Marvel Cinematic Universe berhasil menghadirkan hal yang luar biasa di industri perfilman Hollywood, namun ada beberapa alasan yang membuat popularitas MCU menurun dalam beberapa tahun belakangan. MCU berhasil mendapatkan perhatian dari para pencinta film dengan alur cerita yang epik, berbagai karakter yang menarik dan unik, serta konsep cerita yang saling berhubungan satu sama lain.

Hal tersebut yang membuat MCU mampu bertahan dan bahkan menjadi raksasa franchise perfilman dalam waktu satu dekade terakhir. Sayangnya, MCU mulai mengalami penurunan popularitas di beberapa tahun belakangan. Bahkan, film terbaru mereka pun mendapatkan ulasan yang buruk. Lalu, apa yang kemudian menjadi alasan popularitas MCU menurun saat ini?

Kegagalan Phase Four

Hasil box Office dari berbagai judul film MCU di Phase 4, yang dimulai pada 2020 dengan film Black Widow, harus meraih kegagalan karena dianggap tidak sesuai ekspektasi pihak Marvel dan juga pihak lainnya. Banyak yang coba memahami apa yang sebenarnya terjadi di Phase 4, salah satunya menyebutkan jika Phase ini adalah peralihan dari tiga Phase sebelumnya.

Namun, tetap saja hal itu tidak menghentikan ekspektasi tinggi dari berbagai pihak apalagi di tiga Phase awal MCU selalu berhasil membukukan pemasukan dalam jumlah yang besar. Selain Black Widow, sebenarnya ada berbagai judul yang juga kurang begitu sukses. Contohnya Eternals atau bahkan Shang-Chi and the Legend of Ten Rings. Banyak yang menganggap jika kegagalan Phase 4 ini menjadi tanda awal dari popularitas MCU yang menurun.

Rencana Jangka Panjang MCU

Ketika MCU pertama kali diperkenalkan di industru film, ini menjadi sebuah gagasan besar dan gebrakan yang luar biasa yang memberikan genre superhero sesuatu yang baru. Para penggemar disuguhkan sebuah konsep universe yang saling terhubung satu sama lain, yang mana hal ini belum pernah ada atau diperkenalkan sebelumnya. Ini juga yang jadi alasan mengapa MCU selalu mengadaptasi rencana jangka panjang.

Di satu sisi, kita sudah bisa melihat kesuksesannya di tiga Phase awal. Namun, ide ini mulai memasuki pada titik jenuh di mana para fans tidak lagi melihat rencana jangka panjang ini sebagai sesuatu yang menarik. Bahkan, para fans sendiri sudah mampu membaca “pola” dari apa yang akan disuguhkan oleh Marvel Studios kedepannya.

Produksi Yang Terlalu Masif

Dengan rencana jangka panjang yang dipersiapkan Marvel Studios sebenarnya ada masalah lainnya yang kemudian muncul. Masalah ini baru ada di Phase 4 kemarin. Diketahui jika Marvel Studios mempersiapkan banyak sekali proyek film, dan sejak Phase 4 kemarin, mereka juga mempersiapkan banyak proyek TV series yang tayang di kanal streaming Disney Plus.

Kevin Feige sempat menyebutkan jika berbagai series tersebut akan menjadi bagian penting dalam cerita MCU secara keseluruhan. Meskipun secara konsep hal ini luar biasa, namun ada efek domino yang kemudian muncul. Pertama, para penonton/fans jadi sangat sulit dan butuh usaha ekstra untuk mengikuti seluruh alur cerita MCU. Kedua, dengan produksi yang terlalu masif membuat minat para fans sendiri menurun seperti yang terjadi saat ini.

Kualitas Para Aktor

Salah satu bukti kedahsyatan dari MCU adalah bagaimana mereka sanggup menghidupkan karakter dari cerita komik dalam bentuk live-action. Caranya adalah dengan menghadirkan aktor yang memang dianggap cocok untuk memerankan karakternya, bahkan melekat identitasnya dengan aktor tersebut. Contohnya Scarlet Johansson dengan peran Black Widow, Chris Evans dengan karakter Captain America, dan yang paling ikonik adalah Robert Downey Jr. dengan karakter Iron Man.

Meskipun bukan hal yang salah menghadirkan aktor atau aktris yang kurang begitu populer, namun banyak pihak yang menganggap seharusnya Marvel Studios bisa lebih selektif dalam hal pemilihan aktor. Apalagi, mereka sudah sedemikian masif di industri film. Banyak karakter baru yang muncul di film-film sekarang mendapatkan kritik dari para fans, yang menganggap mereka terlalu datar dan kurang menjiwai perannya.

Kurangnya Arah Tujuan Akhir

Marvel Cinematic Universe memang memiliki rencana jangka panjang yang mereka siapkan untuk beberapa tahun kedepan. Namun, sayangnya, rencana jangka panjang ini sering kali dianggap tidak memiliki arah tujuan yang jelas. Kritik yang muncul menyebutkan jika berbagai film yang rilis tidak memperlihatkan atau memberikan informasi mengenai koneksi yang jelas dengan MCU secara keseluruhan. Hal tersebut membuat para penonton kasual sulit memahami apa ceritanya, apa dampak besarnya, dan sebagainya.

Kelelahan Genre Superhero

Superhero atau adaptasi buku komik sebenarnya bukan sebuah genre yang populer di industri perfilman. Drama, Romansa, Horror, dan komedi adalah beberapa genre film yang populer dan mendominasi box office Hollywood. Bisa dikatakan bahwa MCU yang kemudian “memperkenalkan” atau membangkitkan genre superhero sampai pada titik di mana popularitas film superhero mampu mengalahkan film dengan genre lain.

Sayangnya, dengan besarnya popularitas MCU ditambah dengan jumlah produksi yang terlalu masif serta banyaknya film-film dengan genre superhero dalam satu dekade terakhir pada akhirnya memunculkan ‘superhero fatigue’ dan ‘Marvel fatigue’ atau ‘kelelahan menyaksikan film superhero’ dan ‘kelelahan untuk menyaksikan film-film Marvel.’ Hal ini bahkan masih terus digaungkan hingga sekarang.

Meskipun Marvel Cinematic Universe berhasil mendapatkan kesuksesan besar dan jadi franchise paling besar dan untung, namun hal tersebut tidak memungkiri adanya hal buruk yang muncul. Beberapa poin di atas jadi alasan mengapa kemudian sekarang popularitas MCU mulai menurun. Namun, di ketahui Marvel Studios sendiri sudah mulai merubah strategi mereka. Kita nantikan saja ya Geeks apa yang akan terjadi kedepannya di MCU.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.