Seri manga Dragon Ball Super kembali menghadirkan Vegeta sebuah form baru yang dia gunakan untuk menghadapi Granolah. Vegeta kembali mengejar “ketertinggalannya” dari sosok Goku dalam hal kekuatan. Sebelumnya, seperti yang kita ketahui bahwa Goku mendapatkan sebuah kemampuan baru yaitu Ultra Instinct. Ini adalah sebuah teknik yang digunakan oleh para dewa dan juga Angels.

Saat hendak mempelajari teknik ini, Whis sempat mengatakan kepada Vegeta bahwa dia tidak akan sanggup menguasai teknik ini. Hal tersebut dikarenakan karakter antara Goku dan Vegeta berbeda. Vegeta pun kemudian mempelajari teknik lainnya, seperti Forced Spirit Fission yang dia pelajari di planet Yardrat dalam arc Moro. Terbukti, teknik baru itu sangat dahsyat di mana Moro hampir saja kalah oleh teknik ini setelah kehilangan energi yang dia serap.

Namun, pada akhirnya kemampuan Vegeta tersebut tidak mampu untuk membuat Moro takluk. Pasca arc Moro, keduanya kembali berlatih. Goku sendiri kembali dilatih oleh Whis, untuk mempelajari teknik Ultra Instinct yang lebih tinggi. Vegeta pada awalnya tidak memiliki teknik baru untuk dipelajari dan dia pun tidak ingin mempelajari teknik yang sama dengan Goku, sampai kemudian Lord Beerus mengajari Vegeta salah satu teknik dewa penghancur.

Will Vegeta Achieve The Ultra Instinct Mode In Dragon Ball Super? - Animehunch

Dalam pertarungan melawan Granolah di chapter 75 kemarin, kita pun kemudian diperkenalkan dengan form baru Vegeta tersebut. Namanya adalah Ultra Ego. Kembali, Vegeta menghadirkan sesuatu yang dahsyat, di mana Granolah hampir tidak berdaya menghadapi form baru Vegeta tersebut. Bahkan, Ultra Instinct Goku sendiri tidak mampu untuk menyentuh Granolah.

Sayangnya, tanpa Vegeta sadari beberapa kelemahan yang dimiliki oleh form terbaru itu. Jika Ultra Instinct memiliki tingkatan untuk bisa dikuasai, sehingga Goku memahami apa yang harus dia kerjakan atau kuasai selanjutnya, maka Ultra Ego tidak memiliki hal tersebut. Dalam chapternya, Vegeta menyatakan bahwa teknik tersebut merupakan hasil ciptaanya sendiri.

Artinya Vegeta masih perlu melakukan proses trial and eror sebelum kemudian dia menguasai tekniknya. Dalam prosesnya, Lord Beerus hanya memberikan jalan kepada Vegeta untuk menentukan kekuatan seperti apa yang bisa dia manfaatkan. Dan pada akhirnya Vegeta pun menemukan hal tersebut, di mana dia menggunakan pola pikirnya – yang sangat egois – sebagai kekuatan dalam pertarungan.

Dragon Ball Super, Chapter 75 image 007

Kelemahan lainnya adalah kekuatan Ultra Ego hanya bisa bangkit ketika pertarungan terjadi. Vegeta sendiri yang mengungkapkan bahwa dia harus terkena pukulan lawan untuk membuatnya semakin bersemangat. Dan jika dia bersemangat, maka kemampuan Ultra Ego akan bisa maksimal. Inilah yang sebenarnya menjadi sebuah masalah besar, dan menjadi masalah utama dari form Ultra Ego.

Normalnya, seseorang akan berusaha untuk menghindari serangan yang datang. Namun, Vegeta justru menyambutnya dengan tujuan untuk semakin memperkuat kemampuan Ultra Ego tersebut. Hal ini tentunya akan memiliki dampak buruk bagi penggunanya. Di akhir chapter 75 kita bisa melihat dampak buruk tersebut, di mana Vegeta kelelahan dan yang paling utama adalah kondisi fisiknya melemah setelah terkena pukulan petarung paling hebat di alam raya berkali-kali.

Dragon Ball Super, Chapter 75 image 035

Dengan Vegeta yang bisa melakukan semuanya sendiri, sebenarnya hal tersebut menjadi nilai plus dan bisa menjadi jawaban dari kelemahan tersebut. Seperti yang disebutkan di atas, Vegeta menciptakan teknik Ultra Ego sendiri dengan bantuan dari Lord Beerus. Dan kekalahannya dari Granolah bisa menjadi bahan trial and eror untuk kemudian membuat Vegeta semakin kuat lagi.

Yang lebih penting adalah dari pertarungan melawan Granolah, Vegeta diharapkan bisa mempelajari kelemahannya ini. Vegeta harus mencari cara bagaimana dia bisa meningkatkan kemampuan dan juga daya hancur dari Ultra Ego tanpa harus mengorbankan dirinya sendiri. Jika Vegeta berhasil melakukannya, maka secara tidak langsung hal tersebut akan menjadi jalan bagi Vegeta untuk pada akhirnya unggul dari Goku.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.