Dalam One Piefe chapter 1054 kemarin terungkap bahwa Sabo berhasil kabur dari Mary Geroise. Bahkan, dia juga berhasil membebaskan Bartholomew Kuma. Sabo dan para komandan Pasukan Revolusi berhasil menahan serangan dari admiral Fujitora dan Aramaki. Ini tentunya menjadi sebuah pencapaian besar bagi Pasukan Revolusi. Karena, mereka beraksi di tempat yang paling aman di seluruh dunia.

Inilah yang kemudian membuat Sakazuki marah besar seperti yang muncul di akhir chapternya. Kepergian Aramaki ke Wano untuk menangkap Luffy adalah caranya untuk memperbaiki kesalahan yang dia buat. Yang menarik juga adalah bagaimana Sabo berhasil mendapatkan pencapaian besar. Seperti yang Kurouma ungkapkan, banyak orang menganggap Sabo seperti halnya seorang dewa.

Sabo Sang Flame Emperor

Pencapaian besar dari Sabo sejauh ini membuatnya sangat populer di seluruh dunia. Dia juga berhasil meraih posisi wakil pimpinan Pasukan Revolusi dalam waktu yang sangat singkat. Sabo sendiri bergabung dengan Pasukan Revolusi setelah Monkey D. Dragon menyelamatkannya di kerajaan Goa. Dragon berhasil menyelamatkan nyawanya dan kemudian membesarkannya dan merawatnya.

Dalam momen kilas balik, Sabo nampak dilatih oleh banyak anggota Pasukan Revolusi yang sangat hebat, contohnya Dragon. Berdasarkan hal tersebut bagaimana Sabo kemudian tumbuh menjadi sosok yang kuat bukanlah sesuatu yang mengherankan. Dalam arc Dressrosa, teringkap bahwa Sabo awalnya lebih sering mengandalkan kemampuan Hakinya untuk mengalahkan musuh.

BACA JUGA: Benarkah Blackbeard One Piece Anak Rocks D. Xebec?

Karena penguasaan Haki tersebut, Sabo pun kemudian mengembangkan tekniknya sendiri yang kemudian terkenal dengan nama Ryusoken atau Dragon Claw Fist. Gaya bertarung dari teknik ini adalah Sabo akan mencari satu titik pusat atau titik lemah dari musuhnya. Setelah itu, dia akan langsung menghancurkankannya dengan satu kali serangan dahsyat.

Namun, yang menarik adalah bagaimana Sabo memiliki julukan “Flame Emperor” atau “Kaisar Api.” Hal tersebut ada kaitannya dengan buah iblis yang dia konsumsi. Sabo sebelumnya memakan buah iblis Mera Mera no Mi, yang awalnya menjadi milik Portgas D. Ace. Apa yang Sabo lakukan tersebut semata-mata bukan hanya demi meningkatkan kekuatannya. Tetapi, itu juga merupakan caranya untuk meneruskan tekad dari Ace.

Bukti peningkatan kekuatan Sabo pasca memakan Mera Mera adalah bagaimana dia mampu menandingi kekuatan Fujitora. Namun, yang menjadi alasan mengapa kemudian Sabo mendapatkan julukan tersebut adalah kekuatannya yang sudah meningkat. Kemungkinan besar pasca arc Dressrosa Sabo sudah melatih kemampuan buah iblis tersebut.

Bukan hanya itu, dia juga sepertinya sudah berhasil membangkitkan seluruh potensi buah iblisnya. Melihat berbagai pencapaian Sabo sejauh ini, rasanya mustahil jika kemudian Sabo menggunakan kekuatan biasa dari Mera Mera no Mi tanpa membangkitkan kekuatan buah iblisnya.

BACA JUGA: One Piece: Inikah Pengkhianat di Pasukan Revolusi?

Peran Sabo di Saga Terakhir One Piece? 

Setelah mengumpulkan banyak sekali pengikut, tidak mengherankan jika sabo akan menjadi sosok penting bagi Pasukan Revolusi untuk menghancurkan kaum naga langit. Orang-orang begitu memuja Sabo, dan bagaimana Sabo menjalankan misinya saat Reverie semakin meningkatkan popularitasnya. Sebelumnya, banyak fans yang menduga jika Sabo tewas atau berhasil tertangkap.

Faktanya, dia justru berhasil menjalankan misi untuk membebaskan Kuma, dan momen tersebut semakin meningkatkan popularitas dari sosok Sabo. Yang juga semakin membuat Sabo banyak pengikutnya adalah mereka tentunya yakin bahwa bukan dia yang membunuh Nefertari Cobra. Cobra memiliki musuh lainnya dan itu bukan Sabo. Di sisi lain, Im justru menjadikan Vivi, putri dari Cobra, sebagai salah satu daftar yang harus dia hancurkan.

Dengan demikian rasanya masuk akal jika kemudian mereka menyusun rencana untuk menyerang Cobra dan Vivi ketika mereka tidak berada di Alabasta. Dan apa yang kemudian terjadi membuat mereka menjadikan Sabo sebagai kambing hitam dari peristiwa tersebut. Dan kebetulan Luffy beserta kru Topi Jerami memiliki misi untuk menghancurkan Pemerintah Dunia.

Luffy dan krunya mungkin sudah sangat kuat saat ini. Namun, menghancurkan Pemerintah Dunia, yang notabene adalah kekuatan paling besar, bukanlah sebuah perkara mudah. Mereka akan butuh bantuan dari yang lain. Dan inilah momen dari Sabo dan Pasukan Revolusi untuk membantu Luffy menghancurkan Pemerintah Dunia dan kaum naga langit.

Luffy dan Sabo sendiri saat ini sudah kembali bertemu, dan mereka sudah saling mengenal lagi. Menghadirkan kerja sama epik dari dua “saudara” ini tentunya akan sangat menarik dan luar biasa. Mereka pun akan sangat senang jika melakukan hal tersebut bersama-sama, karena mereka akan kembali mengingat momen kebersamaan ketika masih kecil.

BACA JUGA: One Piece: Para Komandan Pasukan Revolusi!

Meskipun banyak spekulasi yang menyebutkan bahwa Luffy yang akan membalas dendam Ace, namun Sabo mungkin yang akan menghadapi Sakazuki kedepannya. Hal ini karena Sabo yang melanjutkan tekad dari Ace, sehingga masuk akal jika Sabo yang kemudian melindungi sosok Luffy. Sabo menyesal dia tidak bisa melakukan apa pun saat Ace tewas, dan dia tidak akan melakukan hal yang sama terhadap Luffy. Kita nantikan saja ya Geeks peran epik dari Sabo kedepannya.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.