Gorr the God Butcher adalah supervillain terbaru Marvel Cinematic Universe yang baru saja muncul di film Thor: Love and Thunder. Di film solo keempat Thor Odinson (Chris Hemsworth) ini, Gorr (Christian Bale) mempunyai penampilan yang cukup berbeda dari versi komiknya. Di MCU dia mempunyai penampilan humanoid dan mempunyai beberapa tato yang membedakannya dengan manusia biasa.

Dan meskipun sama-sama berasal dari planet tanpa nama, ternyata ada lebih banyak lagi perbedaannya setelah melihat penampilannya di Love and Thunder. Termasuk perubahan drastis penggambaran karakternya sebagai penjagal dewa yang terasa lemah. Apakah benar versi MCU-nya terlalu lemah? Untuk lebih mengetahuinya mari kita dalami kebengisan Gorr yang diceritakan di komik Thor: Love and Thunder (2012) dan coba simpulkan sendiri.

Menyiksa Dewa Sebelum Membunuhnya

Kurang lebih sama seperti di film Love and Thunder, motivasi Gorr untuk membunuh para dewa berawal dari kematian keluarganya karena kelaparan dan kekeringan. Dan akhirnya setelah mendapatkan kekuatan All-Black Necrosword, dia mulai membantai dewa satu per satu. Parahnya, dalam salah satu upayanya, dia sengaja membuat para dewa merasakan kelaparan seperti yang pernah dia alami. Untuk kemudian menyiksa mereka lalu membunuhnya. Seperti yang Gorr lakukan kepada Volstagg, di mana dia menyalibnya setelah memergoki sang Lion of Asgard mencuri roti dari dia.

Sengaja Membantai Dewa Agar Mereka Dibenci

Akibat dendamnya yang sudah mendarah daging, Gorr bahkan ingin semua orang ikut membenci dewa. Salah satu upaya yang dia lakukan adalah dengan membunuh para dewa di suatu planet agar para penyembahnya menderita sampai akhirnya membenci dewa mereka sendiri. Peristiwa ini terjadi di Planet Indigarr, di mana Gorr membunuh semua dewa langit agar planet tersebut kekeringan. Untungnya, saat sebagian besar penghuni planet berhenti berdoa, Thor mendengar doa dari seorang anak kecil yang meminta hujan. Sebagai God of Thunder, akhirnya Thor berhasil membuat hujan turun deras di Indigarr.

Membantai dan Mengumpulkan Darah Dewa

Di Marvel Comics, setelah mendapatkan kekuatan Necrosword, Gorr tidak asal membunuh dewa dengan membabi buta. Dia mempunyai suatu rencana yang jauh lebih besar dan efektif. Di mana dia pergi ke planet para Dewa Waktu, yaitu Chronux, untuk membunuh mereka dan mengambil alih Pool of Forever. Untuk mengambil alih mesin waktu berbentuk kolam ini, Gorr kemudian mengucurkan darah para Dewa Waktu ke Pool of Forever. Dengan kolam darah inilah dia kemudian melanjutkan upayanya dengan berkeliling timeline dan membunuh para dewa saat mereka berada di kondisi terlemah.

Membunuh dan Mengambil Jantung Elder God

Setelah menguasai Pool of Forever, dia kemudian melakukan perjalanan waktu untuk mencari para dewa yang bisa dia bunuh. Salah satu upaya yang dia lakukan adalah dengan pergi ke masa awal penciptaan alam semesta, di mana dia membunuh baby Elder God dan mengambil jantungnya. Setelah mendapatkan apa yang dia mau, Gorr langsung kembali ke Chronux dan menjadikan jantung Elder God tersebut sebagai inti God Bomb, bom raksasa yang dapat melenyapkan semua dewa hanya dengan sekali ledakan. Sejauh yang kita tahu, tidak ada satu pun villain Marvel yang melakukan hal sesadis ini selain Gorr.

Gorr Membiarkan Dewa Melihat Kebengisannya

Di film Love and Thunder, Gorr adalah sosok yang akan langsung membunuh semua dewa yang dia temui. Sedangkan di komik, dia tidak jarang melepaskan satu atau dua dewa dari ras dewa yang dia bantai. Hal ini sengaja dia lakukan agar para dewa yang lolos tersebut menyampaikan perasaan horornya kepada dewa lain. Salah satu dewa yang tidak dia bunuh adalah God of Bomb, Shadrak. Setelah memaksanya merancang senjata pamungkas God Bomb, Gorr sengaja melepaskannya agar dia sampai ke Omnipotence City dan mengabarkan kengeriannya kepada para dewa lain.

KE HALAMAN 2

1
2
Egie
Egie adalah content writer yang memiliki passion tinggi untuk topik pop culture seputar komik, film dan series. Bergabung sejak tahun 2021, kini Egie menjadi salah satu sosok paling di andalkan untuk covering berbagai hal seputar pop culture.