Apa yang sebenarnya terjadi kepada Sabo saat arc Reverie masih menjadi sebuah pertanyaan besar di kalangan fans One Piece. Banyak yang menduga bahwa Sabo sudah tewas, tetapi ada juga yang berpendapat bahwa Sabo masih hidup hanya saja kondisinya kritis. Namun, jika pun Sabo memang benar tewas, besar kemungkinan dia tidak akan tewas secara off-screen.

Mengingat dia adalah karakter penting dalam ceritanya, jika Sabo diceritakan tewas maka sudah seharusnya momen kematiannya diperlihatkan secara langsung, misalnya dengan cara dieksekusi secara publik. Hal tersebut tentunya akan mengingatkan kita pada proses eksekusi Gol D. Roger dan juga Ace, di mana Pemerintah Dunia mengeksekusi keduanya secara publik.

Di sisi lain, eksekusi Sabo secara terbuka dan disiarkan ke seluruh dunia memiliki keuntungan lainnya. Pihak Pemerintah Dunia bisa menggunakan Sabo untuk memancing Dragon dan Pasukan Revolusi untuk muncul dan kemudian menghancurkan mereka. Skenario ini sama seperti ketika angkatan laut memancing pasukan seluruh pasukan Whitebeard untuk datang ke Marineford.

Dalam sebuah teori yang berkembang di kalangan fans disebutkan bahwa reaksi yang diperlihatkan oleh Makino, Koala, dan yang lain sebenarnya mereka bukan menangis karena Sabo tewas. Mereka tahu bahwa Sabo dijebak dan difitnah atas apa yang terjadi di Alabasta. Namun, ada pertanyaan besar yang kemudian muncul dari teori ini.

Jika memang sedari awal niat Pemerintah Dunia adalah menjebak Sabo, mengapa kemudian mereka mencoba untuk menutupi kabar tentang kekacauan di Alabasta? Bukankah seharusnya mereka senang jika Pasukan Revolusi menjadi kambing hitam? Ada kemungkinan bahwa Pemerintah Dunia tidak mau publik tahu fakta sebenarnya peristiwa tersebut.

Lalu, apa fakta sebenarnya dari peristiwa tersebut? Pemerintah Dunia berusaha untuk menghancurkan keluarga Nefertari, yang dianggap sebagai pengkhianat. Karena misi “pembersihan” tersebut gagal, mereka kemudian mencoba menutupi kabar tersebut dari mata dunia seperti peristiwa Ohara dahulu. Apa buktinya bahwa Sabo belum tewas?

Dalam chapter 956 diperlihatkan mereka mengekspresikan rasa khawatir terhadap Sabo. Tidak ada yang khawatir tentang para komandan Pasukan Revolusi lainnya seperti Morley, Lindberg, dan Karasu. Namun, mereka menyebutkan bahwa para komandan lainnya tidak bisa dihubungi untuk alasan tertentu atau mungkin ada hal lainnya.

Sehingga kemungkinan besar surat kabar Morgan hanya mengabarkan perihal Sabo, dan bukan para komandan lainnya. Hal ini memberikan petunjuk bahwa para komandan Pasukan Revolusi lainnya dalam keadaan aman. Mungkin mereka kabur bersama karakter lainya – seperti Vivi – ke tempat yang aman. Sabo sendiri mungkin memilih untuk menahan serangan sampai Vivi dan yang lain selamat.

Seperti yang kita ketahui, keluarga Nefertari memang saat ini menjadi incaran Pemerintah Dunia setelah mereka dianggap sebagai pengkhianat. Vivi pun termasuk dalam daftar incaran mereka. Dalam salah satu chapter diperlihatkan bagaimana Im merasa marah dan seolah menginginkan Vivi untuk tewas.

Bagaimana kemudian Vivi dan komandan Pasukan Revolusi lainnya bisa kabur dari kejaran Pemerintah Dunia? Pasukan Revolusi memiliki komandan dengan kemampuan dahsyat. Contohnya adalah Morley yang bisa menggali terowongan bawah tanah dengan sangat mudah. Hal ini berkat kemampuan buah iblisnya. Bahkan, penyusupan ke Mary Geoise pun bisa berhasil berkat buah iblis Morley.

Sedangkan Karasi bisa membawa orang untuk terbang seperti diperlihatkan dalam chapter 794. Hal ini mungkin yang menjadi alasan mengapa surat kabar Morgan tidak menyebutkan para komandan Pasukan Revolusi lainnya, karena hanya Sabo yang memutuskan untuk tetap tinggal dan menahan serangan, dikala semuanya kabur dan menyelesaikan misi.

Ditangkapnya Sabo ini mungkin akan menjadi jalan awal skenario yang muncul dalam salah satu teori yang pernah di bahas, di mana Luffy dan kelompok Topi Jerami akan muncul untuk menyelamatkan Sabo dari proses eksekusi. Dan momen ini, kita mungkin akan melihat Luffy dan armada besar Topi Jerami miliknya yang siap membantu Luffy membebaskan Sabo. Kita nantikan saja ya Geeks bagaimana nasib Sabo selanjutanya.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.