Bruce Wayne alias Batman adalah satu dari sebagian kecil superhero DC yang memegang teguh ‘no-kill rule‘. Di mana aturan ini membuatnya harus selalu berhati-hati ketika melawan para musuhnya. Karena selain harus membuat para musuhnya jera, di sisi lain dia juga tidak boleh membunuh. Sehingga mematahkan tulang atau merobek kulit adalah sesuatu yang lumrah baginya, asalkan nyawa lawannya tidak sampai dia renggut.

Aturan tidak tertulis ini telah Batman pegang selama lebih dari 80 tahun, yang kemudian dia turunkan juga kepada para Bat-Family. Namun, dari sekian banyak Bat-Family ada satu sosok yang akhirnya menjadi Batman kedua, tetapi tidak mengindahkan no-kill rule. Dia adalah Jean-Paul Valley alias Azrael, yang melakukan pendekatan sadis saat menggantikan Bruce di kisah Knightfall. Penggemar menjulukinya sebagai Azbat, inkarnasi Batman yang bukan berasal dari multiverse, tetapi mempunyai kepribadian yang berlawanan dengan Bruce. Seperti apa kisah dan kehebatan Azbat? Langsung saja simak di bawah ini!

Terkenal Sebagai Batman Pembunuh

Jean-Paul Valley pertama kali muncul di komik Batman: Sword of Azrael #1 (1992) sebagai Azrael. Dia adalah hasil eksperimen dari para ilmuwan jahat yang memasukan DNA hewan saat dirinya masih bayi. Hal tersebut pada akhirnya membuat Valley tumbuh sebagai sosok kuat yang konon mampu mengimbangi Bruce alias Batman. Hal tersebut sebenarnya cukup terbukti ketika dia pertama kali menjadi anti-hero di kota Gotham, di mana dia sering sekali bentrok dengan Batman. Sampai pada akhirnya Batman melihat potensinya dan kemudian merekrutnya sebagai bagian dari Bat-Family di komik Batman #488 (1993).

Tidak lama setelahnya, Bruce ternyata harus beristirahat total karena Bane mematahkan punggungnya di kisah Knightfall. Pada titik inilah Valley mendapatkan kesempatan untuk menjadi Batman kedua agar Gotham tidak tahu keadaan Bruce yang sebenarnya. Namun, tidak lama setelah Valley beraksi sebagai Batman dia malah membuat perbedaannya sangat mencolok. Dari sinilah penggemar mulai menjulukinya Azbat, di mana dia tidak akan segan-segan menyiksa musuh-musuhnya bahkan sampai membunuh. Korban pertama dari keganasan Azbat adalah seorang pembunuh berantai bernama Abbatoir.

Pembunuhan pertamanya ini bahkan disaksikan langsung oleh Tim Drake yang pada saat itu masih menjadi Robin. Sejak saat itu Azbat makin terkenal sebagai ‘Batman Who Kills‘ alias Batman Pembunuh. Merasa jengah dengan perbuatannya, Robin dan Nightwing yang merasa mempunyau tanggung jawab untuk menjaga nama baik Batman lantas bertarung dengan Azbat di komik Batman: Shadow of the Bat #30 (1994). Dalam prosesnya, Azbat berhasil mengalahkan Nightwing dan hampir membunuhnya.

Konflik antara Bat-Family tersebut pada akhirnya memicu Bruce yang sudah pulih untuk menantang Azbat sebagai Batman yang sebenarnya. Pertarungan mereka terbilang cukup unik, karena Batman terus-menerus menghindari kekerasan, sambil memaksa Valley membuka kostum dan topeng Azbat. Pada titik inilah Valley mengakui kekalahannya dan melepas identitasnya sebagai Batman dan keluar dari Bat-Family. Setelah kekalahannya. Valley menjalani hidup sebagai gelandangan di kota Gotham, sebelum akhirnya kembali lagi menjadi Azrael.

Salah Satu Batman Terkuat di Semesta Utama

Dengan aksinya yang terbilang sadis, banyak penggemar yang menganggap Azbat sebagai Batman paling efektif. Karena hanya dengan begitu para penjahat di kota Gotham terbukti menurun drastis. Tidak sedikit juga yang berspekulasi jika dia masih menjadi Batman sampai sekarang, mungkin kita tidak akan pernah melihat villain, seperti Bane, Killer Croc, Scarecrow, Penguin, Victor Zsasz, dan sebagainya. Terlepas dari aksinya yang dinilai lebih efektif, alasan lainnya mengapa dia terlihat kuat adalah karena kostumnya.

Secara kemampuan bertarung dan menggunakan gadget, Azbat tidak ada bedanya dengan Batman. Perbedaan kekuatanya yang paling mencolok justru terletak pada kostumnya. Di mana dia mengganti sarung tangan Batman dengan cakar tajam, dan topengnya dengan helm canggih yang dapat terhubung langsung dengan Bat-computer. Dia juga mengganti jubahnya sehingga terlihat lebih mirip seperti Azrael dengan warna khas Batman, yaitu biru dan hitam. Berbagai upgrade kostum ini membuat siapa pun yang baru melihatnya sudah merasa ketakutan. Apalagi dia juga menambahkan lampu LED pada lambang Batman-nya.

Menderita Gangguan Mental

Sayangnya, di balik semua kekuatan dan juga kecanggihan kostumnya, Azbat ternyata menderita gangguan mental. Sementara jati dirinya sebagai Jean-Paul Valley cenderung seperti orang normal dengan kepribadian yang pasif, personanya sebagai Azrael justru membuatnya sering tiba-tiba menjadi sosok yang brutal. Hal inilah yang pada akhirnya membuat karakternya sering bertengkar dengan batinnya sendiri ketika menjadi Batman. Di mana tidak jarang dia merasakan serangan panik dan juga sesak napas. Gangguan mental ini secara tidak langsung telah menjadi kelemahannya sebagai Azbat.

Itulah pembahasan mengenai sosok Azbat, Batman kedua yang terkenal sebagai pembunuh. Selain terkenal sebagai Batman Who Kill yang tidak memedulikan No-Kill Rule, Azbat juga seriang dianggap Batman paling sadis. Bisa kita bayangkan sendiri, Bruce yang sejak awal sudah terkenal cukup brutal, bisa kalah sadis dari Azbat. Itu artinya, Azbat bisa melakukan lebih banyak hal yang membuat moralnya dipertanyakan, apakah dia hero atau villain? Itulah mengapa sampai sekarang statusnya tidak pernah berubah, yaitu anti-hero sekuat Batman yang tidak akan segan-segan membunuh lawannya.

Egie
Egie adalah content writer yang memiliki passion tinggi untuk topik pop culture seputar komik, film dan series. Bergabung sejak tahun 2021, kini Egie menjadi salah satu sosok paling di andalkan untuk covering berbagai hal seputar pop culture.