Ser Otto Hightower adalah karakter penting di House of the Dragon. Dia adalah tangan kanan raja yang berasal dari klan Hightower. Otto sebenarnya sudah menjadi tangan kanan raja selama beberapa generasi. Terhitung sudah ada tiga raja yang menjadikan Otto sebagai tangan kanannya, meskipun dua di antara raja tersebut pernah memecatnya, termasuk Viserys. Dengan semua kebijaksanaan dan petuahnya, wajar jika Otto beberapa kali menjadi tangan kanan raja. Tetapi di balik itu semua, ada misi terpendam dari Otto Hightower yaitu misi untuk mendapatkan Iron Throne pada masa kekuasaan Viserys. Menariknya, tahta tersebut buka diperuntukan untuknya, tetapi keluarganya. Lantas apa yang menjadi motif Otto Hightower?

Otto Pemicu Perang Targaryen

Di antara banyak karakter yang muncul di House of the Dragon, Otto Hightower bisa dibilang ada sumber masalah yang terjadi di seriesnya. Jika Geeks perhatikan, ialah yang sebenarnya memicu perang yang lebih besar antar Targaryen. Otto sendiri telah merencanakan untuk menjadikan Aegon sebagai raja sejak episode ketiga House of the Dragon. Tetapi sepertinya, Otto memiliki rencana tersebut jauh sebelum Aegon lahir. Sejak awal, Otto memang selalu menasehati Viserys agar tidak memilih Rhaenyra sebagai pewarisnya karena Rhaenyra adalah seorang wanita.

Pasalnya, sejarah mencatat bahwa penguasa wanita tidak dibolehkan. Dahulu pun, Dewan Agung juga memilih Viserys sebagai raja, bukan sepupunya yaitu Rhaenys. Niat jahat Otto Hightower sebenarnya sudah mulai terendus ketika dia mulai meminta Alicent muda untuk mendekati Viserys. Padahal ketika itu, Viserys masih berduka atas kematian Ratu Aemma. Otto berharap agar Viserys menjadikan putrinya sebagai istri baru, agar semua rencananya berjalan mulus.

Sama seperti Lord Corlys Velaryon, Otto sebenarnya ingin mengangkat derajat klannya agar dapat berkuasa di Iron Throne. Sayangnya Otto sempat dipecat sebagai tangan kanan raja selama sepuluh tahun, sebelum akhirnya dia kembali ke King’s Landing dan kembali menjadi tangan kanan raja saat Viserys sakit. Saat kembali menjadi tangan kanan raja, Otto mendapat lebih banyak kekuatan dan pengaruh. Dia pun tidak pernah goyah dari keinginan awalnya untuk mengangkat cucunya, Aegon sebagai penerus Viserys. Itulah yang akhirnya membuat perseturuan untuk memperebutkan Iron Throne semakin memanas, sampai-sampai membuat para Targaryen berselisih.

Mengapa Otto Tolak Rhaenyra Sebagai Ratu?

Sederhananya, Otto Hightower adalah seorang patriarki. Dia mempunyai keyakinan bahwa laki-laki lebih layak sebagai pemegang kekuasaan dan mendominasi dalam menjadi pemimpin. Karena itulah Otto tidak pernah menerima Rhaenyra sebagai ratu. Apalagi ketika dia telah menyiapkan keluarganya sendiri untuk menggantikan posisi Viserys sebagai Raja. Dan lagi, Aegon adalah putra sulung Viserys dan itulah yang Otto manfaatkan untuk mengalahkan Rhaenyra. Padahal sebenarnya Alicent ingin berdamai dengan Rhaenyra, bahkan setelah bertahun-tahun berseteru.

Intinya Otto tidak ingin mengubah apa pun tentang budaya kerjaaan atau sistem yang telah ada secara turun temurun. Sejak awal Otto tidak pernah mendukung rencana Viserys yang menunjuk Rhaenyra sebagai pewarisnya, meskipun Otto tidak pernah secara terbuka mengatakan ketidak setujuannya tersebut kepada Viserys. Otto menggunakan cara yang lebih pintar yaitu dengan melawan Rhaenyra secara diam-diam, di mana Otto terbukti memata-matai Rhaenyra dan mencari cara apapun agar Rhaenyra batal menjadi ratu. Seperti yang disebutkan di atas, selain karena seorang patriarki, Otto juga menginginkan Iron Throne untuk mengangkat derajat klannya, Hightower.

Aegon Jadi Raja, Apa Keuntungan Otto?

*Artikel ini berisi spoiler novel Fire & Blood!*

Di saat Aegon berkuasa, Otto tetap ingin menjadi tangan kanan raja. Sekarang Otto akan menasehati Aegon untuk mempersiapkan perang melawan Rhaenyra. Otto akan terus berusaha untuk mempengaruhi Aegon, apalagi mengingat usia Aegon yang masih sangat muda, sehingga mudah baginya untuk terpengaruh. Satu-satunya halangan terbesar Otto adalah kebaikan dalam diri Alicent. Alicent masih percaya bahwa ada cara yang lebih baik agar mereka tidak membunuh Rhaenyra.

Terlepas dari itu, tugas Otto sebagai tangan kanan raja adalah untuk mengamankan posisi Aegon dalam perang yang akan datang melawan Rhaenyra. Otto akan melenyapkan siapapun yang menentang Aegon, dan dia sepertinya akan membangun aliansi baru dengan para musuh Rhaenyra. Dalam novelnya, Otto sebenarnya akan kehilangan dukungan, kekuatan, dan pengaruhnya. Dan pada akhirnya Otto akan digulingkan sebagai tangan kanan raja, dan digantikan oleh karakter lainnya yaitu Ser Criston Cole. Aegon juga akan terluka parah, yang mengharuskan Aemond bangkit dan menjadi pelindung.

Nah ketika Otto digulingkan dari tangan kanan raja, dia akan kembali ke Kota Tua dan mengumpulkan pasukan, setelah Rhaenyra dan Daemon berhasil merebut King’s Landing. Namun pada akhirnya Otto dapat dikalahkan dalam pertempuran dan dipenggal oleh Rhaenyra. Itulah peristiwa yang terjadi dalam novel Fire and Blood karya George R.R. Martin. Tetapi bukan tidak mungkin seriesnya akan menceritakan hal yang sama sekali berbeda.

Restu
https://www.greenscene.co.id/author/restuprawira/