My Liberation Notes, atau Naui Haebangilji, adalah drama Korea Selatan yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat di kalangan penggemar. Serial yang telah memasuki minggu ke-13 penayangan ini bercerita tentang quarter life crisis dari tiga bersaudara yang bernama Gi-jeong, Chang-hee, dan Mi-jeong. Karena itulah, banyak penggemar Indonesia yang merasa ‘sangat relate‘ dengan cerita serial drakor bergenre slice of life ini. Dari mulai masalah pekerjaan sampai percintaan, berikut lima masalah kehidupan yang ada di serial My Liberation Notes!

Waktu Habis Demi Bekerja

Sejak episode pertamanya tayang, sampai sekarang masih terasa betapa kerasnya kehidupan Yeom bersaudara dari Sanpo yang harus bekerja di Seoul. Gi-jeong (Lee El), Chang-hee (Lee Min-ki), dan Mi-jeong (Kim Ji-won), setiap harinya harus berangkat pagi menaiki kendaraan umum selama satu jam setengah dari Sanpo ke Kota Seoul untuk masuk kerja. Setelah bekerja dari pagi sampai sore, kemudian mereka kembali berkumpul untuk menaiki kereta terakhir ke Sanpo dan tiba di rumah saat malam hari. Kisah ini sangat relate bagi pejuang rupiah khususnya di Indonesia, yang harus menempuh perjalanan jarak jauh untuk bekerja.

Kehidupan Kerja yang Penuh Intrik

Selain energi mereka harus terkuras selama perjalanan pulang-pergi ke kantor, kehidupan karier tiga bersaudara Yeom ini juga tidak selalu berjalan mulus. Misalnya si bungsu Mi-jeong yang selalu harus lembur karena perintah revisi dari atasan yang membencinya. Kemudian Chang-hee yang harus duduk bersebelahan dengan rekan kerja yang menyebalkan. Dan Gi-jeong yang bahasanya selalu dihina ‘kolot’ oleh salah satu koleganya. Walaupun begitu, untungnya mereka juga mempunyai rekan kerja lain dan sahabat yang selalu menemani dan mendukung mereka di saat senggang.

Cinta yang Tidak Selalu Indah

Dari masalah pekerjaan, kehidupan Yeom bersaudara juga tidak luput dari masalah percintaan, seperti yang dialami oleh Mi-Jeong. Di awal serialnya, cukup jelas bahwa Mi-Jeong harus menanggung hutang mantan kekasih yang menggunakan namanya untuk meminjam uang ke bank. Kemudian ada juga sahabatnya, Hyeon-A, yang selalu bertengkar dengan kekasihnya sampai mengalami kekerasan verbal dan fisik. Sampai sekarang, Chang-hee juga bahkan tampaknya masih belum bisa move on dari mantan kekasihnya. Masalah toxic relationship dan kesulitan untuk move one seperti ini adalah dua masalah percintaan yang juga banyak menimpa remaja bahkan orang dewasa di Indonesia.

BACA JUGA: Pirates of the Caribbean: Jack Sparrow Akan Dimatikan?

Korelasi Usia dan Pernikahan

Meskipun tidak mengalami hubungan yang toxic, tetapi sang kakak pertama Gi-jeong juga merasakan maslash percintaan yang cukup pelik. Mengingat usianya yang sudah tidak lagi muda, Gi-jeong merasa frustrasi karena tidak kunjung menemukan jodoh. Dengan harapan ingin menikah, kriteria tinggi Gi-Jeong justru makin menyulitkannya untuk berpacaran dengan siapa pun. Syukurnya, sekarang dia telah menemukan Tae-Hun, seorang duda beranak satu yang sebelumnya sempat dia tidak inginkan. Masalah Gi-jeong ini mengajarkan kita bahwa rasa cinta jauh lebih penting dari ‘kriteria pasangan hidup’.

Restu Orang Tua Menghalangi Kebahagiaan

Terakhir, masalah kehidupan yang tidak kalah pelik adalah restu orang tua yang kerap berusaha menyetir kebahagiaan anaknya. Masalah ini tergambar jelas dalam kehidupan sang anak kedua Chang-hee, yang selalu berusaha meminta izin kepada orang tuanya untuk mengambil sebuah keputusan yang seharusnya membuat dia bahagia. Misalnya saat dia ingin mencicil mobil untuk berangkat kerja, ayahnya tidak yakin bahwa dia bisa membayarnya. Kemudian saat Chang-hee menawarkan peluang bisnis kepada ayahnya, dia justru harus kecewa karena ayahnya tidak pernah mendukung.

Cukup jelas bahwa berbagai masalah kehidupan drakor ini, umumnya terasa juga di kehidupan nyata. Masalah percintaan yang tidak seindah drakor, masalah perkerjaan yang tidak selalu mulus, hampir semua orang pasti pernah merasakannya, tanpa terkecuali di Indonesia. Namun, yang perlu dicatat, tidak semua kisah selalu berjalan buruk, karena ada saatnya juga bagi manusia untuk bahagia. Itulah pembahasan tentang masalah kehidupan di My Liberation Notes yang juga terjadi di dunia nyata.

Egie
Egie adalah content writer yang memiliki passion tinggi untuk topik pop culture seputar komik, film dan series. Bergabung sejak tahun 2021, kini Egie menjadi salah satu sosok paling di andalkan untuk covering berbagai hal seputar pop culture.