Apakah Kozuki Hiyori merupakan sosok burung pegar dalam pertempuran di Onigashima, dan bukan sosok Marco seperti yang orang perkirakan? Seperti yang kita ketahui, arc Wano Country merupakan salah satu arc yang palik unik dan epik di sepanjang seri One Piece. Dengan skala pertempuran yang jauh lebih masif, arc Wano menghadirkan sesuatu yang berbeda seperti banyaknya unsur tradisional yang hadir di ceritanya.

Wano merupakan sebuah wilayah yang sangat terisolir dari dunia, karena letak geografisnya yang berada di atas sebuah gunung. Hal inilah yang membuat Wano sangat sulit dijangkau oleh semua orang. Informasi yang masuk atau pun keluar dari Wano benar-benar sangat terbatas, bahkan hampir tidak ada. Karena itulah wilayah Wano tidak seperti wilayah lain yang sudah jauh lebih modern. Nuansa tradisional dari zaman feodal Jepang begitu kental.

Dengan nuansa tradisional Jepang yang begitu terasa, Oda Sensei seolah sangat maksimal menghadirkan berbagai elemen menarik di ceritanya, seperti mengadaptasi sebuah cerita rakyat. Banyak fans meyakini bahwa arc Wano ini terinspirasi dari kisah Momotaro. Dalam ceritanya, seorang anak bernama Momotaro berusaha untuk mengalah penjahat (Oni) yang sering mengancam desanya.

Dalam perjalanan dia bertemu dengan beberapa hewan yang kemudian menjadi teman perjalannya. Mereka adalah seekor anjing, seekor kera, dan burung pegar. Sebelumnya, banyak fans yang kemudian beranggapan bahwa Marco the Phoenix adalah karakter yang merepresentasikan burung pegar. Namun, ada sebuah teori lain yang menyebutkan bahwa sosok lain mungkin menjadi representasi burung tersebut.

Momonosuke sendiri mengisi peran dari Momotaro. Dia merupakan pewaris resmi dari Wano dan naga yang akan menggantikan Kaido, yang dilihat sebagai sosok penjaga (Guardian Deity). Kemudian Monkey D. Luffy merepresentasikan sosok monyet yang sudah sejak lama ditunggu oleh para penduduk Wano, untuk membawa fajar baru bagi Wano.

Seperti yang diungkapkan oleh Yamato, berdasarkan dari apa yang dia baca dari buku catatan harian Kozuki Oden, Luffy merupakan sosok yang ditakdirkan akan muncul. Dia juga bahkan disebut sebagai sang dewa penjaga oleh Hyogoro saat pertempuran di Onigashima berlangsung. Kemudian Yamato merepresentasikan anjing. Tiga samurai legendaris Wano memutuskan untuk mengorbankan diri mereka, demi meyakinkan Yamato bisa ikut dalam pertempuran di 20 tahun yang akan datang, yaitu pada masa sekarang.

Meski pun dia adalah anak dari Kaido, dia bersumpah untuk bertarung demi kebebasan Wano. Dia pun memakan buah iblis Inu Inu no Mi, yang mana menariknya hewan yang menjadi kekuatan buah iblis Yamato merupakan sosok penjaga dari Wano, sosok penting, menurut Kaido. Dan terakhir, seperti yang disebutkan di atas bahwa sebelumnya sosok burung pegar diwakili oleh Marco the Phoenix.

Marco memang memiliki koneksi dengan Oden, di mana dahulu mereka pernah satu kru di kelompok Whitebeard. Namun, apakah peran dan koneksinya sudah berada dalam level “dewa penjaga” dari Wano? Berdasarkan dari apa yang terjadi sampai sejauh ini di pertempurannya, marco sepertinya hanya mencoba membantu Luffy dan mereka yang berjuang demi pembebasan Wano.

Hal ini bisa dilihat dari Marco yang mencoba menghalang-halangi dan menahan Big Mom, membantu menyembuhkan Ice Demon, serta menahan dua All-Stars lainnya. Namun, dia tidak bertarung menghadapi Kaido. Marco pun bisa dibilang bukanlah “bintang” dari pertempuran ini. Dia menyebutkan bahwa sekarang adalah eranya dari para generasi muda.

Marco pun lebih memilih untuk membawa dan membantu Zoro naik ke atas atap istana Kaido untuk bergabung dengan Luffy, dan kemudian kembali membantu yang lain, dibandingkan harus ikut bertarung menghadapi Kaido. Meski pun Marco sebenarnya bisa memenuhi deskripsi dari burung pegar dalam kisah Momotaro, namun sepertinya ada sosok lain yang dianggap lebih pantas dibandingkan Marco. Dan dalam teorinya disebutkan bahwa Hiyorilah yang lebih cocok mengisi peran ini.

Tiga Saudara Yang hebat

Di chapter 1025 kemarin, kita mendapatkan sedikit cerita tentang masa lalu dari Yamato. Dan Oda mungkin kembali mengadaptasi cerita rakyat lainnya yaitu tentang Amaterasu, di mana mereka mengurungnya di Ame no Iwayato atau the Heavenly Rock Cave. Amaterasu merupakan salah satu dari tiga saudara yang hebat (three divine siblings) dalam cerita raktyat Jepang.

Dua saudaranya yang lain adalah Susanoo dan Tsukiyomi. Momonosuke sepertinya mengisi peran dari Susanoo. Dalam ceritanya, Susanoo merupakan orang yang membunuh ular berkepala 8 yaitu Yamata no Orochi dengan pedang Ame no Habakiri. Ini merupakan nama pedang yang sama dari salah satu pedang milik Oden yang diwariskan kepada Momo.

Meski pun Yamato dan Momonosuke bukanlah saudara kandung seperti halnya ketiga saudara yang hebat tersebut, mereka memiliki niat dan tujuan yang sama untuk membuka kembali perbatasan Wano. Dan secara teknis, sebenarnya Yamato dan Momonosuke merupakan saudara kandung. Hal ini dikarenakan buah iblis buatan Vegapunk yang dimakan oleh Momonosuke, berasal dari DNA Kaido.

Jadi, jika kemudian kita merunut pada cerita tentang tiga saudara hebat ini, artinya satu sosok lainnya merupakan yang memang juga merupakan saudara kandung dari Momo. Tidak lain dia adalah Kozuki Hiyori. Jika kemudian Yamato mewakili Amaterasu dan Momo adalah Susanoo, artinya Hiyori mewakili sosok Tsukiyomi yang erat kaitannya dengan bulan. Salah satu detail menarik sempat diperlihatkan dalam kilas balik cerita Kozuki Oden, di mana saat Hiyori kecil bermain shamisen, dia memainkan sebuah lagu yang berjudul ‘Tsukihime’ atau Putri Bulan.

Kozuki Hiyori Sebagai Burung pegar

Ada juga beberapa detail lainnya yang menjadi petunjuk bahwa Hiyori adalah burung pegar dalam cerita Momotaro. Saat pertama kali diperkenalkan dalam cerita, di motif kimono yang dia kenakan terdapat gambar burung yang cukup besar. Gambarnya sendiri menyerupai burung merak. Hal ini sama dengan Momonosuke yang memiliki motif buah persik (peach/momo) di kimono yag dia kenakan.

Burung pegar hijau merupakan burung nasional Jepang. Burung betinanya diketahui sangat melindungi sarang dan anak-anaknya, meski pun nyawa mereka terancam. Saat Kozuki Toki terkurung di istana Oden yang terbakar, dia melindungi kedua anaknya. Jika kemudian Momonosuke mewarisi tekad ayahnya, maka logikanya Hiyori akan mewakili tekad dari ibunya yaitu Kozuki Toki.

Kozuki Hiyori pun sempat melakukan hal yang sama seperti ibunya, di mana dia rela mengorbankan nyawanya demi O-Toko yang diancam oleh Orochi. Hiyori juga mampu mengobati luka Zoro, dan bahkan dia juga yang diasumsikan muncul di Onigashima dan merawat para Red Scabbards. Dengan terungkapnya masa lalu Denjiro, kita tahu bahwa Hiyori masih memiliki niat yang belum terlaksana dan masih dirahasiakan.

Itulah mengapa Denjiro hanya mengungkapkan identitas aslinya pada momen terakhir, ketika mereka pergi ke Onigashima. Logikanya, jika Denjiro selama 20 tahun mampu menyaman menjadi Kyoshiro dan melindungi Hiyori yang juga menyamar sebagai Komurasaki, artinya Hiyori pun tidak jauh berbeda seperti halnya Denjiro. Ada banyak rahasia yang kemudian muncul dan terlibat dalam penyamaran mereka, seperti ketika Denjiro mempersiapkan kantung darah untuk menghabisi sosok Komurasaki.

Jika Denjiro mampu memiliki teknik rahasia seperti itu, artinya mungkin Hiyori pun memiliki aksi yang sudah dia persiapkan. Pertempuran di Onigashima benar-benar menghadirkan sesuatu yang luar biasa, terutama dalam hal mengejutkan para fans. Contohnya Tama yang menggunakan kapal milik Horsella untuk pergi ke Onigashima. Dan bukan tidak mungkin jika sosok siluet yang muncul dan membantu Red Scabbards adalah memang Hiyori.

Jadi, berdasarkan penjelasan di atas kesimpulannya adalah Hiyori merupakan sosok yang mewakili burung pegar dalam cerita Momonosuke, dan bukan Marco seperti yang banyak diprediksi. Dan meski pun Hiyori tidak memiliki buah iblis yang berkaitan dengan burung seperti halnya Marco, berbagai petunjuk yang ada memberikan gambaran bahwa Hiyorilah yang merupakan sosok burung pegar dalam cerita Momotaro.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.