Negara Indonesia akhirnya dikonfirmasi menjadi pusat awal penyebaran wabah Cordyceps dalam cerita The Last of Us versi live-action. Hal ini diketahui dalam episode 2 di mana seorang professor mycology atau ahli dalam bidang fungus, yaitu Doktor Ratna, memeriksa salah satu korban pertama dari wabah Cordyceps di Indonesia. Dan tidak butuh waktu lama sebelum kemudian penyebarannya meluas.

Sebenarnya, dalam versi gamenya sendiri negara asal dari wabah Cordyceps bukanlah Indonesia melainkan Amerika Selatan. Namun, wilayah Indonesia dianggap sebagai negara yang memang pantas untuk menjadi awal penyebaran wabah mengerikan tersebut. Namun mengapa Indonesia dianggap ideal untuk menunjang cerita asal usul wabah Cordyceps? Mari kita bahas selengkapnya.

Asia “Sarang” Fungus

Kita mungkin penasaran mengapa Indonesia “dipilih” untuk menjadi awal penyebaran wabah mengerikan Cordyceps. Hal ini ada kaitannya dengan penelitian ilmiah yang ada. Jamur Cordyceps sendiri sebenarnya merupakan jenis jamur yang nyata. Dalam kehidupan nyata, biasanya Cordyceps merupakan jamur yang menginfeksi atau menyerang serangga atau hewan beruas (arthropoda) seperti udang, laba-laba, lipan, dan sebagainya.

Seperti yang diungkapkan oleh Professor Neumann di episode 1, jamur Cordyceps akan melukai dan bahkan menghabisi inangnya seperti pada hewan-hewan tersebut. Ada kurang lebih 600 jenis jamur yang berkembang di Asia, termasuk Indonesia. Cordyceps sendiri merupakan salah satu dari 600 jenis jamur tersebut. Biasanya, jamur ini bisa ditemukan di wilayah hutan dan wilayah yang bercuaca panas.

Iklim Yang Mendukung

Seperti yang disebutkan di poin sebelumnya, jika jamur Cordyceps serta berbagai jenis jamur lainnya akan tumbuh subur di wilayah hutan dan wilayah yang bercuaca panas. Indonesia, khususnya Jakarta, seperti yang kita ketahui merupakan wilayah yang memiliki iklim panas. Sehingga, hal tersebut sangat mendukung perkembangan dan penyebaran jamur Cordyceps di wilayah Indonesia.

Menurut penjelasan salah satu pejabat militer, jika wabah ini pada awalnya ditemukan di wilayah barat Jakarta tepatnya di sebuah tempat yang jadi pabrik tepung dan gabah. Professor Ratna kemudian mengonfirmasi pernyataan tersebut dengan mengatakan jika lahan untuk penanaman tepung dan gabah menjadi lahan yang sempurna untuk pertumbuhan dan penyebaran jamur Cordyceps.

Populasi Yang Membludak

Selain iklim, satu hal lain yang memberikan faktor penting terhadap alasan mengapa Indonesia jadi negara yang ideal untuk menjadi awal penyebaran wabah mengerikan jamur Cordyceps adalah populasi penduduk Indonesia. Jumlah penduduk di negara Indonesia mencapai 273 juta jiwa. Ini membuat Indonesia menjadi negara terbesar di Asia Tenggara dan jadi salah satu yang terbesar di seluruh Asia, bahkan dunia.

Populasi yang sangat banyak ini nyatanya bisa menjadi faktor untuk penyebaran jamur Cordyceps dalam waktu yang sangat cepat. Di episode 2 dijelaskan jika hanya dalam waktu kurang dari 48 jam sudah ada lebih dari 3 korban akibat wabahnya kemudian 14 orang hilang. Penyebaran pun terus meluas, tanpa obat, tanpa vaksin, dan inilah yang jadi dasar cerita The Last Of Us.

Jadi Geeks, dibandingkan dengan asal-usul versi gamenya di mana Cordyceps berasal dari wilayah Amerika Selatan, versi live-action-nya yang memperlihatkan jika wabah jamur Cordyceps berasal dari Jakarta dianggap jauh lebih masuk akal karena memang sesuai dengan fakta ilmiah yang ada. Lalu bagaimana nasib Indonesia khususnya Dr. Ratna di cerita ini? Apakah ia akan kembali sebagai kunci di cerita The Last of Us? Mari kita tunggu episode selanjutnya dari serial The Last of Us.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.