Sebagai seri paling laris di seluruh dunia, rasanya wajar jika One Piece kemudian memiliki komunitas fan yang sangat besa. Mereka tersebar bukan hanya di Jepang, tetapi juga di luar Jepang. Para fans inilah yang membuat seri One Piece bisa bertahan selama lebih dari 20 tahun. Berbagai teori, spekulasi, dan juga hal-hal lainnya menjadi “bumbu” bagi seri karya Eiichiro Oda ini.

Dengan besarnya komunitas One Piece, rasanya wajar jika ada pro dan kontra muncul di sepanjang serinya. Hal ini pun terjadi di berbagai seri besar lainnya. Selain itu, tidak jarang juga ada berbagai kontroversi yang muncul di sepanjang ceritanya. Ada beberapa kontroversi besar yang muncul di kalangan fans sampai sekarang. Apa saja? Berikut adalah pembahasannya.

BACA JUGA: My Hero Academia: 10 Quirk yang Dicuri All For One!

Warna Kulit Nico Robin

Saat pertama kali muncul di arc Alabasta, Nico Robin memiliki warna kulit yang gelap. Namun, pasca time-skip warna kulitnya berubah menjadi lebih cerah. Sebagian fans beranggapan bahwa kulit gelap tersebut karena terbakar matahari, karena Alabasta adalah wilayah gurun. Namun, dalam cerita kilas baliknya Robin nampak memiliki warna kulit yang gelap sejak kecil. Hal ini pun memunculkan kontroversi di kalangan fans.

Sebagian fans beranggapan bahwa ada upaya “whitewashing” yang muncul di seri ini. Namun, Oda sendiri menyatakan bahwa sedari awal memang seharusnya kulit Robin berwarna putih. Dalam kolom SBS, Oda menjelaskan bahwa jika dalam kehidupan nyata, Robin berasal dari Rusia. Karena itulah, Toei Animation kemudian mulai merubah warna kulit dari Robin.

Standar Karakter Wanita One Piece

Salah satu kontroversi yang paling banyak muncul dari seri ini adalah bagaimana Oda Sensei menggambarkan sosok karakter wanita. Oda Sensei memang memiliki gaya (art style) yang sangat eksentrik, dan itu menjadi salah satu ciri khas dari seri ini. Tapi, bagaimana Oda Sensei menggambarkan karakter wanita, khususnya pada bagian anatomi tubuh mereka, cukup banyak mengundang reaksi negatif.

Sejauh ini hanya ada dua “kategori” yang masuk dalam karakter wanita One Piece. Sangat feminin, cantik, dan menawan atau sangat aneh. Oda Sensei seolah memberikan sebuah garis pembatas yang sangat jelas antara cantik dan kurang menawan. Contohnya, biasanya para karakter dengan tubuh yang cantik adalah para protagonis (meskipun ada juga karakter jahat seperti Kalifa dari CP-9) atau karakter sampingan “pelepas stress” dalam cerita.

BACA JUGA: Jujutsu Kaisen: 4 Tubuh ini Pernah Dikuasai Kenjaku!

Jenis Kelamin Yamato

Selain menghadirkan pertempuran epik dan berbagai fakta menarik, arc Wano juga menyuguhkan beberapa kontroversi yang berkembang di kalangan fans. Salah satu yang paling besar adalah jenis kelamin dari Yamato. Pertama, Yamato begitu memuja sosok Oden, sampai-sampai dia mengadopsi identitasnya. Dia mengaku sebagai laki-laki dan juga bertingkah laku layaknya laki-laki.

Kemudian, Kaido dan juga bajak laut Beast sering kali menganggap Yamato sebagai seorang laki-laki. Padahal, faktanya, Yamato adalah seorang perempuan. Dalam Vivre Card pun identitas dari Yamato dijelaskan sebagai wanita. Hal inilah yang membuat para fans bingung dan muncul berbagai kontroversi. Sebelum fakta tentang identitas Yamato muncul, ada fans yang bahkan menganggap bahwa Yamato merupakan transgender seperti halnya Kikunojo dan para Okama.

Kekalahan Kaido

Selain identitas Yamato, kontroversi besar di arc Wano lainnya adalah kekalahan Kaido. Hal ini baru saja terjadi di chapter 1050 kemarin. Setelah bertarung cukup lama dan melelahkan, akhirnya Luffy berhasil mengalahkan Kaido. Namun, kekalahan Kaido ini banyak memunculkan tanda tanya dan juga kontroversi lainnya. Misalnya, apakah Kaido benar-benar kalah? Apa yang terjadi kepada Kaido?

 

Kekalahan Kaido tersebut juga nyatanya tidak membuat para fans puas. Pasalnya, ada banyak hal tentang sosok Kaido yang masih menjadi tanya tanya besar. Misalnya, apakah Kaido memang sudah membangkitkan kekuatan iblisnya. Sebagian fans beranggapan bahwa Kaido belum menggunakan kekuatan penuhnya. Entah apakah Oda memang terburu-buru dalam menggarap ceritanya atau ada hal lain, yang pasti ini menjadi sesuatu yang membuat fans “terpecah belah.”

BACA JUGA: One Piece: Benarkah Admiral Setara Yonko?

Kematian Para Karakter

Salah satu dari sekian banyak elemen yang menarik dan luar biasa dari seri One Piece adalah bagaimana Eiichiro Oda, selaku kreator seriesnya, tidak membunuh banyak karakter antagonis. Hal ini tentunya membuka kesempatan bagi karakter tersebut untuk bisa kembali muncul di berbagai arc atau cerita selanjutnya. Contohnya adalah Crocodile yang kembali muncul dalam cerita perang besar di Marineford.

Namun, bagaimana Oda tidak berani “membunuh” para karakter di ceritanya menjadi kontroversi paling besar di sepanjang serinya. Sejak awal serinya, sampai saat ini, hal tersebut masih menjadi kritik besar dari para fans terhadap Oda Sensei. Tidak jarang Oda menghadirkan hal yang tidak masuk akal agar sebuah karakter tidak tewas dalam ceritanya. Dan hal inilah yang terkadang membuat para fans kesal.

Kontroversi akan selalu muncul dalam sebuah cerita, terlepas sebesar dan sekompleks apa pun cerita atau pun serinya. Dan One Piece pun tidak luput dari hal tersebut. Meskipun begitu, rasanya memang wajar mengingat Oda membuat semua keputusannya sendiri. Mungkin, kedepannya Oda bisa sedikit mengurangi hal-hal yang bisa menimbulkan kontroversi.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.