Akhir-akhir ini tayangan serial menjadi sebuah tren baru untuk menyampaikan narasi dan visi sebuah cerita yang tidak bisa tercukupi dengan durasi pendek dari sebuah film. Apalagi di era modern seperti sekarang ini justru tayangan serial yang bisa disaksikan secara streaming menjadi sebuah kebutuhan hiburan setiap individu, di mana kemudahan mengakses sebuah tayangan membuat penyedia saluran streaming berlomba-lomba menciptakan serial yang berkualitas dan menarik.

Dari semua genre tayangan serial, medieval fantasy adalah salah satu yang paling diminati oleh para penggemar. Karena genre seperti ini cenderung memang hanya bisa dinikmati dengan jumlah episode yang banyak, sehingga setiap jengkal dunia mitologinya dapat digambarkan dengan baik. Salah satu serial medieval fantasy yang sangat populer adalah Game of Thrones. Sementara serial Game of Thrones telah selesai setelah berjalan delapan tahun, kali ini ada penantang baru yaitu Wheel of Time yang mempunyai banyak potensi untuk sukses. Jika keduanya dibandingkan, mana yang lebih epik?

Wheel of Time

Wheel of Time adalah serial fantasi yang tayang secara eksklusif di saluran streaming Amazon Prime Video. Serial yang digarap oleh Sony Pictures Television dan Amazon Studios ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Robert Jordan. Novel Wheel of Time sendiri adalah novel populer yang volume pertamanya dirilis pada tahun 1990, dan telah selesai dengan volume ke-14 yang dirilis pada tahun 2013. Pada tahun 2021, serial novel ini telah terjual lebih dari 90 juta kopi di seluruh dunia, menjadikannya salah satu novel fantasi epik terlaris setelah The Lord of the Rings.

Melihat kesuksesan novel tersebut, Sony dan Amazon kemudian menunjuk Rafe Judkins sebagai showrunner Wheel of Time. Judkins sendiri sebelumnya terkenal sebagai penulis serial Marvel’s Agents of SHIELD. Serial ini berfokus pada seorang penyihir Aes Sedai bernama Moiraine (Rosamund Pike). Dalam petualangannya, Moiraine dilindungi oleh seorang ahli pedang bernama al’Lan Mandragoran (Daniel Henney).

Di semestanya, Aes Sedai adalah sekelompok penyihir kuat yang hanya diisi oleh para wanita. Dan para Aes Sedai, khususnya Moiraine percaya bahwa seorang reinkarnasi Naga telah terlahir dua puluh tahun lalu, sehingga dia harus segera mencari sosok tersebut dan menggiringnya untuk menyelamatkan dunia, sebelum The Dark One menemukan dan membunuhnya terlebih dahulu.

Selain Pike dan Henney, serial ini dibintangi juga oleh Zoë Robins sebagai Nynaeve al’Meara, Madeleine Madden sebagai Egwene al’Vere, Josha Stradowski sebagai Rand al’Thor, Marcus Rutherford sebagai Perrin Aybara, Barney Harris sebagai Mat Cauthon, Kate Fleetwood sebagai Liandrin Guirale, dan Priyanka Bose sebagai Alanna Mosvani. Pada tanggal 19 November kemarin, serial Wheel of Time baru saja merilis tiga episode perdananya dan telah menuai banyak respons positif. Lima episode berikutnya akan dirilis setiap minggu dan rencananya selesai pada tanggal 24 Desember 2021.

Game of Thrones

Game of Thrones adalah serial HBO yang pertama kali tayang dengan Season 1-nya pada tahun 2011, dan selesai dengan Season 8 pada tahun 2019. Digarap oleh David Benioff dan D. B. Weiss, serialnya diadaptasi dari novel fantasi berjudul A Song of Ice and Fire karya George R. R. Martin. Novelnya sendiri dirilis pertama kali pada tahun 1996 dan masih berjalan sampai sekarang, terakhir kali Martin menulis volume kelimanya pada tahun 2011. Dan pada tahun 2019, novelnya telah terjual sebanyak 90 juta kopi di seluruh dunia.

Serial Game of Thrones berlatar lokasi di Seven Kingdoms, Westeros, dan menceritakan beberapa alur plot secara bersamaan. Dimulai dengan peperangan di antara Tujuh Kerajaan yang memperebutkan kekuasaan penuh atas Westeros, serialnya kemudian bergeser ke Dothraki Sea di mana seorang karakter utama bernama Daenerys Targaryen (Emilia Clarke) diasingkan dan mulai menjalani hidup sebagai ibu dari tiga naga, dan terakhir plot serial menjadi berfokus pada Jon Snow (Kit Harington) yang memperingatkan Tujuh Kerajaan bahwa mereka harus bersatu demi menghadapi pasukan White Walker.

White Walker adalah sekelompok zombie es yang dipimpin oleh Night King, tujuan utama Night King adalah menghapus semua ingatan ras manusia melalui kematian Three Eyed Raven dan membuat dunia diselimuti oleh musim dingin selamanya. Selain naga dan zombie es, dunianya diisi dengan banyak makhluk-makhluk mitologi lainnya seperti raksasa dan direwolf, begitu juga dengan para penyihir dan sekte-sekte agama.

Selain Clarke dan Harington, serialnya juga dibintangi oleh Sophie Turner sebagai Sansa Stark, Maisie Williams sebagai Arya Stark, Isaac Hempstead-Wright sebagai Bran Stark, Lena Headey sebagai Cersei Lannister, Nikolaj Coster-Waldau sebagai Jamie Lannister, Peter Dinklage sebagai Tyrion Lannister, dan masih banyak lagi. Walaupun ending serialnya banyak yang menilai terlalu dipaksakan, kesuksesan Game of Thrones telah membawa para aktornya makin bersinar di industri perfilman Hollywood.

Wheel of Time Vs. Game of Thrones

Wheel of Time (WOT) dan Game of Thrones (GOT) sama-sama mempunyai genre fantasi. perbedaannya terletak pada sudut pandang utama serialnya, jika WOT melihat dari sudut pandang seorang penyihir yang mencoba mencari sosok sentral, GOT justru melihat dari sudut pandang seorang kesatria atau penerus klan yang berusaha untuk menjadi sosok sentral tersebut. Sama seperti Aes Sedai, di GOT juga terdapat kelompok penyihir yang disebut Red Priestess. Sedangkan di WOT sejauh belum ada ksatria yang terlalu mencolok.

Yang menarik dari WOT adalah pemeran utamanya diperankan oleh aktris yang namanya sudah terkenal, yaitu Rosamund Pike. Pike terkenal membintangi film-film sukses, seperti Die Another Day (2002) Johnny English Reborn (2011), Wrath of the Titans (2012), Jack Reacher (2012), dan Gone Girl (2014). Sedangkan Emilia Clarke baru terkenal setelah berperan dalam GOT, kedepannya dia dipastikan akan berperan di serial Marvel mendatang yang berjudul Secret Invasion, dan Kit Harrington baru saja terlibat dalam film Marvel Eternals sebagai Black Knight.

Secara budget, sepertinya WOT lebih berani daripada GOT. Karena jika membandingkan tiga episode awal kedua serialnya, WOT sudah memperlihatkan banyak CGI sihir dan make-up pasukan monster Trolloc. Sedangkan GOT sendiri baru memunculkan banyak CGI setelah Season 1 selesai dan mulai populer. Hal tersebut tidak aneh, mengingat GOT lebih menitik beratkan fokus serialnya ke cerita yang berat dan mendetail, sedangkan cerita WOT terasa lebih sederhana dan linier.

Jika harus memilih di antara keduanya, Game of Thrones sepertinya lebih epik dari segi plot, alur cerita, karakter, dan semestanya, sedangkan Wheel of Time sejauh ini baru unggul dari segi kualitas CGI yang berani. Walaupun untuk saat ini GOT lebih epik, tetapi perjalanan WOT masih panjang dan memiliki banyak potensi untuk lebih sukses dari GOT, dengan catatan WOT tidak mengulangi kesalahan ending GOT yang terlalu dipaksakan.

Walaupun mungkin terkesan tidak “apple to apple” karena jumlah episode kedua serialnya berbeda, tetapi sejauh ini terbukti banyak penggemar GOT yang menikmati serial baru WOT. Jadi, tidak ada salahnya membandingkan keduanya agar kita yang baru menonton salah satunya atau yang sama sekali belum menonton keduanya, bisa memutuskan untuk melihat serial GOT atau WOT. Yang jelas Game of Thrones sudah epik dengan kedelapan season-nya, dan Wheel of Time mempunyai potensi untuk menjadikan serialnya lebih epik.

Egie
Egie adalah content writer yang memiliki passion tinggi untuk topik pop culture seputar komik, film dan series. Bergabung sejak tahun 2021, kini Egie menjadi salah satu sosok paling di andalkan untuk covering berbagai hal seputar pop culture.