Buat Geeks pencinta seri atau franchise Naruto tentu sudah tidak asing dengan sosok Uzumaki Naruto yang merupakan protagonis utama dari serinya. Naruto merupakan sosok karakter yang memiliki cita-cita yang sangat besar, di mana dia ingin menjadi seorang Hokage atau pemimpin di desa Konoha. Bahkan, dia mengungkapkan mimpinya tersebut kepada semua orang.

Perjuangan dan kerja keras Naruto untuk menjadi seorang ninja hebat dan bagaimana dia berusaha untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang Hokage, merupakan salah satu daya tarik yang luar biasa dari serinya yang mana hal tersebut membuat banyak fans akhirnya jatuh cinta terhadap serinya. Namun, selain perjuangan Naruto dalam mewujudkan mimpi, ada hal lainnya yang juga tidak kalah menarik dari serinya.

Hubungan antara serigala ekor sembilan Kurama dan juga Naruto, menjadi hal lainnya yang tidak kalah menarik dari seri Naruto. Di awal serinya, Kurama digambarkan sebagai makhluk yang sangat mengerikan, selalu membawa kehancuran dan kebencian. Namun, Naruto pada akhirnya berhasil “menjinakan” Kurama dengan sikap dan sifatnya.

Hal itu pada akhirnya membuat Naruto dan Kurama menjadi teman dekat atau sahabat. Dan bahkan, sampai di momen terakhirnya kemarin, kita melihat bagaimana kesedihan yang dialami oleh Naruto saat dia mengetahui jika Kurama tewas. Namun, hubungan sebenarnya dari Naruto dan Kurama sangat berbeda di seri one-shot orisinal.

Sebelum Masashi Kishimoto merilis seri Naruto di Shonen Jump pada 1999, dia sempat membuat sebuah seri manga one-shot pada 1997 di Akamaru Jump, yang merupakan cabang dari Shonen Jump. Akamaru Jump merupakan penerbit yang berfokus pada seri manga one-shot. Dalam seri manga one-shot karya Kishimoto tersebut semuanya nampak berbeda dengan apa yang dihadirkan di seri Naruto sekarang.

Meskipun begitu, semuanya menjadi landasan dari cerita yang kita kenal sekarang setelah sempat mengalami berbagai revisi. Pada awalnya, Naruto diceritakan bukanlah seorang ninja, melainkan seorang anak dari arwah seekor rubah yang menyerang sebuah desa di gunung Oinari. Kepala desa tersebut menjadi satu-satunya yang selamat dari serangannya.

Setelah membunuh sang arwah rubah tersebut, kepala desa itu kemudian merasa kasihan terhadap Naruto dan kemudian membesarkannya di desa tersebut dengan harapan dia akan tumbuh menjadi rubah yang lebih baik dari ayahnya. Untuk membaur dengan manusia lain, Naruto kemudian menyamar menjadi sosok bocah nakal yang mencoba mencari seorang teman.

Di akhir ceritanya, Naruto mengungkapkan identitas aslinya sebagai seekor rubah. Semua yang dihadirkan dalam manga one-shot tersebut berbeda dengan apa yang dihadirkan di seri utama Naruto. Naruto dalam versi one-shot ini hanyalah seekor rubah kecil dengan sembilan ekor. Ide inilah yang kemudian Kishimoto terapkan dalam seri Naruto, termasuk seluruh cerita di dalamnya.

Berbeda dengan ayahnya yang sangat merusak dan senang menghancurkan sesuatu, Naruto tumbuh menjadi sosok yang baik dan menggunakan kekuatan rubahnya untuk keadilan, yang membuktikan bahwa sang kepala desa berhasil membesarkan Naruto dengan baik. Hal ini pun diperlihatkan dalam seri utamanya, di mana Naruto lebih senang menggunakan kekuatan Kurama untuk membuat dunia menjadi damai.

Tentunya akan sangat berbeda hasilnya jika kemudian seri Naruto yang sekarang masih tetap berpegang kepada cerita “aslinya.” Meskipun manga one-shot tersebut kemudian dibuat serialnya, rasanya efek yang akan ditimbulkan dalam ceritanya jika kemudian diceritakan bahwa Kurama adalah ayah dari Naruto akan sangat berbeda.

Bagaimana Minato kemudian menyerahkan jiwanya demi Naruto, dan bagaimana Naruto tidak menaruh dendam kepada Kurama yang sudah membunuh kedua orang tuanya, justru menjadi elemen yang menarik yang diadaptasi dan dihadirkan dalam seri utamanya yang memberikan dampak dan kesan mendalam bagi para fans.

Naruto Awalnya Bukan Ninja?

Berbicara mengenai cerita awal Naruto, ada sebuah fakta menarik lainnya yang juga muncul tentang karakter Uzumaki Naruto. Selama ini, kita tahu bahwa sejak kecil Naruto bermimpi menjadi ninja hebat dan seorang Hokage. Namun, dalam sebuah wawancara dengan majalah fan Naruti Meigen Shu pada 2013 lalu, Kishimoto sempat membeberkan ide awal dari serinya.

Dalam wawancara tersebut, pada awalnya dia melihat sosok Naruto bukan sebagai seorang ninja, melainkan seorang asisten dari chef di sebuah kedai ramen. Tidak ada aksi atau momen di mana tokoh utamanya dirasuki oleh makhluk supranatural dalam cerita tersebut. Tidak ada juga ide bagaimana Naruto akan berubah menjadi seorang ninja pada awalnya.

Namun, setelah Kishimoto berdiskusi dengan editornya, akhirnya Kishimoto pun merombak kembali semua ide termasuk karakter dan ceritanya. “Seharusnya ceritanya berfokus pada seorang remaja bernama Naruto yang memasak ramen. Namun, editorku pada saat itu mengatakan bahwa ‘cerita tersebut tidak akan berhasil.’ Aku harus mencari ide lainnya dan kemudian munculan ide tentang ninja.”

Fakta uniknya adalah Kishimoto pun sebenarnya tidak terlalu suka ninja. Kishimoto pada akhirnya setuju dengan ide ninja tersebut karena dia memang sangat menyukai berbagai cerita rakyat dan mitologi serta kebudayaan Jepang. Dan sebenarnya, Naruto sendiri diadaptasi dari sebuah nama makanan yang menjadi topping dalam semangkuk ramen, narutomaki. Bagaimana menurut kalian tentang hal ini Geeks?

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.