Pertarungan para monster terjadi dalam pertempuran tiga geng besar di Tokyo yaitu Rokuhara Tandai, Brahman, dan Kantou Manji. Dalam chapter sebelumnya kita melihat bagaimana dua sosok legendaris dari kelompok Black Dragon – Wakasa dan Benkei – bertarung menghadapi Terano South. Kita kemudian melihat masa lalu dari kedua legenda tersebut, di mana mereka dahulu merupakan pemimpin dari dua bagian besar geng di Tokyo.

Wakasa merupakan pemimpin geng di Tokyo bagian barat, sedangkan Wakasa merupakan pemimpin geng di Tokyo bagian Timur. Kekuatan dan ketangguhan mereka membuat keduanya mampu menjadi yang terbaik dari dua bagian wilayah tersebut. Namun, berkat Shinichiro Sano, mereka kemudian bisa bersatu dan inilah yang kemudian menjadi awal mula terbentuknya geng Black Dragon.

Di sisi lain, kita juga melihat masa lalu dari South yang ternyata sedari kecil dia sudah harus menjalani hidup yang berat. Ibunya sakit-sakitan dan dia harus hidup di lingkungan kriminal di wilayah Favela, Brazil. Sejak umur 5 tahun dia sudah membunuh orang lain, dan pada 12 tahun dia sudah menjadi pemimpin kriminal di wilayahnya.

Link Baca Komik Tokyo Revengers Chapter 227 Bahasa Indonesia: Rencana Mikey untuk Melawan Geng Black Dragon - Mantra SukabumiDalam chapter 227 kemarin, kita melihat bagaimana pertarungan Benkei dan Wakasa melawan South sepertinya tidak seperti yang diduga. Benkei dan Wakasa kagum dengan daya tahan dan juga kekuatan dari South. Benkei menganggap bahwa masih ada sosok monster seperti South saat ini. Kedua legenda tersebut nampak sudah kelelahan menghadapi South, sedangkan South sendiri nampak masih segar bugar.

Lalu, apa yang terjadi pada chapter 228? Chapternya sendiri akan berjudul “Beat The Hell Out.” Chapternya sendiri masih akan berfokus pada pertarungan Benkei dan Wakasa menghadapi South. Chapter dibuka dengan kelanjutan pertarungan ketiga karakter ini. Kita kemudian melihat bagaimana kemampuan refleks dari Wakasa yang luar biasa, di mana dia mampu menghindari pukulan cepat dari South.

Semua anggota dari Rokuhara Tandai benar-benar terkejut oleh kecepatan dari Waka. Dalam waktu yang singkat juga, Wakasa mampu membalas serangan dari South tersebut dengan tendangan yang dahsyat secara terus menerus.  Di sisi lain, Benkei pun terus menyerang South dengan seluruh kemampuan dan kekuatannya. Takemichi hanya bisa terkagum-kagum melihat situasi tersebut.

Bocoran Spoiler Tokyo Revengers Chapter 227: Waka, Benkei vs Terano - Kebumen TalkMikey sendiri diperlihatkan masih memperhatikan dan mengawasi pertempuran. Kokonoi pun kembali bertanya kepada Mikey apakah mereka tidak ingin mulai untuk bergerak dan ikut dalam pertempuran tersebut. Kokonoi pun memaksa Mikey untuk segera ikut bertempur. Menurut Kokonoi, jika hal ini terus terjadi maka bisa dipastikan Brahman yang akan menang. Mikey sendiri tidak bereaksi banyak mendengar hal itu.

South berbicara tentang masa lalunya, dan memperlihatkan bekas luka yang ada di sekitar lehernya. Ketika membahas hal ini, ekspresi South pun kemudian berubah drastis. Takemichi juga melihat hal tersebut, dan yang terbersit dalam pikirannya adalah sikap mengerikan dan juga gelap yang dimiliki oleh Mikey. Setelahnya, South benar-benar kehilangan kendali atas dirinya.

Link Baca Komik Tokyo Revengers Chapter 227 Bahasa Indonesia, Konflik Antara Mikey dan Rokuhara - Mantra SukabumiDia menghajar Wakasa dan Benkei secara berulang-ulang sampai keduanya tidak sadarkan diri. South sendiri mengatakan hanya mereka yang dicintai atau diliputi oleh kegelapan yang mampu merasakan hal tersebut. Dan South mengatakan bahwa Mikey pun mampu merasakannya. Mikey sendiri diperlihatkan sepertinya setuju dengan apa yang diungkapkan oleh South.

Takeomi sendiri nampak tidak percaya bahwa Wakasa dan Benkei berhasil dikalahkan. Melihat hal itu, Senju pun kemudian marah besar. Dia kemudian maju ke arah South. Melihat hal tersebut South nampak senang dan bahagia. Dia pun menantang Senju untuk bertarung. Senju sendiri mengatakan bahwa dia akan menghancurkan South.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.