Kate Beckinsale). Meskipun cinta segitiga ini adalah bagian fiksi dari film, itu memberikan sentuhan emosional dan drama pada cerita utama. Sub-plot ini juga digunakan untuk menciptakan ketegangan dan konflik dalam film.

Namun, banyak sejarawan dan penonton yang mengkritik penggunaan peristiwa sejarah yang besar sebagai latar belakang untuk cerita romantis. Serangan Pearl Harbor adalah peristiwa tragis yang mengakibatkan ribuan kematian dan melibatkan konsekuensi serius bagi Amerika Serikat. Menampilkan serangan ini sebagai latar belakang cerita cinta dapat dianggap tidak pantas atau merendahkan arti sejarah yang sebenarnya.

Film ini juga menghadapi kritik karena beberapa dramatisasi berlebihan dalam aksi dan efek khusus selama serangan Pearl Harbor. Penggambaran serangan tersebut dalam film menciptakan adegan-adegan yang spektakuler secara visual tetapi mengorbankan akurasi sejarah. Serangan itu sendiri adalah momen yang penuh dengan ketegangan dan dramatisasi alamiah tanpa perlu tambahan aksi fiksi.

Itu dia 8 film bertema sejarah yang melenceng dari akurasi sejarahnya itu sendiri. Meskipun demikian, bisa diwajarkan karena bagaimana pun film-film tersebut sekedar mengambil latar belakang sejarah, bukan film biografi atau pun mengklaim bahwa film tersebut akurat secara historis. Apalagi tujuan dari dibuatnya film-film tersebut adalah menghibur penonton, maka dibuatlah kisah-kisah dramatis berlatarkan momen-momen besar dalam sejarah dunia.

Exit mobile version