7 Film yang Disebut Masih Satu Universe!

Film yang disebut masih satu universe yang pertama adalah Titanic dan The Great Gatsby. Dua film ini sama-sama menghadirkan tema cerita dan setting yang serupa, yaitu pada tahun 1900an dan di kota New York. Dalam film Titanic, diketahui jika kapal tersebut berlayar menuju kota New York pada 1912. Dalam filmnya, Jack Dawson berencana untuk mengubah hidupnya.

Film The Great Gatsby berlatar belakang kota New York di tahun 1922, di mana sosok protagonis utamanya, Jay Gatsby, berhasil menjadi sosok kaya raya di kota tersebut setelah sebelumnya dia berasal dari keluarga miskin. Ada beberapa hal yang membuat para fans kemudian memunculkan spekulasi jika dua film ini masih di satu universe yang sama. Pertama dari setting waktunya.

Dua film tersebut hanya berjarak 10 tahun. Kedua, baik Jack Dawson dan juga Jay Gatsby sama-sama diperankan oleh aktor Leonardo DiCaprio. Ketiga, alur cerianya sendiri saling mendukung satu sama lain dan tema tentang perbedaan kelas sosial juga menjadi salah satu sorotan yang muncul dalam kedua film ini. Banyak fans menduga jika Jack Dawson sebenarnya selamat dari peristiwa Titanic dan menjadi Jay Gatsby.

Mr. and Mrs. Smith merupakan film yang dibintangi oleh dua nama besar Hollywood, Brad Pitt dan Angelina Jolie. Ceritanya sendiri berfokus pada sepasang suami istri yang ternyata memiliki rahasia di mana mereka adalah mata-mata sekaligus pembunuh. Misi semakin pelik ketika keduanya harus saling bunuh karena menjadi target dari masing-masing agensi tempat mereka bekerja.

Sementara, This Means War bersetting bagaimana seorang wanita didekati dua pria yang sama. Kedua pria tersebut merupakan mata-mata bagi agensi pemerintah. Mereka pun harus saling baku hantam untuk bisa memperebutkan sosok wanita tersebut. Filmnya dibintangi oleh Reese Witherspoon, Chris Pine, dan juga Tom Hardy. Ada berbagai kesamaan dari film tersebut.

Kedua film ini sama-sama memiliki setting di wilayah California dan hanya berjarak beberapa tahun satu sama lainnya. Kedua film ini memiliki logika cerita yang sama, tone cerita yang sama, serta beberapa hal lainnya yang juga sama seperti bagaimana para karakter di kedua filmnya mengalami situasi yang berbahaya. Namun, mereka sering kali berhasil selamat dari peristiwa tersebut.

Satu hal yang sama dari film Jennifer’s Body dan The Babysitter adalah tema cerita dari keduanya. Kedua film ini sama-sama menghadirkan ritual sesat tentang pemujaan kepada setan. Terdapat ritual mengerikan, di mana tubuh seseorang kemdian menjadi korban atau tumbal untuk diserahkan kepada setan sebagai pertukaran terhadap sesuatu. Dalam film Jennifer’s Body, sosok Jennifer adalah korbannya,

Jennifer diperlihatkan memang sengaja menjadi tumbal dari sebuah kelompok boy band. Tujuan mereka menumbalkan Jennifer kepada setan dalam ritual tersebut adalah agar mereka bisa meraih kekayaan dan juga popularitas. Sedangkan, dalam cerita film The babysitter sosok karakter Samuel jadi korban tumbal dari sosok Bee dan anggota sekte sesan lainnya.

Tujun mereka melakukan hal tersebut adalah agar keinginan besar mereka bisa terwujud. Meskipun kedua filmnya penuh dengan nuansas horor dan mengerikan, tetapi film-film ini juga merupakan horor komedi yang artinya ada elemen komedinya yang berpadu dengan sangat pas. Dengan tema cerita yang sama dan bagaimana karakternya mengalami kejadian aneh juga dianggap sebagai petunjuk kedua film ini berada di universe yang sama.

Dengan setting waktu yang hanaya berjarak 6 tahun, film Bring It On dan Stick It berkisah tentang wanita muda yang berusaha untuk menjadi yang terbaik di masing-masing olahraga yang mereka tekuni. Dalam film Bring It On, para karakter yang muncul harus saling bersaing dalam sebuah kompetisi cheerleading nasional. Sedangkan, dalam film Stick It, para karakternya bersaing dalam kompetisi senam atau gymnastik.

Dalam film Stick It, para karakternya diceritakan adalah para pesenam handal dan juara berbagai kompetisi. Mereka memiliki tujuan utama untuk bisa tembus dalam perhelatan Olimpiade. Baik film Stick It atau pun Bring It On sama-sama menghadirkan permasalahan yang biasanya terjadi di kalangan wanita, sambil juga mnenghadirkan berbagai hal konyol yang mengundang tawa.

Meskipun Bring It On bersetting di California dan Stick It bersetting di Texas, kedua film ini terasa seperti berada di satu dunia atau setting yang sama. Kedua karakter utama dari masing-masing film, Haley Graham dan Missy Pantone, bisa jadi sosok sahabat atau teman dekat jika kemudian bertemu.

Sama-sama bersetting di Inggris, keduaa filmnya tidak memiliki perbedaan yang terlalu jauh Bend It Like Beckham bersetting di kota London, sedangkan Angus, Thongs & Perfect Snogging bersetting di Eastbourne dan Brighton. Kedua film ini sama-sama terasa seperti film-film Inggris yang biasa kita kenal yang juga sama-sama menghadirkan lelucon-lelucon dari negara Inggris yang kental.

Meskipun protagonis utama dalam film Angus, Thongs & Perfect Snogging jauh lebih konyol daripada sosok Jess dalam film Bend It Like Beckham, jika Geeks perhatikan perbedaan usia dari kedua dan juga pembawaan mereka, maka Geeks akan merasakan jika mereka dan kedua film tersebut berasal dari satu universe yang sama. Kedua filmnya pun sama-sama menghadirkan elemen cerita menarik.

Contohnya adalah sama-sama memiliki peran ayah yang suportif, serta penggunaan bahasa slang dalam dialog yang mereka gunakan. Bend It Like Beckham sendiri bercerita tentang dua orang karakter wanita yang memiliki mimpi untuk menjadi seorang pemain sepak bola profesional. Angus, Thongs & Perfect Snogging bercerita tentang remaja putri dan rahasia kecil yang dia tulis di buku hariannya tentang ciuman dan berbagai hal lain.

Seperti halnya The Great Gatsby dan Titanic, The Rock dan James Bond juga sama-sama diperankan oleh satu aktor yang sama yaitu Sean Connery. Kedua film tersebut memperlihatkan Sean Connery sebagai seorang agen mata-mata Inggris yang sangat terlatih dan tangguh. Dengan perilisan film The Rock di tahun 1996, banyak fans berteori jika John Mason sebenarnya adalah James Bond.

Yang menarik adalah bahkan di jagat internet, seperti Reddit, ada banyak pembahasan menarik mengenai berbagai bukti jika John Mason sebenarnya adalah James Bond. Dalam film The Rock, John Mason adalah mantan anggota pasukan khusus negara Inggris yang berhasil ditangkap dan ditahan di penjara Alcatraz pada tahun 1962. Namun, dia kemudian berhasil kabur di tahun 1963.

Dalam film Dr. No, yang merupakan film pertama James Bond, Sean Connery merupakan agen rahasia Inggris yang bekerja untuk MI6 di tahun 1962. Karena itulah, memang rasanya masuk akal jika kemudian James Bond berhasil ditangkap di akhir film Dr. No dan kemudian berhasil kabur dari penjara Alcatraz sebelum film selanjutnya, From Russia With Love, muncul di tahun 1963.

Machete merupakan sosok pembunuh berdarah dingin yang diperankan oleh aktor Danny Trejo. Perannya sebagai Machete sangat melekat dengan sosok Danny, yang menjadi bukti keberhasilannya dalam memerankan karakter tersebut. Namun, yang menarik adalah sosok Machete pertama kali muncul dalam series film anak-anak Spy Kids. Dan yang menarik adalah bagaimana kedua protagonis utamanya memanggil nama karakter Danny Trejo di film tersebut.

Karakter Machete diketahui sudah muncul di hampir setiap film Spy Kids, di mana dia dijelaskan sebagai sosok paman dari kedua protagonis utama, Juni dan Carmen Cortez. Mereka sering memanggil karakter Danny Trejo tersebut dengan sebutan ‘Uncle Machete’ atau ‘Paman Machete’ di mana dia sering kali memberikan berbagai perlatan canggih yang berguna dalam setiap misi.

Namun, kemudian karakter Machete mulai memiliki film solonya sendiri dengan tone cerita yang tentunya jauh lebih gelap dan lebih sadis. Meskipun sang sutradara, Robert Rodriguez, menyatakan bahwa Machete dan Spy Kids berada di universe yang berbeda namun Danny Trejo dan para fans pun tidak setuju dengan hal tersebut. Banyak yang meyakini jika Machete adalah “sisi lain” dari ‘Paman Machete’ di film Spy Kids.

Dengan berbagai kesamaan setting tempat, waktu, dan juga cerita, beberapa judul film diketahui dan diyakini berada di satu universe yang sama. Memang, besar kemungkinan para produser sendiri tidak sengaja untuk menghadirkan berbagai kesamaan tersebut. Namun, para fans berhasil memperhatikan hal-hal di film-film tersebut yang memunculkan keyakinan jika berbagai film itu berada di satu universe yang sama.