Seperti yang kita ketahui, Eiichiro Oda selalu menghadirkan elemen tidak terduga. Dia sangat luar biasa karena mampu membangun misteri dalam cerita One Piece, dan mampu menciptakan ekspektasi tinggi kepada para fans. Oda Sensei akan terus membangun hype tentang suatu peristiwa, agar fans menyangka bahwa jalan ceritanya akan menuju ke satu titik berbeda. Tetapi, kemudian dugaan dan spekulasi tersebut berubah 180 derajat. Berbagai elemen kejutan inilah yang membuat One Piece menarik. Namun, ada beberapa rencana Oda yang akhirnya gagal terealisasi. Apa saja?

BACA JUGA: One Piece: Mengenal Wakil Kapten di Bajak Laut Shanks!

Nami dan Robin Mengurus Kozuki Momonosuke

Pertemuan Momonosuke dan juga kelompok Topi Jerami terjadi di arc Dressrosa. Momonosuke bersama beberapa anggota Red Scabbards saat itu terlempar ke 20 tahun yang akan datang, tepatnya ke masa sekarang. Mereka kemudian meminta bantuan kepada Luffy dan yang lain untuk membebaskan Wano. Dalam momen kebersamaan inilah Momonosuke kemudian dekat dengan Nami dan Robin.

Dalam konsep cerita yang tidak terpakai yang muncul dalam booklet Road To Laugh Tale Vol. 1, terungkap bahwa pada awalnya Oda Sensei ingin membuat Nami dan Robin sebagai pengurus (atau yang menjaga) Momo. Hal ini mirip seperti Luffy yang menjadi penjaga Tama. Oda kemudian membatalkan ide tersebut, kemungkinan karena dia tahu reaksi yang akan muncul di kalangan fans. Apalagi, para fans banyak yang membenci Momo karena sikapnya yang berlebihan saat melihat wanita.

Teknik Giant Fleur Nico Robin

Salah satu pertarungan menarik yang muncul di pertempuran Onigashima adalah bagaimana Robin bertarung melawan Black Maria. Dia menggantikan posisi Sanji yang “terjebak” di ruangan tersebut. Sanji meminta bantuan Robin karena dia tidak mampu melawan salah satu Flying Six tersebut. Dalam pertarungannya, kita melihat bagaimana Robin menggunakan teknik terbaru seperti Gigante Fleur.

Kemudian, yang paling epik adalah bagaimana kita juga melihat teknik Demonic Fleu, yang banyak fans duga adalah bentuk awakening dari buah iblisnya. Ternyata, pada awalnya, Oda ingin memperlihatkan kepada fans bahwa teknik Gigante Fleur merupakan bagian dari  Demonic Fleur. Dan sebenarnya, kedua teknik tersebut sama. Sayangnya, tidak ada informasi mengapa Oda membatalkan hal ini.

BACA JUGA: One Piece: Ini Keunggulan Bajak Laut Shanks!

Tidak Ada Perjalanan Waktu di One Piece

Tidak ada yang menduga memang jika seri bertema bajak laut ini akan menghadirkan sebuah elemen yang cukup kompleks seperti perjalanan waktu. Seperti yang kita ketahui, perjalanan waktu muncul sebagai bagian dari cerita di arc Wano. Toki adalah sosok dari ide ini, di mana buah iblisnya, Toki Toki no Mi, yang membuatnya bisa melakukan perjalanan waktu. Bagaimana Toki bisa pergi ke masa di mana Oden berada, dan mengirimkan Momo ke 20 tahun yang akan datang adalah bukti lain dari perjalanan waktu di seri One Piece.

Namun, sebenarnya, Oda Sensei pada awalnya tidak ingin ada konsep perjalanan waktu tersebut di ceritanya. Mungkin, Oda memiliki pertimbangan lainnya yang membuat dia akhirnya berubah pikiran untuk menghadirkan konsep tersebut. Misalnya, salah satunya adalah teknik dari Shinobu yang bisa membuat seseorang bisa bertambah usianya.

Tujuan Utama Oden di One Piece

Sepanjang arc Wano, kita mengetahui bahwa Kozuki Oden memiliki misi utama untuk membuka perbatasan wilayah Wano. Hal ini sudah terjadi selama ratusan tahun, dengan alasan demi menyambut sosok Joy Boy. Bahkan, sebelum kematiannya pun Oden masih memiliki mimpi tersebut yang kemudian dia serahkan kepada penerusnya dan juga bawahannya, Red Scabbards.

Namun, yang menarik adalah pada awalnya Oda Sensei justru tidak ingin membuka perbatasan wilayah Wano. Oden ingin mengubah apa yang terjadi di Wano dengan menyatukan seluruh penduduk dari negara Wano. Tidak diketahui apa yang kemudian menjadi alasan Oda mengubah ide tersebut. Namun, mungkin secara narasi, ide bagaimana membuka perbatasan Wano jauh lebih masuk akal.

BACA JUGA: One Punch Man: Bumi Terancam Hancur?

Kozuki Oden Tewas Secara Seppuku

Kematian Kozuki Oden menjadi salah satu peristiwa yang memilukan di seri One Piece, dan juga menjadi peristiwa yang berpengaruh di sepanjang arc ini. Momen itu yang akhirnya menginisiasi perjuangan Red Scabbards untuk membalas dendam kematian sang tuan. Dalam ceritanya sendiri, Kozuki Oden tewas setelah dia tertembak di bagian kepala oleh Kaido setelah sebelumnya dia berhasil selamat saat dimasak hidup-hidup.

Kematian dari Oden ini mungkin menjadi momen yang memilukan dan berhasil menggerakan hati seluruh penduduk Wano. Namun, Oda pada awalnya ingin memperlihatkan sesuatu yang cukup gelap. Kematian Oden bukan diakibatkan oleh eksekusi mati Kaido, melainkan akibat bunuh diri. Dan dia juga awalnya akan tewas di usia 62 tahun.

BACA JUGA: One Piece: Jenis Buah Iblis ini Masih Misteri!

Eiichiro Oda memang tidak asing dengan menghadirkan kejutan dalam ceritanya. Semua hal itu tentunya semata-mata demi menghadirkan suguhan yang menarik bagi para fansnya. Selain itu, Oda juga mungkin berpikir tentang apa yang jauh lebih baik untuk ceritanya. Bukan hal yang mustahil jika kemudian serinya akan “hancur” karena Oda salah memilih konsep atau elemen yang akan muncul dalam ceritanya.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.