Di dunia komik superhero Amerika, multiverse adalah sebuah konsep yang cukup kompleks dan selalu menarik untuk diikuti. Khususnya di DC Universe dan Marvel Universe yang sama-sama pertama kali memperkenalkannya sekitar tahun 1960-an. Kini konsep populer tersebut bahkan sudah mulai merambah jagat sinema live action-nya, misalnya Marvel Cinematic Universe dengan Multiverse Saga, dan DC Universe dengan film The Flash yang sebentar lagi tayang. Namun tahukah kalian di balik persamaan yang ada, khusus MCU dan DC Universe sendiri sebenarnya punya perbedaan konsep multiverse yang menarik untuk kita eksplorasi. Apakah itu? Mari langsung saja simak pembahasannya di bawah ini, Geeks.

Penjelasan Konsep Multiverse MCU

Sebelum membahas perbedaan konsepnya dengan DC Universe, mari kita selami terlebih dahulu multiverse MCU yang bisa dibilang lebih dahulu diperkenalkan pada tahun 2021 melalui serial Loki. Dengan menggunakan teknologi canggih yang diciptakan oleh varian Kang bernama He Who Remains, para petugas Time Variance Authority diberi tugas untuk menjaga Sacred Timeline dari cabang timeline yang disebabkan oleh seorang Nexus. Karena jika dibiarkan cabang timeline tersebut akan melahirkan timeline atau semesta alternatif yang punya kisah dan cara kerjanya sendiri.

Setelah He Who Remains tewas di tangan Sylvie, Sacred Timeline akhirnya hancur dan kembali ‘membebaskan’ multiverse MCU yang jumlah dan kemungkinannya tidak terbatas. Sejak saat itulah kita bisa melihat lebih banyak peristiwa multiverse di MCU, termasuk di film Spider-Man: No Way Home, Doctor Strange in the Multiverse of Madness, dan Ant-Man and the Wasp Quantumania. Meskipun banyak semesta alternatif yang terungkap, tetapi pusat dari semua peristiwa yang terjadi di MCU tetap semesta utama di mana Iron Man versi Robert Downey Jr. mengorbankan diri untuk mengalahkan Thanos dari Josh Brolin.

Sedangkan semesta lainnya kurang lebih merupakan ‘pengembangan’ dari semesta utama. Misalnya Earth-838 di mana peran Avengers yang mengalahkan Thanos diganti oleh Illuminati yang sebagian anggotanya sebenarnya eksis juga di semesta utama, hanya saja punya origin yang berbeda. Selain menggunakan teknologi, film seperti No Way Home dan Multiverse of Madness juga sempat menceritakan bahwa ilmu sihir juga dapat membuka portal ke multiverse. Dari sini setidaknya kita bisa tahu bahwa teknologi dan sihir merupakan elemen penting yang dapat menghubungkan multiverse di MCU.

The Flash dan Multiverse DC Universe

Setelah mengetahui konsep multiverse MCU, sekarang kita bandingkan dengan perbedaan yang ditawarkan oleh DC Universe, khususnya berdasarkan apa yang sudah bisa kita lihat di berbagai promosi film The Flash mendatang. Berbeda dengan MCU, perjalanan antar multiverse di DC sama sekali tidak mengusung elemen sihir atau teknologi. Di DC Universe Barry Allen alias Flash bisa tiba di sebuah semesta alternatif karena dia punya akses terhadap kekuatan Speed Force. Di komiknya sendiri, Speed Force dapat ‘menggetarkan frekuensi’ multiverse dan memungkinkan seseorang untuk tiba di semesta alternatif.

Perbedaan lainnya terlihat dari kekuatan pelaku utama yang berpotensi hilang setibanya di semesta alternatif. Tidak seperti Doctor Strange yang masih memiliki kemampuan sihirnya ketika berada di semesta lain, ketika Barry di film The Flash tiba di semesta alternatif dia tampaknya akan kehilangan kekuatan supernya, sebelum bisa menemukannya lagi dengan proses yang sama seperti originnya yaitu tersambar petir. Premis ini mirip seperti peristiwa komik Flashpoint, saat Barry sengaja pergi ke masa lalu agar bisa melihat ibunya hidup. Namun hasilnya dia justru tiba di semesta lain yang ‘sepenuhnya berbeda’.

Di film The Flash sendiri perjalanan waktu yang dilakukan Barry untuk mengubah takdirnya justru membuat dia kembali ke tahun 2013, di mana orang-orang dan dunianya sangat berbeda. Misalnya di semesta baru ini Barry justru bertemu Barry lain yang lebih muda dan belum punya kekuatan super, kemudian Batman yang eksis bukanlah versi Ben Affleck melainkan Michael Keaton, serta posisi Superman digantikan oleh Supergirl. Yang lebih parahnya lagi konsekuensi dari ulah Barry ini justru membuat dunia kembali terancam oleh invasi Zod dan Kryptonian jahat lainnya saat para superhero lain tidak pernah eksis.

Dampak dari perjalanan waktu Barry di film The Flash bahkan seakan-akan telah ‘menggantikan’ semesta utama, di mana dunia Superman’ Henry Cavill digantikan oleh dunia Supergirl’ Sasha Calle. Hal yang sama pernah terjadi juga di Flashpoint yang menjadi inspirasi filmnya. Di komiknya ketika Barry tiba di semesta alternatif, realitas tersebut langsung menjadi semesta utama. Dan ketika Barry ingin mengembalikannya seperti semula di akhir cerita, justru sebuah semesta reboot lahir. Kemungkinan besar konsep ini akan terjadi juga di DC Universe yang akhirnya membuka jalan untuk reboot DC Universe.

Kesimpulannya

Setelah memahami kedua kosnep multiverse di atas, bisa kita simpulkan bahwa ada beberapa perbedaan fundamental antara MCU dan DC Universe. Yang pertama adalah elemen yang menghubungkan multiverse di mana MCU mengusung teknologi dan sihir, sedangkan DC Universe menggunakan kekuatan Speed Force. Perbedaan yang kedua, ketika MCU memperkenalkan multiversenya mereka tetap memposisikan mana semesta utamanya, sedangkan semesta utama DC berpotensi tergantikan dengan semesta baru dan seterusnya sampai akhirnya melahirkan semesta reboot yang akan dimulai tahun depan.

Selain itu kita juga mungkin bisa merasakan bahwa multiverse MCU umumnya sangatlah meriah, menyenangkan, dan penuh dengan fan service. Di sisi lain multiverse DC versi live action yang akan diperkenalkan di film The Flash nanti sarat dengan tragedi dan konsekuensi yang berat. Meskipun Barry bisa melihat ibunya tetap hidup, tetapi sebagai bayarannya dia harus rela mengorbankan dunianya dan juga orang-orang yang telah dia kenal sebelumnya. Mirisnya lagi untuk kembali ke semestanya, bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan, sekalipun Barry mempunyai akses terhadap Speed Force.

Sekian pembahasan tentang perbedaan multiverse di MCU dan DC Universe. Khusus untuk DC Universe sendiri kita akan segera bisa melihat konsep multiversenya saat film The Flash yang disutradarai Andy Muschietti dan dibintangi oleh Ezra Miller tayang perdana pada tanggal 16 Juni nanti. Saat waktunya tiba, perbedaan antara dua multiverse superhero ini mungkin akhirnya dapat kita lihat dan rasakan dengan lebih jelas dan mendetail. Jadi sebaiknya jangan sampai ketinggalan ya, Geeks.

Egie
Egie adalah content writer yang memiliki passion tinggi untuk topik pop culture seputar komik, film dan series. Bergabung sejak tahun 2021, kini Egie menjadi salah satu sosok paling di andalkan untuk covering berbagai hal seputar pop culture.