Seri My Hero Academia bersetting di sebuah dunia dimana kekuatan super – atau yang biasa disebut Quirk – adalah sesuatu hal yang lumrah atau normal, entah untuk kebaikan ataupun kejahatan. Masing-masing Quirk tentunya memiliki keunikan tersendiri. Dan seperti halnya kekuatan pada umumnya, Quirk pun memiliki tingkatan mulai dari yang paling kuat sampai yang paling lemah.

Namun, terkadang ada juga anak yang tidak beruntung karena tidak memiliki Quirk semenjak dia lahir. Jumlahnya memang tidak banyak, namun sering kali mereka yang tidak memiliki Quirk dianggap sebagai sebuah aib. Bahkan, hal ini sempat membuat Izuku Midoriya alias Deku trauma karena dia mendapat perundungan dari teman-temannya. Namun, disadari atau tidak, sebenarnya ada keuntungan tersendiri bagi mereka yang tidak memiliki Quirk. Apa saja?

Mampu Mewarisi One For All

One For All merupakan Quirk yang sangat ikonik di seri My Hero Academia. Ini merupakan Quirk yang diwariskan oleh All Might kepada Deku, setelah Deku membuktikan bahwa dia memang pantas untuk diwarisi kekuatan tersebut. Namun, Quirk ini sebenarnya memiliki sisi negatif di mana pemilik kekuatannya tidak akan berumur panjang akibat dari kekuatan yang dahsyat.

Tetapi, aturan tersebut tidak berlaku kepada mereka yang tidak memiliki Quirk. Inilah alasan mengapa All Might mampu memiliki Quirk One For All untuk jangka waktu yang lama, ketika pengguna sebelumnya harus tewas di usia mereka yang masih muda. Dengan tidak memiliki Quirk, One For All tidak akan membahayakan penggunanya, karena tidak akan saling bentrok dengan Quirk sebelumnya yang sudah ada di tubuh penggunanya.

Mampu Bergerak di Luar Hukum

Dengan asosiasi pahlawan sangat fokus terhadap Quirks, maka mereka membuat hukum yang mengatur penggunaan Quirk. Seseorang akan mendapatkan hukuman ketika seseorang memiliki Quirk dan kemudian menggunakannya tanpa izin. Quirk tentunya bisa disalahgunakan oleh seseorang, karena itulah ada hukum yang mengaturnya. Tidak jarang aturan ini membuat para pahlawan kebingungan karena mereka tidak memiliki izin.

Di sisi lain, mereka yang tidak memiliki Quirk tidak akan berurusan dengan hukum tersebut. Secara hukum, mereka yang tidak memiliki Quirk bisa mengambil keputusan apa pun – seperti menolong orang atau menyerang penjahat – karena hukumnya sendiri berfokus pada penggunaan Quirk, bukan aksi yang dilakukannya. Contohnya Deku tidak akan bermasalah dengan hukum ketika dia mencoba menolong Bakugo saat insiden desa Sludge. Namun, dia bisa saja berurusan dengan hukum ketika dia menggunakan Quirk di Kamino saat bertarung menghadapi League of Villains.

Tidak Akan Mengalami Modifikasi Tubuh

Masing-masing orang memang memiliki keunikan tersendiri terkait Quirks yang mereka dapatkan. Seperti yang disebutkan di atas, ada yang mendapatkan Quirks yang kuat ada juga yang sebaliknya. Tidak jarang mereka yang memiliki Quirks justru tidak nyaman dengan kemampuan yang mereka miliki. Namun, tidak ada yang bisa mereka lakukan karena itu sudah menjadi bagian dari gen atau diri mereka. Di sisi lain, mereka yang tidak memiliki Quirks tidak akan mengalami hal tersebut. mereka layaknya manusia biasa yang tidak harus beradaptasi dengan kemampuan di dalam diri mereka.

Berbahaya Bagi Keluarga

Ketika seseorang lahir dengan memiliki Quirk di dalam dirinya, tentu hal tersebut akan langsung disambut baik oleh keluarganya. Mereka tentu akan senang dan bahagia bahwa anak mereka menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang memiliki kekuatan. Namun, tidak selamanya hal itu memberikan nilai positif terhadap keluarga.

Terkadang, jika pemilik Quirk masih belum mampu mengendalikan kekuatannya secara sempurna – terlepas dari dewasa atau pun anak-anak – maka mereka bisa membahayakan keluarga atau yang mereka sayangi. Shigaraki pernah tidak sengaja menggunakan Quirk miliknya, Decay, terhadap keluarganya, yang mana hal itu membuat dia harus tewas di tangan All For One. Tanpa memiliki Quirk, seseorang tentu tidak akan mengalami trauma mengerikan seperti itu.

Memiliki Potensi Yang Tiada Akhir

Ketika seseorang memiliki Quirk, artinya mereka harus “terjebak” selamanya dengan Quirks tersebut. Mereka tidak bisa mengutak-atik dari apa yang sudah ada di dalam gen mereka. Dan hal ini bisa dilihat dari beberapa karakter villain di serinya, seperti Himiko Toga. Dengan sosoknya yang sangat senang dengan darah, membuatnya menjadi sosok mengerikan dan orang-orang menganggapnya sebagai sosok penjahat.

Mereka yang memiliki Quirk aneh atau mengerikan mungkin berharap bahwa dia memiliki Quirk lainnya. Namun, tidak ada yang bisa mereka lakukan. Di sisi lain, orang-orang yang tidak memiliki Quirk memiliki beban yang sama, di mana mereka dipandang remeh oleh orang lain yang memiliki Quirk. Tetapi, mereka yang tidak memiliki Quirk setidaknya memiliki kebebasan untuk menjadi apa pun karena tidak harus terjebak dengan apa yang sudah ada.

Bisa Dimanfaatkan Untuk Hal Tertentu

Dalam sebuah dunia di mana mayoritas penduduknya memiliki kemampuan, tidak heran jika kemudian orang-orang tersebut akan memandang remeh mereka yang tidak memiliki Quirk dan menganggap mereka sebagai lemah. Sejak awal serinya, Deku menjadi contoh bagaimana seluruh murid di U.A. menganggap dirinya tidak berguna karena tidak memiliki Quirk.

Bagi seseorang seperti Deku, tentunya hal ini menjadi takdir yang menyakitkan. Tetapi, dengan konsepsi masyarakat tentang orang-orang yang tidak memiliki Quirk, hal tersebut bisa dimanfaatkan untuk sesuatu. Dengan orang-orang meremehkan mereka yang tidak memiliki Quirk, ini bisa menjadi alasan mengapa orang yang tidak memiliki Quirk bisa menjadi musuh berbahaya. Melissa Shield menjadi bukti dari hal ini, di mana tanpa Quirk pun dia bisa menjadi salah satu karakter hebat.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.